Semua terpaku, tidak ada yang bisa menjelaskan apa yang mereka rasakan sekarang ini. Mereka bahkan tidak mengerti harus mengatakan apa. Semuanya terjadi begitu cepat. Beberapa menit lalu Xander terluka parah, lalu dia bangkit tiba-tiba dan sekarang dia memakai Angel Wings. Semua terjadi begitu cepat membuat mereka bingung.
"The Chosen People.. dia yang terpilih." Gumam Alexa pelan tetapi masih bisa didengar Veryo, "Kakak..." Veryo menatap Alexa lekat.
Xander tiba-tiba saja meringis. Membuat semua tersadar dari lamunan mereka. Alexa melihat luka Xander seperti mengeluarkan sesuatu. Seperti aura kegelapan yang menyakitkan. Tetapi sedetik kemudian aura itu berubah kembali menjadi aura dingin yang menusuk, aura itu terus berubah-ubah seolah-olah menyayat jiwa Xander perlahan-lahan.
"Veryo kau melihatnya?" tanya Alexa membuat Veryo terkejut, sedetik lalu Alexa masih orang yang lemas dan pucat pasi. Tetapi sekarang dia sudah kembali seperti biasa.
Veryo mengangguk, "Aku melihatnya kak, tapi aura itu..." Alexa mengangguk seperti tahu maksud dari perkataan Veryo, "Itu aura Wings, mereka memaksa tubuh Xander untuk menerima kekuatan mereka sekaligus. Itu sebabnya Xander meringis kesakitan." Alexa menatap sayapnya yang terlihat memudar. Dia terlalu lama memakai sayapnya sebentar lagi sayapnya akan menghilang. Sial lagi-lagi tidak ada yang bisa dia lakukan.
Whhuss!
Sesuatu seperti melewati mereka dengan sangat cepat, membuat mereka sontak menoleh kearah sesuatu itu dan pada akhirnya menatap Xander. Sesuatu mengeluarkan aura yang menangkan dan terus mengelilingi Xander. Sosok yang terbang dengan cepat itu berputar disekitar Xander, membuat ringisan dan rintihan Xander berangsur-angsur menghilang. Setelah satu menit berlalu sesuatu itu akhirnya berhenti mengelilingi Xander dan membuat semua cukup terkejut. Itu adalah Griffin.
"Maafkan atas keterlambatan ku ini Tuan ku." Griffin itu berbicara. Xander menatapnya dengan senyuman, "Aku sudah menunggu mu, Partner ku." Griffin itu menundukkan kepalanya, "Mulai hari ini nama mu adalah Garet.." Xander menyentuh kepala griffin tersebut, seketika bulu dan sayap griffin tersebut berubah. Jika umumnya Grifin berwarna Emas kecoklatan. Saat ini Griffin itu berubah warna menjadi biru.
Xander menatap Chalice yang meneteskan air mata, "Tuan ku. Sepertinya ada ilusi yang mengikatnya. Auranya benar-benar berantakan." Xander melebarkan Angel Wings nya, "Ada yang menjebaknya dalam dimensi ilusi, kita harus melukainya hingga rasa sakit membangunkannya atau masuk kedalam ilusinya juga," xander menghela nafas sebentar, "Dimana yang lain? Bagaimana pun kita butuh Immortal Animal Chaliceuntuk menyelamatkannya.." Sambungnya lagi sambil menatap Griffin nya.
"Mereka akan menyusul, bersama yang mulia Ratu." Xander mengangguk paham. Dia menatap Perisai pelindung yang masih menyelimuti Milainosie Palace. Kemudian menatap Juna yang terlihat sangat gelisah, "Jangan khawatir Juna!" Juna sontak langsung menatap Xander dengan tatapan terkejut, "Dia akan datang sebentar lagi.."
Juna yang terkejut dengan maksud dari perkataan Xander hanya bisa terdiam. Bagaimana bisa kakaknya itu tahu? Sementara itu Devano menatap adiknya dengan tatapan menyelidik, "Ada sesuatu yang Juna dan Kakak sembunyikan."
Xander dan Garet menghampiri Chalice yang masih diam dengan air mata yang menghiasi wajahnya. Dalam hati dia mengutuk dirinya sendiri, karena akan melakukan ini. Setelah ini, dia siap menerima hukuman apapun yang akan orang tuanya berikan, juga amarah yang akan adik-adiknya lontarkan kepadanya.
Sebilah pedang muncul dilengan kiri Xander. Semua terdiam, dalam pikiran mereka tahu apa yang akan terjadi. Tetapi mereka menolak untuk percaya, tidak mungkin Xander melakukan ini bukan? Itu adiknya sendiri!
Xander menarik Chalice kedalam dekapannya. Pedangnya mengarah pada bahu kiri belakang Chalice, semua berseru tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.
![](https://img.wattpad.com/cover/150612090-288-k315959.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Wings And The Destiny
FantasyKehidupan ku yang sempurna musnah seketika saat aku diberitahukan kebenaran ini oleh Ayahku! Kebenaran bahwa sebenarnya hidupku tidak akan senang seperti biasanya lagi. Tidak akan tenang dan damai seperti dulu lagi! Tidak akan sempurna seperti dulu...