Empat Tahun Kemudian.
Kesedihan yang menyelimuti Whilens perlahan mulai berlalu. Disuatu malam, Kazuto mengutus para prajurit untuk membangunkan penduduk ibukota dan mengumpulkan mereka secara diam-diam ke istana. Semua ini dilakukan untuk mengumumkan kondisi Ratu mereka Vidya Airoline Whilens. Kazuto menjelaskan bahwa mereka tidak perlu berduka atau sedih atas kepergian Ratu mereka, karena Vanessa masih hidup.
Kata-kata Raja mereka sempat membuat Rakyat dan para bangsawan khawatir jika raja mereka mulai tidak waras karena kepergian Ratu. Tetapi Kazuto memberikan alasan yang membuat semua terdiam. Pertemuan mengejutkan malam itu akan menjadi rahasia Whilens dan penduduk ibukota selamanya.
Tidak mudah bagi Xander untuk bangkit dari rasa bersalahnya. Trauma nya melihat momen berdarah itu. Dan Bayang-bayang akan dirinya yang menggila dan menyiksa Alphonse juga Cordelia masih menghantuinya selama beberapa bulan setelah kejadian itu.
Tetapi lambat laun kesedihan yang menusuk hatinya hingga membuatnya merasa ingin mati itu secara perlahan di obati oleh mereka sekeluarga. Yang baru menyadari beratnya menjadi Xander selama ini. Baik Alexa, Devano, Veryo, Juna, maupun Chalice, merasa beruntung karena memiliki Kakak seperti Xander. Yang dapat menjadi perisai untuk mereka. Dan sekarang waktunya mereka yang menjadi perisai untuk Xander.
Pagi ini seluruh pelayan di istana berlarian kesana-kemari. Sejak satu bulan yang lalu, seluruh istana Whilens sudah sibuk menyiapkan pesta ulang tahun Xander dan Alexa yang menginjak 19 Tahun.
Keseharian mereka mulai kembali seperti biasa. Chalice yang mulai berhenti tidur berjalan juga Alexa yang sembuh dari Gangguan Kecemasan nya, lalu Devano dan Veryo yang perlahan mulai bisa mengendalikan emosi mereka kembali. Perlahan mereka mulai sembuh dari rasa sedih dan bersalah mereka masing-masing. Hingga semua rasanya seperti kembali normal.
Hari-hari mereka mulai di warnai dengan berisiknya para pelayan istana tuan putri yang mencari-cari Chalice yang nakalnya semakin parah setelah membangkitkan Angel Wings. Dia semakin mudah untuk kabur dari pelayan dan prajurit yang mencarinya untuk kelas. Karena dia dibantu dengan sayapnya itu yang sudah mulai dia kuasai.
Dan sejak dua tahun yang lalu mereka sudah mengirim Xander dan Alexa untuk pergi ke Milainosie Academy. Dimana sebelumnya mereka telah berjanji akan menjadi murid di sekolah itu kepada bunda mereka. Tentu saja mereka tidak melakukannya tanpa pengawasan. Kazuto awalnya sudah meminta kepada mereka untuk menundahnya lagi sampai tahun depan mengingat kondisi keduanya baru saja stabil. Tetapi keduanya menolak dan berjanji akan saling melindungi selama disana. Kazuto yang khawatir pun hanya bisa mengutus seorang assassin untuk mengawasi keduanya.
Tapi tanpa di duga kedua putra kembarnya Devano dan Veryo juga menyusul kakak-kakak mereka tahun berikutnya. Menyisakan Juna, Chalice dan Dirinya di istana.
Kazuto menatap keluar jendela, melihat betapa sibuknya istana pagi ini. Pelayan dan pengawal yang masih saja sibuk mencari-cari Putri Bungsu nya itu masih saja berlarian kesana kemari. Membuat keributan di istana semakin menjadi-jadi.
Kazuto menghela nafas tidak habis pikir, "Lice bukankah ini sudah saatnya kau menemui mereka? Apa kau tidak kasihan pada Nanny mu yang sudah kebingungan mencarimu sejak pagi?" Lice tidak mempedulikan ucapan ayahnya dan terus saja menatap sosok ibundanya yang sedang tertidur didalam sebuah Box yang terbuat dari energi sihir.
"Masih ada banyak waktu sebelum Jamuannya dimulai ayah, untuk apa aku berdandan dari pagi? Menahan senyum itu sulit ayah." Jawab gadis yang sudah beranjak remaja itu sambil terus memukul-mukul pelan box energi itu.
"Bukankah itu memang tugas mu sebagai tuan putri? Tidak bisakah kau bersikap anggun seharian?" Kazuto menghampiri putrinya yang sikapnya itu benar-benar duplikat dari ibunya, Kazuto rasanya sampai tidak perlu rindu dengan kehadiran Vanessa karena putri bungsunya ini benar-benar mirip dengan ibunya. Dari Fisik hingga sifat.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Wings And The Destiny
FantasyKehidupan ku yang sempurna musnah seketika saat aku diberitahukan kebenaran ini oleh Ayahku! Kebenaran bahwa sebenarnya hidupku tidak akan senang seperti biasanya lagi. Tidak akan tenang dan damai seperti dulu lagi! Tidak akan sempurna seperti dulu...