About El-Juna*3

838 62 0
                                    

Maapkan lah Author kalian ini yang sangat jarang update, aku engga ngerti lagi kenapa tugas aku makin banyak tiap harinya T-T

Semoga kalian engga bosen ya nunggu updatean aku yang lama...

Sekali lagi maap ya readers semua> <

***

FLASHBACK.

1 Tahun Yang Lalu.

Malam itu, petir berteriak dilangit, Angin berhembus kencang membuat siapa saja mungkin akan terbang jika tidak bisa menahan tubuhnya.

Tiba-tiba saja tepat pada saat itu terdengar suara ledakan yang membuat Vanessa dan Kazuto yang sedang tidur terbangun kaget.

Mereka langsung saja berlari menuju pusat suara ledakan. Betapa terkejutnya mereka saat melihat ke empat anaknya sedang mengikat Juna yang terlihat Lepas kendali dengan kekuatan sayap mereka.

"Berarti, Juna Demon Wings.." Seru Vanessa sambil menatap anaknya itu tidak percaya.

"A-ayah! Juna tiba-tiba saja mengamuk dan menciptakan ledakan kecil, aku tidak mengerti apa yang terjadi.." Xander menahan tali dari kekuatan sayapnya.

"Lepaskan! Itu hanya akan membuat Juna semakin mengamuk.." Kazuto memerintahkan keempat anaknya untuk melepaskan tali yang mengikat Juna.

Xander, Alexa, Devano, dan Veryo melepaskan tali mereka. Vanessa maju untuk mendekati Juna, tetapi Kazuto menahannya.

"Kau yakin? Kau bisa sakit jika terus melakukan ini kepada anak-anak kita? Tidak kah kita harus membiarkan mereka mengendalikan ini sendiri.." Kazuto khawatir pada kondisi tubuh Vanessa yang sudah mulai lemah.

Vanessa menggeleng, "Demon Wings berbeda dari sayap lainnya, sayap ini bisa mengambil alih tubuh orang yang tidak bisa mengendalikannya.."

Vanessa memunculkan Angel Wings. Dia memeluk Juna yang berteriak kesakitan. Seketika itu juga cahaya hangat menyelimuti Juna. Juna berhenti berteriak.

"Juna apapun yang terjadi kau lebih kuat dari sayap itu, ingat kau tidak pernah sendiri.."

Setelah kejadian itu Juna beberapa kali lepas kendali saat emosinya tidak terkontrol. Vanessa dan Kazuto memutuskan untuk melarang Juna mendekati saudara-saudara nya di saat-saat tertentu dan membuat Juna jadi jarang keluar dari kamar karena takut menyakiti saudara-saudara nya terlebih lagi Chalice.

***

Devano dan Veryo berlari menuju ruang dansa mencari kakak tertua mereka.

Mereka harus segera menemui Xander dan Alexa, Juna menghilang dari kamarnya.

"Kakak!" Sentak Keduanya sambil membuka pintu ruangan.

Mereka terkejut karena tidak ada siapapun didalam ruangan itu kecuali seorang pelayan yang sedang membersihkan ruangan. Pelayan itu juga kaget mendengar suara Devano dan Veryo.

"Pangeran mencari sesuatu?" Ucap Pelayan tersebut dengan wajah kagetnya.

"Dimana Kak Xander dan Kak Alexa?" Tanya Devano dengan terburu-buru.

"Pangeran Mahkota dan Putri Alexa tadi membatalkan kelas, katanya mereka ingin menemani Pangeran Juna.." Ucap sang pelayan membuat Devano dan Veryo menghela nafas lega.

Mereka meninggalkan ruang dansa dan pergi mencari kakak mereka. Sambil pergi mencari Xander dan Alexa mereka tiba-tiba terpikirkan sesuatu. Sesuatu yang mereka lupakan sejak awal melihat Kamar Juna terbuka.

"Ngomong-ngomong, seharian ini aku belum melihat Alice?"

"Bukan kah dia bersama ayah?"

"Tetapi ayah dan bunda sekarang sedang berkeliling kerajaan bukan?"

Mereka seketika itu juga kembali panik. Kakak kembar mereka sedang menjaga adik mereka yang sangat berbahaya jika dibiarkan sendiri. Sementara adik bungsu mereka menghilang entah kemana.

"Kau ke barat aku ke timur.." Devano langsung memberi instruksi kepada Veryo mereka membagi tugas untuk mencari Chalice. Chalice berkeliaran di istana tanpa penjagaan sama saja dengan kehancuran.

***

"Jadi? Juna keluar dari kamar karena ayah dan bunda sedang tidak ada di istana?" Xander bertanya kepada adiknya yang sedang berjalan disamping Alexa.

Juna hanya menggeleng menjawab Xander.

"Aku bosan dikamar terus, aku ingin jalan-jalan.." Juna menjawab dengan nada datar.

Jika kalian pikir Juna adalah anak yang polos kalian salah, Juna adalah anak yang realistis, dan Cinta keluarga. Juna lebih menyayangi keluarganya dari apapun, hal ini juga yang membuat Juna terpaksa mengurung diri di kamar. Ada sebuah alasan yang membuat dia harus menjauh dari keluarganya.

"Juna kau ingin ke mana?" Alexa menatap sang adik yang berjalan disampingnya.

"Aku hanya ingin berjalan-jalan sebentar, kakak sebenarnya tidak perlu menemani aku. Maaf juga aku tadi bicara melantur..." Juna menundukkan kepalanya. Sebelumnya dia berbicara melantur kepada Xander dan Alexa.

Flashback.

"Kak Xander, ajari aku cara mengendalikan sayap kita.."

Xander dan Alexa terdiam mendengar ucapan sang adik. Juna sudah tahu kalau mereka juga memiliki sayap dan ini tidak bagus, tidak bagus untuk pikiran dan emosinya.

Alexa melihat ada yang aneh pada sorot mata Juna. Tanpa ragu dia mengeluarkan sayapnya dan menepuk bahu sang adik.

"Juna?"

Seketika itu tubuh Juna bergetar cepat seperti baru tersadar dari sebuah hipnotis.

"Kakak? Maaf apa aku bicara melantur lagi?" Juna kaget melihat sosok kakak kembarnya disampingnya.

Xander menghela nafas lega berarti Juna memang dikendalikan tadi. Dikendalikan oleh sayapnya. Demon Wings memang tergolong sulit untuk di kendalikan, bahkan saat dulu Vanessa baru mendapatkan Demon Wings sayap ini sedikit sulit untuk di. Kendalikan.

Xander tak tahu lagi harus bicara apa. Alexa sedari tadi hanya memperhatikan tanpa memiliki keinginan untuk membantunya sama sekali.

"Kakak, boleh aku berkeliling istana sebentar? Sudah lama aku tidak jalan jalan.." Xander dan Alexa tertegun dengan pertanyaan adik mereka itu. Mereka sendiri juga merasakan rasanya diam di dalam sebuah ruangan tanpa ingin keluar karena takut menyakiti orang-orang di sekitar mereka.

"Tentu, tetapi kita harus kembali ke kamar saat bunda dan ayah kembali oke.."

***

Xander menatap Juna yang sepertinya terlihat senang berjalan-jalan di istana bersama Alexa dan dirinya. Melihat Juna membuat Xander tersenyum tipis. Sudah lama sejak terakhir kalinya dia melihat Juna tersenyum, rasanya sangat damai.

"Juna, apa kau mau bertemu dengan Alice? Sudah lama kalian tidak berbicara bukan?" Pertanyaan Xander membuat Alexa dan Juna sendiri tampak kaget.

"X-xander! Kau serius?"

*
*
*
*
*
*

Bersambung..



A Wings And The DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang