4

1.1K 109 4
                                    

Kulihat lelaki itu memejamkan mata dengan dekapan yang masih sangat erat.

"Hemmm"

Kulihat tidak ada pergerakan darinya aku mau membangunkan nya tapi masalah aku tak tahu namanya.

Aduhai dari sekian lama aku disini tetap masih tak tahu namanya.

Dia bahkan telah mencurahkan perasaan nya tapi lucunya aku tak tahu namanya.

Ya kali aku harus panggil dia sayang lagi kan malu.

Emmm aduh aku harus bagaimana nih. Hemm baiklah aku harus mencobanya.

"Sayang bangun" kataku ragu.

Ia tak menunjukan tanda-tanda akan bangun.

"Sayang apa kamu tak bisa mendengar ku?" ujarku sekali lagi.

"Tidurlah aku tahu kamu sangat kelelahan"

Katanya dengan mata tertutup, aduh nih laki kok susah banget dibangunin gak kasihan apa denganku.

"Apa yang menganggumu?"katanya pelan.

"Buka matamu jangan hanya mengumam tak jelas"

"Baik lah ada apa sayangku"

Sahutnya membisik ketelingaku, dasar apa harus mepet-mepet seperti ini.

"Berhenti mengodaku banyak yang ingin kubicarakan"

"Ada apa? Hemm?"

Kuliat dari lirikkanku ia mulai serius akan pembahasan yang ingin aku bicarakan ini.

"Sebelumnya aku ingin bertanya siapa namamu? Itupun jika kamu tak keberatan"

Ujarku menjelaskan karna tak ingin ia marah lagi karena itu sangat mengerikan.

"Aku sangat tak keberatan sayang, tapi kau benar-benar ingin tahu?" sahutnya melembut.

"Iya aku mau tahu, tidak mungkin seorang wanita tak tahu nama kekasihnya sendiri" ucapku lirih memandangnya.

"Kekasih? Siapa yang kau maksud kekasihmu?" katanya menaik turun kan alis diiringi senyum sinis.

Jleb

"Hah?!?"

Malu itu aku rasa , jadi disini hanya aku yang terlalu berharap.

"Jika kamu maksud aku adalah kekasihmu maka kamu sangat salah"

Deg'

"A apa?" sakit ku rasa mendengar perkataannya jadi aku dipemainkan saja?

Mataku terasa mulai perih mungkin sekarang terlihat berkaca-kaca olehnya.

"Ohh sayang jangan menangis aku belum menyelesaikan perkataanku!" jedanya.

"Maksudku kau bukan kekasihku tapi calon istriku" sambungnya cepat.

Sialan, lelaki ini sungguh sangat mempermainkanku.

"Sudahkan lebih baik kau keluar saja aku mau tidur" sahutku memejamkan mata.

"Kau marah?" katanya dengan nada tak percaya.

"Hei" disentuhnya pipi ku mengarahkan kewajahnya karena ku memalingkan wajah.

"Ayolah masa hanya seperti itu kamu langsung marah" rayu mengodaku.

Aku tak mau menghiraukan nya ,rasakan saja memang enak.

Grep

"Auuhh!!! Kau mengigitku" jeritku kesakitan.

Bisa bisanya dia mengigit daguku seakan kekuranggan makanan.

Zaici HuilaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang