"AAAAAA!!" Cordelia menjerit melihat tongkat hitam yang menembus perut Kazuto.
Prang!!
Pedang Kazuto terjatuh. Semua pertarungan terhenti. Garet yang sedaritadi mengawasi Vanessa atas perintah Xander, kini mematung kaget. Rukil yang mencoba bangkit setelah tertimpa reruntuhan akibat dilempar oleh Cordelia pun turut menghentikan aksinya melihat Vanessa. Dia tidak terkejut Vanessa sanggup melakukan hal itu, dia hanya terkejut karena waktunya sudah semakin dekat.
Cordelia menatap Vanessa yang memandang Kazuto dengan air mata yang berlinang sementara bibirnya tetap tersenyum. Apa maksud dari tatapan itu!? Apa wanita itu sadar apa yang telah dia lakukan? Dia menyerang pria yang berstatus suaminya sendiri!?
"K-kau g-gila! Kau gila! Kau gila VIDYA AIROLINE!!" Cordelia langsung menarik tubuh Kazuto agar lepas dari tongkat hitam yang menancap pada tubuhnya.
Darah Kazuto terus mengalir, membuat Cordelia semakin panik. Dia mencoba menggunakan kemampuan penyembuhan dengan energi hitam yang dimilikinya agar luka Kazuto segera menutup. Tetapi tubuhnya seolah-olah menolak energi Cordelia. Tidak kehabisan akal, Cordelia langsung merobek kain jubahnya dan membalut lukanya sambil menekan lukanya agar darah Kazuto tidak semakin banyak yang keluar.
"Bertahanlah Kazuto! Bertahanlah! KU MOHON SETELAH SEMUA YANG AKU LALUI JANGAN TINGGALKAN AKU KARENA WANITA ITU!!" Jerit histeris Cordelia.
Dari atas, Alphonse menatap jengkel Cordelia, "Cih! Dasar wanita obsessive tidak berguna!" Decaknya kesal. Pria bernetra kemerahan itu menatap Xander yang terdiam tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
Senyuman licik menghiasi wajahnya, "Yah, setidaknya dia berhasil membuat Vanessa terlihat sekarat. Sekarang aku hanya harus melakukan sisanya," Alphonse kembali mengeratkan pegangannya pada pedang hitam yang ada ditangan kirinya.
"Pertempuran kita belum selesai! Keponakan ku yang manis!" Ucap Alphonse sambil kembali melayangkan serangan pada Xander dengan cepat. Tanpa bisa menghindar dari serangan cepat Alphonse, Xander terbanting jauh dengan luka sayatan besar menghiasi dengan kirinya.
Xander meringis merasakan sakit di lengan kirinya. Dia menatap sosok yang masih pamannya itu sedang mendekatinya. Dengan cepat dia menganti sayapnya dengan Angel Wings dan melesat keatas dengan cepat mengindari serangan Alphonse.
Garet yang sebelumnya hendak membantu Vanessa teralihkan karena Xander yang terlempar jauh dan juga terluka. Dengan berat hari dia meninggalkan Vanessa dengan luka tusukan besar di perutnya, dan menuju tuannya. Rukil pun dengan segera bangkit sambil memaksakan diri dan menghampiri Vanessa.
Vanessa tersenyum sambil menatap Kazuto, air matanya terus mengalir, kakinya yang lemas tidak kuat lagi menahan tubuhnya dan tumbang. Mata Vanessa tertutup. Rukil menghampiri Vanessa dan mengangkat majikannya itu dengan ekornya. Vanessa memang menyerang Kazuto dengan tongkat hitam dari energi Demon Wings.
Tetapi sebenarnya hal itu adalah aksi bunuh diri. Karena menyerang seseorang yang sudah kau tandai dengan Demon Wings itu artinya kau menyerang dirimu sendiri. Menandai seseorang dengan Demon Wings artinya kau harus menghindari orang itu, dan jika kau menyerangnya, maka luka yang sama akan muncul di tubuhmu.
Kesadaran Vanessa mulai menghilang secara perlahan.
"Vanessa! Vanessa! Hei Tuan Putri bodoh bangun! Kau masih belum bisa meninggalkan semuanya seperti ini! Chalice akan mengamuk jika kau tidak menyegel kekuatannya! Dan Juna akan kehilangan kendali jika kau tidak menenangkannya! Hei! Kau pikir apa yang akan si kembar lakukan jika tau kau seperti ini!?" Rukil terus mencoba mengembalikan kesadaran Vanessa.
Mata wanita itu kembali terbuka, "D-diamlah Rubah b-bodoh! Kau tidak p-perlu me-lakukan drama! I-itu men-jijikan!" Disaat sekarat pun dia masih sempat memakinya seperti ini? Benar-benar Vanessa sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Wings And The Destiny
FantasiKehidupan ku yang sempurna musnah seketika saat aku diberitahukan kebenaran ini oleh Ayahku! Kebenaran bahwa sebenarnya hidupku tidak akan senang seperti biasanya lagi. Tidak akan tenang dan damai seperti dulu lagi! Tidak akan sempurna seperti dulu...