35

636 49 14
                                    

Sekarang Lili duduk termenung seorang diri memikirkan isi buku yang baru saja di bacanya semalam membuatnya pusing tujuh keliling.

Demi apapun buku itu tidaklah masuk akal tapi kenapa ia malah merasa bawah itulah kebenaranya seakan ia diwajibkan untuk percaya.

Oke mungkin orang lain bisa berpikiran dia aneh tapi ia teringat mimpinya beberapa bulan lalu sebelum ia menikah dengan Hao.

Mimpi itu teringat samar yang ia ingat hanya kata yang kembali dan kata bahagia saja.

Giok!

Ya giok Lili menatap benda yang melingkar ditangan kirinya itu sejak kapan dia punya benda ini apa kembalinya ia kemasa lampau juga ada hubunganya dengan giok ini pikirnya.

"Giok kembar jiwa?" batin Lili ya pasti ada hubungannya.

Pandanganya beralih kebuku bersampul keemasan itu ia harus mencari tahu lagi.

____________________________________

"Kemana istriku!" tanya Hao dingin pada pengawal yang berjaga di sudut dekat ruang kamarnya.

"Nona ada di taman tuan!"

Tanpa basa basi Hao melangkahkan kakinya kearah taman.

Sebelah alis Hao terangkat melihat istrinya itu sepertinya sedang berpikir keras.

"Sayang!"

Lili menoleh keasal suara yang memanggilnya itu.

"Apa?" jawabnya ketus.

"Ada apa istriku" dengan sabar Hao bertanya tak ingin istrinya itu kembali marah padanya.

"Mau makan"jawab Lili asal.

"Belum makan?" serunya tak percaya ingin marah bagaimana bisa istrinya belum makan sedangkan hari mulai senja.

"Ya belum! Belum makan orang"
Ucapnya lalu tersenyum tipis.

Ya Lili hanya bercanda hanya sedikit kesal saja tadi namun sekarang sudah tak masalah baginya apalagi melihat wajah suami tampannya itu.

Oh Tuhan pikiranya mulai berkelana!

"Apa ini keinginan bayi? Kau ingin makan siapa biar aku siapkan dagingnya!" balas Hao serius.

"Hoek! Hoek!"

"Sial itu menjijikan!" batin Lili.

Demi apapun seketika sekarang Lili merasa ngeri bercampur jijik membayangkan sepotong daging yang akan disajikan suaminya itu.

"istriku!" seru Hao cemas mendekat kearah Lili dan merangkulnya.

"Aku hanya bercanda! Kenapa kau menanggapi dengan serius! Hoek!" mual ya sangat mual Lili mulai tak tahan permen ia membutuhkan hal yang manis sekarang.

"Hoek!"

Hanya mual tapi tak mampu mengeluarkan mutahan dari bibirnya dan ini sangat menyiksa.

"Permen aku mau permen!" ujar Lili merengek.

"Hoek!"

"Permen? Apa itu permen?"

Hao kebingungan karna baru pertama kali ia mendengar kata itu perman ah permen apa itu?

"CEPAT AMBILKAN AKU PERMEM!!" bentaknya menepis tangan Hao yang mengenggam sebelah tangannya mata Lili berkaca-kaca menahan gejolak diperutnya.

"Iya sayang!"

Zaici HuilaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang