#6 Sleeping Beauty (Part 1)

96 13 1
                                    

Hospital International Seoul, at VIP Room

10.20 AM KST

"Joheun achimieyo chagiya~ bagaimana kabarmu hari ini huh?"

Hening.

"Aku harap kamu juga merindukanku, aku selalu dan akan selalu merindukanmu."

Hening.

"Pagi ini aku seperti biasa akan menemanimu sebelum besok pergi meeting di Jepang, maaf harus meninggalkanmu lagi. Aku perlu uang yang banyak untukmu juga calon anak-anak kita, nanti." 

Sapa seorang pria yang baru saja tiba dengan memakai kaos bergambar tengkorak yang dipadu dengan denim hitam, lengkap dengan topi 'mountain hat' yang membuat wajah pria itu berkesan imut. Belum lagi aksesoris berupa kacamata tanpa lensa yang makin membuatnya digilai para perawat yang bekerja disana, terlebih memang pria itu sudah biasa dan rutin berkunjung ke rumah sakit ini untuk menemui kekasihnya.

Hampir semua perawat dan dokter mengenalnya, setiap hari selalu menyapanya juga menggodanya sekedar menghibur wajah pria itu yang sudah terlihat lelah. Memberinya harapan dan kasih sayang untuk menyemangati kisah cintanya.

Selama lima tahun terakhir.

"Hari ini aku hanya bisa membawa bunga aster saja, maaf tidak membawakanmu mawar biru. Kamu tahu sulit sekali menemukan bunga itu di bulan April seperti ini, kamu memaafkanku kan sayang?" ucapnya lagi sambil mengambil gelas berisikan air untuk kemudian menaruh bunga yang dia bawa dan meletakkannya di meja nakas di sisi ranjang kamar itu.

Dengan tersenyum bahagia dia menatap rangkaian bunga aster yang baru saja dia beli dua puluh menit yang lalu. Hal yang sudah biasa dia lakukan sejak lima tahun terakhir, dia yakin wanitanya pasti akan sangat senang.

Pria itu masih tersenyum ketika melihat ekspresi wajah kekasihnya yang semakin terlihat cantik, "Hey boo, may I kiss you? Hmm, like morning kiss?" tanyanya dengan wajah jahil dan ekspresi menggodanya.

BIP. BIP

Pria itu terkekeh ketika mendengar bunyi detak jantung wanitanya, dia mengingat wajah kesal kekasihnya jika dia meminta morning kiss seperti saat ini dan sudah dipastikan rambutnya akan langsung ditarik oleh kekasihnya itu hingga dia meringis dan harus meminta ampun.

"Hmm, ne. Nado saranghae." 

Elaknya karena tidak ingin membuat kekasihnya itu marah, pria itu mendengus lalu mengalihkan matanya pada sebuah buku bacaan yang terdapat di meja nakas seberang. Keningnya mengkerut melihat judul buku itu, "Sleeping Beauty?" dan detik itu juga tangannya mengambil buku dongeng dunia yang sudah tidak asing baginya.

"Siapa yang membacakanmu ini? Si bodoh Woo Shik itu? Apa perlu aku memecatnya sebagai asistenku? Semakin hari sikapnya semakin tidak karuan terhadapku, as long as you know boo."

"Sejak kamu tidur, sikapnya semakin membuatku sakit kepala. Seperti pagi ini, dia berkata akan menyediakan sarapan omelett bayam. Tapi begitu aku tiba di meja makan, hanya telur setengah matang dan segelas susu putih."

"Kamu tentu tahu jika aku tidak menyukai susu putih, dan rasa telur itu juga tidak karuan. Manis, apa kau pernah mencoba resep-resepnya? Mungkin dia pikir aku ini adiknya, bukan bos-nya."

Celotehnya sambil membuka halaman demi halaman buku dongeng itu, sesekali dirinya tertawa membaca rentetan kalimat dalam cerita itu. Seketika suasana kamar menjadi hening kembali, tetesan cairan infus, alat pendeteksi jantung, detik jam dinding yang terus bergerak dan hembusan angin yang membawa aroma khas dari sebuah rumah sakit. 

All About SeoWonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang