Our Enemy Is Same *28

101 20 2
                                    

Malam dimana Vanessa membaca untuk terakhir kalinya buku The Chosen People. Vanessa menatap setiap tulisan berwarna emas yang menghiasi setiap halaman buku itu. Dia kembali membaca dihalaman terakhir dia membaca. Ketika membuka halaman berikutnya, halaman yang sebelumnya kosong itu tiba-tiba memunculkan sebuah tulisan emas. Vanessa membacanya dengan seksama.

'Alphonse Whilens dan Alexander Whilens saling serang. Sementara Vidya Airoline terdiam menatap kepergian putra-putrinya. Ditengah kebingungannya, seseorang membantu Alphonse Whilens menyerang Alexander Whilens. Vidya pun menatap arah serangan itu, mendapati Kazuto Whilens menyerang putranya Sendiri.'

Vanessa yang terkejut melihat satu paragraph itu langsung menjatuhkan bukunya terkejut.

***

"Kazuto.." Vanessa mengepalkan tangannya erat.

Xander membeku tidak percaya menatap ayahnya yang berdiri bersama seorang wanita berjubah hitam. Terlebih lagi, yang barusan menyerangnya adalah ayahnya sendiri. Apa-apaan ini? Thereina dan Mike tidak pernah menceritakan apapun tentang hal ini.

Mendapati Xander lengah, Alphonse kembali melancarkan serangan dari belakang Xander, "Musuh abadimu ada disini!" Alphonse melepaskan panah hitam pada Xander. Vanessa yang menyadari serangan cepat itu langsung merubah sayapnya menjadi Demon Wings dan mengepakkan sayapnya kedepan, mengubah arah serangan panah hitam itu, hingga mengenai dinding kastil.

Xander yang terkejut berbalik mendapati panah-panah hitam menancap pada dinding kastil. Dia menatap Bundanya yang baru saja melindunginya, Xander mendekati Vanessa, mengabaikan rasa terkejutnya akan sosok sang ayah yang baru saja menyerangnya.

"Bunda bagaimana bisa ayah ada disana? Kenapa ayah menyerang kita?" Vanessa mengeluarkan buku The Chosen People dan memberikannya pada Xander.

"Buku ini sekarang milikmu, semua jawaban yang ingin kau tau ada didalam buku ini. Sekarang pergilah! Kau tidak bisa mengalahkannya sekarang!" Vanessa mendorong Xander agar pergi. Tetapi Xander menolak, dan mengenggam erat tangan bundanya.

Xander menggelengkan kepalanya, "Apa maksud bunda!? Thereina atau Mike tidak pernah mengatakan apapun tentang hal ini!"

"Musuhmu ada disini!" Sebuah serangan dari Alphonse lagi-lagi membuat mereka terkejut, Vanessa kembali menepis serangan itu dengan mengepakkan sayapnya kedepan.

Sosok wanita berjubah hitam itu menghampiri Alphonse bersama dengan Kazuto yang mengikutinya. Xander kebingungan setengah mati. Dia tidak tahu harus melakukan apa, dan kenapa ayahnya berada disisi Alphonse Whilens dan wanita itu.

Wanita itu melepaskan tudung jubahnya. Vanessa kembali mengepalkan tangannya geram. Wanita bersurai hitam bergelombang, iris mata semerah darah, wajah chubby yang sangat dia ingat. Wanita ini, adalah wanita pertama yang membuatnya emosi setelah dia mengalahkan Thereina. Pertanyaan Vanessa masih sama dengan saat dia membaca buku The Chosen People.

"Kenapa kau melakukan ini, Cordelia Syrevina?" Wanita yang sebelumnya Vanessa ketahui adalah gadis yang menyukai Kazuto sejak kecil itu kini berdiri didepannya. Iris matanya berbeda dengan saat Vanessa melihat gadis itu terakhir kali.

Cordelia tertawa frustasi, "Hahaha! Karena kau merebut semuanya dariku!"

Vanessa meminta Xander untuk berdiri dibelakangnya.

"Kau merebut cintaku! Kehidupanku! Masa Depanku! Kebahagiaanku!" Bentak Cordelia marah.

"Kau tau apa yang terjadi kepada kerajaanku? Kepada hidupku?" Vanessa menaikkan sebelah alisnya. Tidak mungkin dia tidak tahu, berita bahwa Kerajaan Syrev jatuh ketangan Kerajaan Greekirol adalah berita yang cukup menggemparkan se Milainosie. Karena perang antara Syrev dan Greekirol adalah perang pertama setelah Thereina dikalahkan. Perang pertama yang pecah diantara kedamaian yang sudah Vanessa ciptakan.

A Wings And The DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang