"Selamat Datang di Milainosie Palace." Ucap Seorang pria yang muncul dari dalam istana.
Vanessa melesat mendekati pria itu dan memeluknya, "Kakak!" Vanessa langsung memeluk pria yang ternyata adalah Shiro. "Hei! Dimana sikap anggun mu?" Ucap Shiro sambil membalas pelukan sang adik.
Kazuto hanya menggelengkan kepalanya menatap kelakuan sang istri yang masih kekanak-kanakan. Ia mewajari hal itu karena dimasa lalu Vanessa bahkan tidak bisa menikmati masa remaja nya seperti remaja lainnya. Tiba-tiba ia teringat sesuatu dan menatap anak-anaknya yang terdiam diatas kuda mereka. Tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.
Kazuto mendekati anak-anaknya, "Kalian kaget? Itu wajar karena bunda kalian biasanya kalian hanya melihat sikap anggun-nya saja. Tetapi biasakan diri kalian mulai sekarang, karena kalian akan sering melihat ini.." Ucap Kazuto sambil menurunkan Chalice dari kudanya. Mereka mendekati Vanessa dan Shiro.
Ke enam anak Vanessa dan Kazuto memberi hormat pada Shiro. Tetapi belum juga mereka membungkuk Shiro langsung mencegah mereka, "Eits! Disini tidak boleh ada formalitas. Disini kita santai oke.." Ucap Shiro sambil menepuk bahu Kazuto.
"Wajar mereka tidak tahu kak, mereka baru pertama kalinya datang ke Milainosie Palace, mereka belum tahu peraturan aneh disini.." Ucap Kazuto sambil melipat tangannya di dada. Sebenarnya bukan hanya anak Vanessa dan Kazuto saja yang baru pertama kali datang ke Milainosie Palace. Tetapi anak-anak Raja dan Ratu yang lain juga belum pernah diajak kemari.
Seseorang tiba-tiba muncul kembali dari dalam istana sambil melambaikan tangannya pada mereka, "Hei kalian sedang apa disini? Semua menunggu kalian di taman.." Suara itu membuat Vanessa sontak menoleh sambil melipat tangannya.
"Ku kira kau akan terlambat lagi Kak Kuro." Ucap Vanessa dengan nada sedikit mengejek. Kuro langsung jengkel ketika adiknya itu mengejeknya hanya karena setiap mereka kemari Kuro selalu datang terlambat, "Hei bodoh kau juga terlambat hari ini!" Sentak Kuro.
"Hei jangan saling mengejek kalau sama-sama bodoh.." Kazuto mencoba melerai Vanessa dan Kuro yang setiap bertemu tidak pernah bisa akur. Walaupun dalam pertemuan formal mereka selalu terlihat kalem dan santai. Tetapi jika kalian perhatikan mereka selalu mencari kesempatan untuk saling mengejek.
"Aku tidak tau kalau bunda dan paman kuro bisa seperti itu, bahkan ayah dan paman shiro juga.." Bisik Devano pada Xander membuat kakak pertama nya itu langsung terkekeh.
"Papa!" Seorang anak perempuan tiba-tiba berlari dan mendekati Kuro.
"Rene!" Seru Chalice langsung mendekati Putri bungsu Kuro dan memeluknya. "Kak Chalice lama! Kita sudah lama nunggu disini.." Ucap Catherine sambil membalas pelukan Chalice. Vanessa dan Kuro hanya tersenyum melihat keduanya.
"Lihat anak kalian sangat akur, sementara kalian tidak pernah akur." Ucapan Shiro membuat kedua adiknya itu sontak diam. Kazuto hanya bisa menahan tawa melihat istri dan juga sahabatnya itu di marahi oleh kakak iparnya.
***
Semua sedang berkumpul di taman istana. Mereka akan makan siang di taman. Jarang-jarang mereka bisa berkumpul seperti ini, jadi ketika sedang berkumpul seperti ini mereka harus memanfaatkan kesempatan untuk melakukan hal-hal seperti ini.
Di istana ini tidak ada pelayan dan juga dayang. Ini adalah salah satu peraturan yang berlaku di istana ini. Mereka harus mandiri di sini jadi sekarang pun mereka sedang menyiapkan makan siang bersama. Para pria menyiapkan meja dan piring, para wanita memasak. Sementara anak-anak bermain.
Xander sedang duduk di bawah pohon sambil memperhatikan adik-adiknya. Alexa sedang mengobrol dengan Yukina di dekat kolam air mancur. Juna dan Carlos juga sedang mengobrol. Chalice sedang menemani sikembar Ellea dan Elena bermain. Devano dan Veryo sedang bercanda dengan Edgar. Dia tersenyum memperhatikan semua itu, entah kenapa rasanya sangat senang melihat semuanya damai seperti ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Wings And The Destiny
FantasyKehidupan ku yang sempurna musnah seketika saat aku diberitahukan kebenaran ini oleh Ayahku! Kebenaran bahwa sebenarnya hidupku tidak akan senang seperti biasanya lagi. Tidak akan tenang dan damai seperti dulu lagi! Tidak akan sempurna seperti dulu...