Reveal The Villain * 24

158 24 1
                                    

Lingkaran perisai yang dibuat Garet membawa turun Xander dan Chalice. Keduanya terdiam dengan keadaan pedang yang masih menancap dibahu mereka. Alexa menghampiri Garet, "Kau Immortal Animal Xander?" Garet menundukkan kepalanya pada Alexa sebagai jawaban dan juga menghormatan.

"Putri pasti tahu apa yang dilakukan oleh Tuan ku, karena itu anda diam saja.." Alexa tidak menjawab dan hanya memperhatikan Xander dan Chalice, "Dibanding itu, apa yang Xander ingin aku lakukan? Sebelum melakukan hal konyol ini dia meminta ku untuk melakukan sesuatu dan bertanya kepada mu."

Garet mengedarkan pandangannya, "Sepertinya ada beberapa orang yang tidak ada disini?" Alexa mengerutkan dahinya lalu menatap kesekitar. Carine, Yukina, Angelica, Reva dan Revi ada disini. Sadar dengan maksud dari Griffin itu Alexa membulatkan matanya tidak percaya, dia dengan cepat menarik Carine.

"Ikut aku! Rene dalam bahaya!"

Carine yang kebingungan hanya bisa mengikuti Alexa. Disisi lain dia takut terjadi sesuatu pada adik bungsunya itu, dan disisi lain dia bingung bagaimana bisa Alexa tahu akan terjadi sesuatu pada adiknya. Reva dan Revi yang mendengar perkataan Alexa sontak belari mengikuti Alexa dan Carine, mereka harus ikut memeriksa, dan lagi sepertinya situasi di sini dapat dikendalikan oleh Griffin itu.

Devano dan Veryo membaringkan Juna kursi taman. Angelica dan Yukina menghampiri mereka. Keduanya meminta si kembar itu untuk pergi mengawasi Xander dan Chalice. Mereka akan menjaga Juna, jadi si kembar tidak perlu khawatir.

Garet sekali lagi membungkuk memberi hormat pada Devano dan Veryo, "Jadi kita hanya perlu menunggu?" tanya Devano sambil menggetuk-ngetuk perisai yang dibuat oleh Garet.

Belum sempat Garet menjawab pertanyaan Devano, Sekumpulan bulu putih muncul disekitar mereka dan memunculkan sosok wanita bersurai coklat yang sangat mereka kenal bersama dengan enam hewan-hewan besar dan sedikit menakutkan bersamanya. Garet yang melihat kedatangan Vanessa langsung menundukkan kepalanya.

"B-bunda?" Devano dan Veryo menatap bunda mereka dengan tatapan lega sekaligus sedih.

Vanessa melihat Xander yang memeluk Chalice dengan posisi keduanya tertancap pedang, lalu beberapa bangunan istana yang hancur, dan juga Juna yang tidak sadarkan diri. Hatinya sakit melihat darah anaknya mengalir seperti ini. Dengan cepat dia memberi perintah kepada para immortal animal.

"Argentavis, temui Alexa dan bawa mereka semua kesini." Burung setinggi 3 meter itu langsung terbang seketika.

"Chane lakukan tugasmu, dan ini adalah waktunya untukmu menolong tuan mu, Winged Unicorn." Anjing Cerberus berkepala tiga itu mendekati Juna yang terbaring tidak sadar karena kekuatan Alexa lalu menyentuh dahi Juna dengan hidungnya, seketika mata Juna terbuka, dia menatap Chane.

"Kemana saja kau Chane? Aku memanggilmu hingga ratusan kali, tapi kau tidak menjawabku sama sekali!" Sentak Juna marah. Chane hanya diam tidak menjawab.

"Kau tidak perlu marah seperti itu Juna, bunda yang menahan Chane untuk menemuimu." Juna menoleh menatap sumber suara yang sangat dia kenali itu.

"Bunda?" Juna segera bangkit dan menghampiri Vanessa dengan tatapan penuh kebingungan. Kenapa bunda-nya terdengar berbeda dari biasanya? Bundanya terdengar lebih tegas dan dingin dibanding biasanya.

Vanessa menatap putra kembarnya, "Phoenix dan Kucing Bulan, waktunya kalian mengikat kontrak dengan tuan kalian." Vanessa menunjuk kedua putra kembarnya, Devano dan Veryo. Keduanya berjengit kaget menatap kedua herwan yang tingginya hampir 3 meter itu menghampiri mereka dan mereka dan menundukkan kepala mereka dihadapan tuan mereka.

Veryo dan Devano memberi nama kedua Immortal Animal mereka. Kucin Bulan Silver Veryo dengan nama Caryl dan Phoenix Merah Devano dengan nama Penny. Keduanya terlihat masih kaget dengan kemunculan dua hewan Immortal mereka. Setelah memastikan Devani dan Veryo mengikat janji dengan immortal animal mereka. Vanessa menatap Winged Unicorn.

A Wings And The DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang