Setelah bercerita kisah pertemuan pertama kami Hao membawaku duduk bersandar dalam dekapannya didekat sebuah tebing yang memiliki keindahan alam luar biasa.
Aku masih terdiam karna merasa tak percaya dengan penuturan Hao yang mengatakan aku tidak sadarkan diri dikediamannya lebih dari satu bulan.
Bagaimana tidak, aku merasa tak sadarkan diri saja hanya sehari tapi nyatanya sebulan lebih.
"Sayang"
Panggil Hao kepadaku yang masih tertegun akhirnya tersetak.
"Ya?"
"Apa yang kau pikirkan" tanya Hao.
Lah Hao tidak bisa membaca pikirku? Dengan wajah heran aku memandangnya.
"Ya aku sekarang tak bisa membaca pemikiranmu sejak kau bisa bicara"
Kata Hao menjelaskan pertanyaan yang terpampang jelas dimimik wajahku."Kenapa bisa seperti itu?"
"Entahlah Aku juga tidak mengerti" sahut.
Melihat wajahku yang semakin binggung.
"Tapi jangan senang dulu, aku masih bisa membaca pikiranmu melalui wajah walau tidak sepenuhnya benar"
Ku angguk-anggukkan kepala ku mendengar penjelasan dari Hao.
Oh ya dia bilang giok ? Yang mana yah aku bertanya tanya
"Giok apa?" tanyaku pada Hao.
Seakan langsung mengerti yang ingin aku ketahui.
"Giok hitam lebam yang ada ditangan kiriku dan kamu sayang"
Ujarnya mengangkat tangan kiriku dengan tangan kirinya sejenak."Wah,, cantik sekali tapi sejak kapan aku memilikinya" ucapku penuh tanda tanya. Kan aneh kalau tiba-tiba ada dipergelanggan tangun tanpa sebab.
"Jangan tanya padaku karna aku juga tak tahu, yang aku tahu giok itu sudah kau pakai saat aku melihatnya dan akhirnya aku menyelamatkanmu karna giok itu"
Mendengar penuturannya membuatku bersedih berarti jika giok ini tak ada Hao tidak akan peduli padaku.
"Apa yang kamu pikir tidak sepenuhnya benar, giok itu hanya perantara pertemuan kita"
Benarkah? Aku merenung sedih,
Hao menenangkanku lah kata sudah tak bisa membaca pikiranku tapi ini? Tapi sudahlah."Sayang Kamu mendengar kanku? Kuharap kamu tidak berpikir yang tidak-tidak dan membuatmu tidak percaya padaku"
"Bagaimana aku tak percaya, sedangkan kamu berkata seakan tak peduli padaku" keluhku pada Hao.
Mendengar perkataanku ia mengeratkan pelukkannya dari belakang.
"Sayang jangan begini, kau membuatku jadi serba salah" seruh Hao lirih.
Aku masih berdiam diri memikirkan kebenaran yang terpampang jelas disetiap penuturan Hao.
"Sudah tidak usah kau pikirkan lagi semua hal yang telah lalu itu bila hanya membuatmu sedih" kata Hao mengecup kepalaku.
"Hem baiklah"
Kami akhirnya saling membisu karna tak ada yang ingin di bicarakan lagi.
Pov Lili (Off)
_______________________________________
Di tempat yang berbeda.
"Apa kau sudah memastikan dia tlah mati?" ucap seorang wanita dengan hanfu mewah serta wajah bercadar terlihat samar-samar oleh lawan bicaranya.
"Sudah pasti nona selir kedua"
Kata seorang pria berpakaian serba hitam khas pembunuh bayaran.
"Aku tak mau sampai kau gagal membunuhnya dan berakhir fatal"
Kata wanita yang disebut nona selir kedua.
"Tidak nona" seru pria itu tegas.
"Kalau sampai semua yang kurancang dua bulan ini sejak kepergiannya gagal maka kepalamu akan hilang, camkan itu!!!" ujar selir kedua dengan penuh penekanan.
"Ba baik nona"
"Lalu apa yang kita harus lakukan kepada selir Nung untuk menyingkirkannya"
"Saya memgikuti saran nona"
"Sial kau tidak dapat diandalkan"
Seru selir kedua kesal.Pria itu hanya menunduk mendengar perkataan wanita didepannya itu.
"Sudahlah nanti akan kupikirksn lagi, lebih kau pergi sebelum aku tambah kesal dan membunuhmu" ucap selir kedua dengan oktar suara yang dinaikkan.
"Baik nona"
Lalu pria itupun menghilang begitu saja.
"Tunggu hari kematianmu selir nung" seru selir kedua dengan senyum sinis.
_______________________________________
"Bagaimana apa kau telah menemukan Ling'er" ucap seorang jendral dengan wajah sangat tampan tidak ada seorang pun yang mengingkarinya.
"Maaf jendral belum" ujar seorang prajurit dengan ragu.
"KENAPA KAU SANGAT LAMBAT!!!, bagaimana kalau ia kenapa-napa"
Bentak jendral itu dilanjutkan dengan suara lirih pilu.
Prajurit didepan jendral itu hanya diam tak berkutik apalagi melihat junjungannya dilanda frustasi.
"Cari lagi jangan kembali sebelum mendapatkan apapun"ujarnya jendral datar.
" Baik jendral" sahut prajurit itu dengan suara sedikit bergetar.
Melihat prajuritnya telah pergi jendral yang bernama Xing Che itu menunduk dicakup wajah dengan kedua tangan nya.
"Kau kemana Ling'er"
"Apa kau marah kepadaku? dan akhirnya menghukumku seperti ini?"
Dialog jendral Xing seakan orang yang dimaksud ada dihadapannya.
"Sungguh Ling'er aku tak menghianatimu" ngunamnya lirih.
"Apapun yang kau minta akan kuberi, termasuk jika meminta ku memulangkan selir tapi ku mohon kembalilah"ujar jendral Xing tanpa ia sadari selir Mei berdiri di dekat pintu mendengar penuturan jendral Xing.
"Sampai kapapun jalang itu tidak akan kembali" kata selir Mei membisik hingga hanya dirinya sendiri yang mendengar itu, lalu ia pergi begitu saja.
_______________________________________
Situasi di kediaman jendral Xing yang ada dinasti Huaxia sangat kacau sejak kepergian istri pertama( istri sah) yakni Lingling.
Kabar yang beredar Ling pergi karna dibohongi oleh jendral Xing dan ia mengetahuinya tepat pada malam pertama mereka.
Yang mana selir Nung dan selir Mei mengantarkan arak pengantin dan mengatakan betapa beruntungnya Ling menjadi istri sah sedangkan mereka hanya seorang selir.
Padahal yang Ling tahu jendral Xing adalah seorang lajang dan tidak memiliki selir satupun mendapati kenyataan dan membuat ia merasa tersakiti Ling pergi keluar kamar begitu saja.
Begitulah penuturan selir Mei akan kesaksiannya saat dimintai keterangan.
Sedang kan selir Nung hanya diam tanpa membanta saat ditanyai akan kebenaran dari penuturan selir Mei.
Jendral Xing saat mengetahui kejadian tersebut sangat murka dan menyalahkan kedua selir nya yakni selir Mei dan selir Nung.
Namun semua telah terlanjur Ling telah pergi membawa kenyataan akan kebohongan dari sang pujaan hati yang selalu di agung agungkan itu.
Keadaan itu membuat jendral Xing yang tadinya adalah seorang yang sangat ramah tamah menjadi sangat dingin dan acuh.
Dan kedua selir yang ada di kediaman jendral itupun seakan dianggab tak ada oleh jendral Xing.
_______________________________________
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zaici Huilai
FantasyJia Li atau di sapa Lili gadis indonesia pencinta novel fantasi , ada saja cerita yang di bacanya tanpa rasa bosan. Lili bisa di bilang ia gadis yang pemalu tapi di balik itu semua tidak ada yang tahu apa saja yang dipikirkannya saat melihat pria t...