About*2

944 64 0
                                    

Setelah apa yang dikatakan oleh Kazuto dan Vanessa, Chalice tidak bisa berhenti memikirkan tentang sayap yang dibicarakan oleh ibu mereka.

Chalice memang pernah mendengar dari beberapa pelayan dan rakyat saat dia sedang diluar istana kalau ibunya sangat hebat. Tetapi Chalice agak ragu dengan hal itu karena yang sering dia lihat adalah ibunya sering sekali sakit-sakitan dan juga terbaring di kasur.

Chalice bahkan bosan ketika dia ingin bersama ibunya tetapi sang ayah dan kakak-kakaknya melarangnya ketika sang ibu sedang sakit. Itu membuat Chalice menjadi agak kesepian, terlebih lagi sekarang Juna sudah jarang sekali keluar dari kamarnya dan selalu murung di kamar.

Selain itu ada yang membuat dia semakin kepikiran. Saat dia masih kecil dulu, dia ingat kalau saat itu Xander dan Alexa sangat ingin sekolah di Whilens Academy. Tetapi saat itu tidak di izinkan oleh Ayah mereka dan kedua kakaknya itu terpaksa Homeschooling.

Hal yang sama terjadi kepada kakak kembar nya yang lain juga, Devano dan Veryo juga terpaksa Homeschooling, Juna dan dirinya juga sama harus Homeschooling. Tetapi kenapa tiba-tiba sekarang Ayah dan bundanya mengizinkan Xander dan Alexa bersekolah di Milainosie Academy yang dimana letak sekolah itu sangat jauh lebih jauh daripada Whilens Academy?

Chalice berjalan di lorong istana. Dengan kekuatannya yang membuatnya tidak terlihat. Dalam mode ini dia dapat dengan mudah merenung tanpa dilihat oleh orang lain. Yang bisa melihatnya dalam mode ini hanya Alexa dan juga ibunya Vanessa.

Ketika dia berjalan melewati kamar Juna. Dia tidak sengaja melihat pintu kamar kakaknya itu terbuka. Hal itu membuat dirinya sontak menoleh dan menoleh kearah kamar sang kakak.

Dilihat olehnya didalam kamar itu Sang ibu dan kakak ke lima nya itu sedang melakukan sesuatu.

Juna mengenggam erat lengan Vanessa seperti sedang menahan sang ibu.

"Bunda hentikan! Jika seperti ini terus bunda bisa sakit..." Ucap Juna sambil terus mengenggam lengan sang ibu.

Vanessa menatap anaknya itu dengan senyuman, "Sampai kau bisa mengendalikan sayap mu sendiri maka ibu harus selalu menahanmu ketika kau lepas kendali Juna, ini sudah takdir.." Ucapan Vanessa membuat Chalice yang sedari tadi melihat dengan kekuatan tak terlihatnya hanya bisa terpaku. Apa maksud ibunya ini.

"Tapi jika bunda terus melakukan ini kepada kami berlima bunda akan menghabiskan energi kehidupan bunda, sudah bunda hentikan aku baik-baik saja..." Juna meremas pelan lengan sang ibu. Membuat cahaya putih sontak mengalir mengelilingi tubuhnya.

"Kau tahu alasan kenapa Ayah mu memutuskan untuk memberi tahu kalian semua tentang hal ini walau sebenarnya kalian sudah tahu?" Pertanyaan Vanessa sontak menbuat Juna terdiam.

Vanessa melepaskan tangannya yang memegang lengan Juna lalu dia duduk di samping putra ke empatnya itu, "Karena salah satu dari kalian akan mengalami apa yang bunda alami dimasa lalu, dan saat itu terjadi bunda hanya bisa melihat saja..."

Chalice tertegun kaget. Apa yang sebenarnya dimaksud oleh ibunya? Apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu?

Karena binggung Chalice memutuskan untuk meninggalkan kamar kakaknya dan pergi menuju tempat dimana dia bersembunyi dengan mode menghilang.

***

Devano dan Veryo baru saja kembali setelah berjalan-jalan di taman belakang istana.

Seharusnya sekarang mereka pergi menuju ruang dansa untuk kelas dansa bersama Xander dan Alexa. Tetapi mereka selalu memilih untuk tidak datang.

Ketika melewati lorong kamar-kamar mereka, mereka terkejut saat melihat pintu kamar Juna terbuka. Melihat itu sontak keduanya kaget dan segera berlari.

Juna tidak boleh dibiarkan berjalan sendirian.

***

Saat ini Alexa dan Xander baru saja kembali dari latihan berpedang mereka, dan hendak menuju ruang dansa untuk kegiatan mereka berikutnya.

Kazuto tidak membeda-bedakan apapun diantara semua anaknya. Semua anaknya mendapatkan perlakuan yang setara. Semua anaknya juga mendapatkan pendidikan yang sama. Tata krama bangsawan, berpedang, sihir, hingga element. Semua anaknya mempelajari hal itu.

"Sesudah ini kelas dansa bukan?" Xander menatap Alexa yang sepertinya tidak ada dengarkan dirinya sedari tadi.

"Areana?" Panggilan itu sontak membuat Alexa menoleh kearah Xander.

Gadis itu langsung memukul bahu Xander, "Sudah aku bilang jangan panggil aku dengan nama Areana saat kita sedang berdua! Aku tidak suka kau panggil dengan nama formal!"

Areana tidak suka dipanggil dengan nama formalnya oleh Xander. Sangat aneh menurutnya.

Xander tertawa pelan, "Lalu kenapa kau melamun?"

Alexa menatap Xander dengan tatapan penuh pertanyaan, "Apa kau pernah menyadari sesuatu Xander?"

"Apa?"

"Kenapa Chalice terlahir berbeda.."

Ucapan Alexa sontak membuat Xander terdiam.

"Bukan kah bunda sudah memberitahu kita? Chalice memiliki darah murni Ras Angel yang dapat melenyapkan apa yang mereka lihat bukan?"

"Tidakkah terpikir olehmu Chalice memiliki darah Ras Angel karena Angel Wings?"

Xander terdiam.

Alexa memang benar. Chalice kemungkinan besar memiliki darah ras Angel karena Angel Wings. Karena dirinya sendiri memiliki Crystal Wings dan dia adalah ras manusia abadi. Sementara Alexa sendiri adalah keturunan Ras Fairy dan memiliki Fairy Wings juga.

"Jika itu memang benar ini buruk!"

Di tengah keheningan itu tiba-tiba saja.

"Kakak!" Panggilan itu membuat keduanya menoleh kebelakang. Itu adalah Juna.

Melihat adik ke empatnya itu Xander langsung mendekati Juna, "Kau keluar dari kamar Juna?"

Juna menatap Xander intens, "Kak Xander, ajari aku cara mengendalikan sayap kita.."

Xander dan Alexa terkejut mendengar ucapan Juna. Ternyata Juna sudah tau.

*
*
*
*
*
*

Bersambung..

Hai semuanya...

Aku update di sela-sela UAS nihh. Buat kalian yang lagi UAS ayo semangat jangan lupa jaga kesehatan kalian juga ya..

Salam Hangat..

Ratu Hati..👸❤

A Wings And The DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang