18

412 48 1
                                    

Pov'lili (On)

Aku cuma berdiam diri setelah kedatangan Hao tiba tiba dan langsung memasukanku ke ruang rahasia ini kupikir dizaman ini belum ada kaya ruangan beginian tapi ternyata sudah ada toh.

Jujur aku senang saat melihat Hao tadi tapi karna dengan tiba-tiba dia masukan aku kesini aku berencana untuk ngamek pokoknya titik.

Aku tuh bosan dikamar sendirian ehh sekarang malam diginikan, kan aku makin kesal.
emang dizaman ini ada kursi roda gak yah.

Semoga saja ada aku sangat suntuk bila dikamar sedangkan bila meminta orang lain untuk mengankatku kecuali Hao aku tidak nyaman.

Astagah kemana sih kok lama banget ada hampir 2 jam kira kira aku disini lihat saja apa yang bakal kulakuin sebagai pembalasan.

Sudah ditambah lagi hampir sebulan sudah dia seperti menyembunyikan sesuatu tapi tak pernah aku memaksa tuk berkata jujur dan ternyata kesabaranku selama ini tidak membawakan hasil.

Oke secara ayo pikirkan apa yang harus dilakukan terlebih dahulu.

Pertama harus buat ceritanya nya dulu, emm apa yah.

Aha!

Aku ada ide kalau aku ngambek diam aja pasti dia juga ikutan diam jadi dari pengamatanku Hao kan gak suka tuh lihat aku nangis kaya dulu jadi aku harus nangis kejer.

Tapi gimana aku bisa nangis yah emmm berpikir berpikir, oke aku harus membanyangkan cerita sedih pasti ngampang.

Tik'tok'tik'tok

Aduh kok dah lama belum juga nangis sih cuma perih doang nih mata.

Apa harus ku cubit yah pahaku kan biasanya kalau dicubit Mama bawaanya jadi sedih dan akhirnya nangis.

Nah kan jadi kok aku jadi sedih sih huhu (~-~) orang rumah apa kabarnya aku kangen banget.

Ku dengar ada suara datang itu pasti Hao oke akting dimulai.

Klek

Pintu rahasia itu terbuka Hao terlihat
Mulai masuk.

"Sayang" suara Hao terdengar gimana gitu, tangannya mengenggam tanganku mencoba mengendong dan aku hanya pasrah saja tak melawan tapi berusaha keras untuk mengabaikan.

Dan dia dikancangin kok biasa aja ih tambah kesel aku, sampai ditempat tidur Hao langsung mendudukkanku ditepi dan menatapku.

Oke mulai!!

Dengan menyemangati diri sendiri aku mulai beraksi membayangkan orang orang dizamanku karna hanya itu yang membuatku menangis sekarang.

"Sayang matamu kenapa?"

Asli pengen aku lempar sendal masa mataku yang mulai berkaca-kaca ini dia gak ngerti kalau aku mau nangis.

Hiks

Aku mulai mengeluarkan isakan tangis biar aja dia kalang kabut pedulikah aku hehe.

"Hei sayang" di cakupnya wajahku dengan kedua tanganya mengarahkannya agar kami berhadapan.

"Kamu jahat, hiks" lirihku disela sela isak tangisku.

"Aku salah?? Kenapa?  coba bilang dimana salahnya aku" dia mencoba untuk membujukku bukannya menjawab aku malah makin nangis

"huwahh hiks"

Pusing pusing deh kamu biar aja pokoknya aku mau nangis sejadi-jadinya biar aja di kebingungan sediri siapa suruh giniin aku haha durhakanya aku jadi istri gak papalah sesekali.

Zaici HuilaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang