Alexa bisa melihat kalau Xander gelap mata. Tatapan penuh amarah yang tidak pernah dia lihat sebelumnya dari kembarannya itu, kini terlihat menakutkan. Sungguh ini pertama kalinya dia melihat Xander seperti ini. Xander yang biasanya terlihat tenang dan sangat perhatian, kini terlihat sangat marah seperti siap akan membunuh siapa saja.
"X-xander?" Alexa tidak percaya dengan apa yang dia lihat ini. Sungguh Xander yang saat ini ada dihadapannya terlihat menakutkan dimatanya.
"Lepaskan Alexa!" sentak Xander pada pria berjubah itu. Pria itu tersenyum licik mendengar ucapan Xander. Dia tidak menanggapi ucapan lelaki itu dan malah melepaskan tali yang mengikat Alexa pada pohon.
Xander menurunkan pedangnya ketika melihat hal itu. Pria berjubah itu tiba-tiba saja mendekap Alexa dan menarik gadis itu kedekat jurang. Xander tersentak kaget melihat hal itu. Pria dihadapannya ini benar-benar akan membuat amarahnya naik. Apa lagi yang direncanakan oleh pria tidak waras ini? Pikir Xander.
"Kau pikir aku akan melepaskannya setelah bersusah payah meracuni dan menculiknya?" Pria itu tertawa licik, "jangan pikir ini akan mudah, Pangeran Mahkota Alexander Whilens." Xander mengeratkan pegangannya pada gagang pedangnya. Amarahnya memuncak. Dia tidak bisa lagi menahan ini! Pria ini yang meracuni adik kembarnya dan juga menculik kembarannya yang masih tidak berdaya karena racun tersebut.
Xander hendak menyerang pria tersebut tetapi pria itu mengeratkan cekikkan dileher Alexa, membuat gadis itu memekik kaget dan Xander terhenti seketika, "Sekali kau maju, aku akan jatuhkan dia." ucap Pria itu. Xander mengeram kesal, membuat Pria itu tertawa. Bocah berusia 11 Tahun dihadapannya ini benar-benar membuatnya sangat bersemangat.
Xander menatap Alexa yang menatap dirinya dengan tatapan kaget. Tatapan yang membuat Xander kebingungan. Dia tahu Alexa bukan gadis yang mudah takut, bahkan jika diterkam ataupun disekap seperti ini. Tapi tatapan Alexa yang menatapnya dengan tatapan kaget membuatnya bingung. Alexa tidak pernah menatapnya seperti itu, apa kembarannya itu kaget karena dia bisa menemukannya atau karena hal lain.
"Apa yang kau inginkan sebenarnya!?" seru Xander pada pria itu.
Pria berjubah itu tersenyum licik. Ia berjalan mundur hingga diujung jurang. Xander kebingungan dan panik. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan, dia benar-benar bingung dan marah.
"Yang aku inginkan?" ucap pria itu mengulangi ucapan Xander. Tangan kiri Pria itu mengusap wajah Alexa, membuat Xander semakin geram dengan sikap menyebalkan pria ini.
Pria itu menatap Xander seraya menghentikan usapannya pada wajah Alexa, "Kebangkitan kalian." seru pria tersebut kemudian menjatuhkan Alexa ke jurang.
"AREANA!!!!!"
Xander tanpa pikir panjang langsung ikut melompat dari atas jurang. Alexa terkejut karena dia benar-benar dijatuhkan oleh penculik itu dan karena Xander memanggilnya Areana. Xander tidak pernah memanggil nya seperti itu. Dan kenapa tiba-tiba sikap Xander berubah? Dia mengerti kalau Xander khawatir, tapi dia tidak menyangka akan sampai seperti ini.
"Areana! Apa yang kau pikirkan!? Kau akan jatuh!!" sentak Xander menyadarkan Alexa dari lamunannya.
"Kau juga bodoh! Kenapa kau ikut melompat!?" balas Alexa membentak Xander juga.
Keduanya saling mengulurkan tangan mereka untuk mengapai masing-masing. Alexa melihat pria yang menculik dirinya mengeluarkan sebuah belati dan melemparnya kearah Xander. Sementara Xander melihat aliran sungai yang deras dibawah Alexa. Serta batu besar lancip yang berada di bawah Alexa, Yang akan menjadi pencabut nyawa gadis itu jika terjatuh diatasnya.
"Alexa bisa..."
"Xander bisa..."
"Mati!!"
Sebuah cahaya muncul dari punggung keduanya. Cahaya hijau terang dan juga biru terang. Sayap muncul dari punggung mereka. Sayap peri berwarna pink tipis keemasan menghiasi punggung Alexa. Dan sayap biru kristal menghiasi punggung Xander. Keduanya terkejut melihat hal itu. Mereka menggapai tangan masing-masing dan berhenti jatuh.
Keduanya melesat ke langit dengan tatapan kaget dan bingung. Sementara Vanessa dari kejauhan terkejut bersama pasukan yang dia bawa.
Flashback Off.
***
"Ratu Vidya A Whilens, kami menghadap."
Dihadapan Vanessa saat ini sudah berdiri Seekor Griffin dengan tinggi 2 meter dan juga seekor Argentavis dengan tinggi 3 meter. Keduanya membungkuk menghadap Vanessa. Wanita itu tahu kalau ini sudah tiba, saat ketika Immortal Animal anak-anaknya menghampiri dirinya.
"Hanya kalian saja? Dimana yang lain?" tanya Vanessa yang menghampiri dirinya hanya 2 hewan saja, seharusnya masih ada 4 lagi.
"Sebenarnya yang mulia, ada masalah." ucap sang Griffin pada Vanessa.
Vanessa menghembuskan nafasnya, "Saya tau itu, tapi dimana yang lainnya?"
Griffin dan Argentavis itu saling bertatapan, "Mereka sedang menuju Milainosie Palace yang mulia, mereka hendak menghentikan Putri Chalice." Sudah Vanessa duga. Sisanya pasti hendak menghentikan Putri bungsunya.
Vanessa mengeluarkan Angel Wings-nya, membuat kedua hewan immortal itu kagum. Lalu Rukil tiba-tiba saja muncul dari belakang Vanessa dengan wujud manusia siluman. Griffin dan Argentavis itu langsung menundukkan kepala mereka memberi hormat. Rukil seperti senior untuk mereka.
"Saya sudah menyampaikan pesan anda pada Raja, beliau mengatakan akan menyusul setelah membereskan sisanya." lapor Rukil seraya memberi hormat pada Vanessa.
Vanessa mengangguk, "Ayo kita pergi, kita harus mencegah empat lainnya sampai ke istana." perintah Vanessa membuat Rukil mengangguk lalu berubah wujud menjadi Rubah Ekor lima. Griffin dan Argentavis itu terkejut bukan main saat mendengar ucapan Vanessa. Kenapa Beliau ingin menghentikan hewan immortal lainnya menghentikan putrinya sendiri yang sedang hilang kendali.
***
"Bagaimana cara kita keluar dari pelindung ini?" tanya Carine pada Tiga adik Xander dan Alexa. Sudah beberapa menit mereka mencoba menghancurkan pelindung ini, tapi tidak berhasil.
Ketiganya terdiam. Sungguh mereka tidak tahu. Xander adalah orang yang misterius. Mereka bahkan tidak tahu kapan kakaknya itu berlatih melakukan ini. Xander adalah orang yang selalu mendahulukan kepentingan orang lain dibandingkan kepentingan diri sendiri. Mereka pernah melihat Xander terluka karena melindungi mereka. Bukan pernah, tetapi terlalu sering.
Xander melindungi mereka saat seorang pembunuh bayaran menyelinap kedalam istana dan hendak membunuh mereka. Xander juga melindungi mereka saat mereka saat mereka melakukan kesalahan. Xander bahkan terluka karena melindungi mereka saat sayap mereka bangkit. Xander terlalu sering melindungi orang lain hingga tidak sadar kalau dirinya butuh perlindungan. Dan kali ini mereka akan menolong Xander. Mereka tidak bisa membiarkan Xander selalu berkorban.
Angelica menatap Yukina seolah-olah meminta persetujuan. Ketika Yukina menganggukan kepalanya. Angelica menghampiri pelindung yang menyelimuti ruangan ini. Dan menyentuhnya. Semua menatap Angelica dengan tatapan penasaran. Penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh gadis itu.
Gadis itu menutup matanya. Dan ketika ia membuka matanya. Bola matanya yang menjadi putih sepenuhnya. Seketika pelindung kristal yang menyelimuti ruangan itu menghilang menjadi debu. Membuat kaget semuanya. Gadis itu mengerjapkan matanya membuat mata itu kembali seperti semula.
"Sekarang kita bisa keluar." ucap gadis bersurai coklat itu.
Angelica Butfy, keturunan Setengah Ras Angel. Sejak kecil dia sudah diajarkan untuk mengendalikan matanya oleh sang ayah. Berbeda dengan Chalice yang sejak dulu tidak pernah menyadari kalau dirinya memiliki darah ras angel.
*
*
*
*
*
*
*
*Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
A Wings And The Destiny
FantasyKehidupan ku yang sempurna musnah seketika saat aku diberitahukan kebenaran ini oleh Ayahku! Kebenaran bahwa sebenarnya hidupku tidak akan senang seperti biasanya lagi. Tidak akan tenang dan damai seperti dulu lagi! Tidak akan sempurna seperti dulu...