#6 Sleeping Beauty (Part 2)

73 15 1
                                    

SeoWon Room's, at Hannam-Dong Distric 

23.45 AM KST

"Saengil chukkae hamnida... saengil chukkae hamnida... saranghaneun nae jiwon... saengil chukkae hamnida. Happy returns of your day boo."

Senyum ekstra lebar menghiasi wajah Seo Joon yang baru saja menyelesaikan satu lagu sepanjang masa dengan tenang, kedua tangannya sudah terdapat cake kecil yang dilengkapi dengan tiga lilin yang terus menyala. Dia memang sudah menyiapkan birthday cake sejak kemarin, namun sifat ceroboh luar biasa yang sudah mendarah daging dalam dirinya mengharuskan kue tersebut harus diambil lewat tengah malam.

Asisten sekaligus tangan kanan Seo Joon-Choi Woo Shik-sudah memperingatkan jika pada hari ulang tahun Ji Won harus tidak memiliki jadwal apapun. Seo Joon menyetujuinya... pada awalnya. Semua rencana berubah sejak salah satu kolega bisnis terpenting mengundangnya untuk rapat secara mendadak, membuatnya tidak berdaya karena bisnis ini sangat penting... untuk masa depan 10.000 karyawannya.

Seo Joon mengira rapat ini hanya sebentar dan perkiraannya semua salah, rapat menyebalkan ini diadakan selama dua belas jam penuh. Membuatnya panik sekaligus kesal karena melewatkan merayakan hari spesial dari wanita yang sudah menjadi soulmate-nya.

"Lebih baik banyak berdoa saja hyeong, semoga Ji Won tidak membuatmu impoten." ancaman Choi Woo Shik yang selalu terngiang-ngiang di telinganya.

"Shut up, kamu tidak membantuku sama sekali."

Woo Shik terkekeh, "Excuse me, sir. Cake yang sedang anda pegang kali ini diambil olehku, menggunakan uangku dan hasil pemikiranku."

Seo Joon mendengus, "Cih, gamsahamnida Choi Woo Shik-nim."

Woo Shik kembali terkekeh sambil menyetir, membiarkan Seo Joon berpikir yang tidak-tidak dalam menebak ekspresi Ji Won nanti. Padahal dia yakin jika Ji Won tidak akan marah dan mengerti akan keadaan dari bos-nya itu. Tapi momen langka seperti menakut-nakuti Seo Joon tidak akan dia lewatkan begitu saja, Woo Shik sangat senang mengganggu bos-nya itu. Terlebih sejak kembalinya partner in crime dari tidur panjang selama lima tahun terakhir, membuatnya sangat amat bahagia.

"Hey boo, cepat tiup lilinnya. Tanganku sangat pegal." pintanya dengan wajah yang membuat orang tertawa senang, senang karena melihatnya tersiksa.

Ji Won menatap datar cake yang dibawakan oleh Seo Joon, lalu dengan sedikit rasa kesal meniupnya hingga lilin itupun padam, membuat senyum Seo Joon makin melebar. Dia dengan segera meletakkan cake tersebut kepangkuan Ji Won, mengambil pisau plastik yang sudah dia siapkan dibalik celana yang dia kenakan.

"Cha~ potong kuenya lalu berikan padaku, tapi sebelum itu cium aku dahulu." ucapnya dengan wajah yang sangat senang, menyodorkan pisau tersebut pada Ji Won.

Sebelah alis Ji Won terangkat, "Tidak, silahkan makan kuenya sendiri Tuan Park. Aku sudah menggosok gigi dan memakai lip sleeping mask, ini sudah tengah malam untuk memakan cake. Lagipula aku sudah terlalu kenyang karena habis memakan steak tomahawk... sendirian."

Tangan Ji Won menggeser cake tersebut kearah tempat tidur yang kosong, membuat bibir Seo Joon bergetar dan memasang wajah sedih andalannya.

"Mianhae."

"Ya, aku memaafkanmu." jawab Ji Won dengan malas, kembali mengatur posisi untuk melanjutkan tidurnya.

"Tidak, bibirmu berkata memaafkanku tetapi wajahmu tidak menunjukannya."

Ji Won kembali duduk dan mendesah, "Oppa tahu apa yang aku lakukan hari ini?"

"Ani."

All About SeoWonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang