Go To The Milainosie Palace*7

641 52 2
                                    

Satu Minggu Kemudian.

Makan malam baru saja selesai. Vanessa, Kazuto, dan anak-anak mereka masih terdiam di meja makan menikmati rasa kenyang yang masih mengisi perut mereka.

"Ah ayah lupa bilang." Semua menoleh menatap Kazuto.

"Besok kita akan pergi ke Milainosie Palace. Ayah dan Bunda akan mengadakan rapat disana, kebetulan Raja dan Ratu lainnya juga mengajak untuk melakukan piknik. Jadi kalian harus ikut." Mendengar ucapan Kazuto semua anak-anaknya antusias. Mereka tidak pernah mengunjungi Milainosie Palace, jadi mereka sangat antusias mendengar hal ini.

"Baik ayah." Xander mewakilkan semua adik-adiknya.

Semua langsung pergi menuju kamar masing-masing. Tetapi Xander menahan bahu Alexa dan Veryo, "Bawa yang lain ke kamar ku. Chalice juga." Bisik Xander pada Alexa dan Veryo. Keduanya hanya mengangguk kemudian pergi ke kamar masing-masing.

Pukul 23.00 PM.

Alexa keluar dari kamarnya diam-diam. Kamar Alexa dekat dengan kamar Vanessa dan Kazuto jadi gadis itu harus pelan-pelan jika ingin keluar kamar tanpa ketahuan oleh orang tuanya.

Ia langsung membuka kamar Veryo dan Devano. Ternyata kedua adiknya itu masih terjaga dan belum tidur, "Ayo bagi dua team, Veryo bangunkan Lice. Devano, kita bangunkan Juna. Setelah itu langsung ke kamar Xander." Kedua adik kembarnya itu hanya mengangguk.

Mereka membuka pintu kamar perlahan. Alexa menoleh ke kiri dan kanan, memastikan kalau tidak ada penjaga atau pelayan yang lewat. Setelah memastikan aman mereka langsung pergi. Devano dan Alexa ke kamar Juna. Veryo ke kamar Chalice.

Setelah memasuki kamar Lice. Veryo langsung menggoyangkan pelan tubuh adiknya sambil mencoba membangunkannya, "Lice! Alice! Bangun!" Merasa ada yang menganggu tidurnya Chalice langsung membuka mata.

"Kak Veryo?"

Sebelum Chalice bicara lebih banyak lagi Veryo langsung menutup mulut Chalice dengan tangannya, "Kak Xander memanggil kita." Chalice hanya mengangguk. Dia masih setengah sadar. Dia langsung mendudukkan diri di sisi ranjang, "Kakak gendong." Chalice merentangkan tangannya. Veryo mendengus lalu berjongkok di depan Chalice. Chalice langsung menaiki punggung kakaknya itu.

Veryo menatap ke kiri dan kanan memastikan kalau penjaga tidak ada yang lewat. Setelah itu dia langsung membawa Chalice yang entah sejak kapan sudah tertidur lagi di gendongannya.

Saat memasuki kamar Xander. Veryo langsung membangunkan Chalice. Chalice bangun dan menatap Kakak-kakaknya, "Jadi kenapa kita berkumpul diam-diam seperti ini?" Tanya Chalice sambil menguap karena masih mengantuk.

Xander menepuk dahinya, ini pertama kalinya Chalice ikut dalan obrolan diam-diam seperti ini, "Baiklah sebelumnya Kakak tau kalau kalian pasti penasaran dengan apa yang terjadi di Masa Lalu bunda bukan?" Ucapan Xander membuat semua adiknya antusias mendengarkan. Dibilang penasaran memang mereka penasaran, sangat. Tetapi mereka tidak mau menyakiti bunda mereka, jika masa lalu itu kelam menurut bunda mereka. Itu akan menyakitinya jika beliau harus menceritakannya kembali.

"Aku sangat ingin tahu, tapi aku tidak mau bunda sedih saat mengingatnya." Timpal Devano dengan ekspresi lelah.

Xander tersenyum tipis, "Maka dari itu saat nanti kita ke Milainosie Castle kita akan mencari sebuah ruangan memori." Xander menunjukan sebuah peta pada adik-adiknya. Semua sontak melihat kearah peta.

A Wings And The DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang