#7 Lavenders Blue (Part 3)

101 13 0
                                    

Mobil berlogo Jaguar berhenti didepan sebuah pagar rumah yang terlihat tidak terawat, beberapa orang yang lewat bahkan sedikit menghampiri mobil mewah itu karena penasaran. Woo Shik menatap bosnya dari balik kaca tengah, melihat bosnya yang menatap menyelidiki rumah mungil yang tidak terawat dengan baik itu.

"Woo Shik-ah, apa benar ini rumahnya?" tanya Seo Joon yang tidak yakin jika Ji Won berada didalam sana.

Woo Shik berdeham, "Dari hasil pantau CCTV depan gedung apartemen, Nona Kim tampak dibawa oleh dua orang pemuda. Aku sudah memantau dua orang pemuda yang menculiknya, mereka berkata jika Ji Won disekap disini dan akan dijodohkan dengan seorang rentenir, bos."

Mata Seo Joon membesar mendengar kalimat terakhir yang Woo Shik katakan, "Aish, bagaimana bisa wanita ular itu memperlakukan Ji Won-ku seperti itu. Ayo kita masuk, kamu sudah menelfon polisi?"

Woo Shik mengangguk cepat dan menunjuk orang-orang yang tengah membaca koran, "Mereka polisi, bos."

Seo Joon membuka pintu mobil dengan perlahan, melangkahkan kaki pada pintu pagar dan segera menekan bel. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk pintu itu terbuka, menampilkan seorang wanita yang lebih muda dari Ji Won tengah menatapnya dengan bingung.

"Nuguseoyeo?"

Seo Joon melepas kacamatanya, "Apa benar ini rumah Nona Kim Ji Won?"

"Siapa anda?"

Seo Joon mengeluarkan sebuah map dan mengambil selembar kertas dari dalamnya, menyerahkan pada wanita muda itu. "Nona Kim Ji Won sudah menjadikan rumah ini sebagai jaminan pada bank kami, karena tidak kunjung membayar maka dengan terpaksa kami menyita properti ini."

Wanita muda itu terlihat panik dan kemudian memanggil Ibunya, membuat mata Seo Joon mengamati lebih dalam kondisi rumah tua tersebut.

"Dasar anak sialan! Berani-beraninya dia menggadaikan rumah ini!" perkataan yang sukses memecah konsentrasi Seo Joon dalam mencari keberadaan Ji Won.

Amarahnya memuncak ketika mengetahui wanitanya dicaci maki, dengan modal nekat dia mencari cara untuk mendapati salinan surat kepemilikan rumah ini. Perduli setan dengan asli atau palsu, yang dia pikirkan untuk memasuki rumah ini adalah cara penyitaan bank.

"Baiklah, rumah ini harus dikosongkan saat ini juga. Anda berhak mengajukan pengacara untuk menuntut kami, silahkan rapihkan semua barang bawaan anda dan tinggalkan rumah ini."

Woo Shik segera mengambil alih peran Seo Joon sebelumnya, dia sudah sangat hafal jika amarah Seo Joon bisa menghancurkan semua drama penipuan ini. Dengan memandang kesal sekaligus marah Ibu itu segera masuk kedalam dan membuka sebuah pintu yang dikunci dari luar, baik Seo Joon maupun Woo Shik sama-sama saling pandang. Memahami jika peluang kemungkinan Ji Won disekap disana jauh lebih besar.

"Anak sialan! Berani-beraninya kamu menggadaikan rumah ini! Kamu berkata tidak tahu dimana semua surat ini, tapi secara diam-diam memilikinya dan dijual. Brengsek, anak pembawa sial."

"Mianhae ahjumma, aw!"

Cukup sudah.

Seo Joon tersadar jika suara permohonan itu adalah suara Ji Won yang tengah menangis, dengan segera dia menghampiri kamar dimana Ji Won dikurung. Bola matanya membesar ketika melihat wajah Ji Won yang memiliki lebam pada pipi kiri, sudut bibirnya robek dan berdarah. Hatinya semakin mencelos ketika melihat ada darah yang mengalir dari sudut kanan keningnya.

Amarah Seo Joon kembali memuncak, dia segera menangkap tangan wanita tua yang ingin terus memukuli Ji Won. Mendorong wanita tua itu pada ranjang yang kosong, membiarkan wanita tua itu mengaduh sekaligus mengamuk karena tulang keringnya terantuk pinggiran ranjang kayu dimana Ji Won tengah berbaring lemah dengan kedua tangan diikat.

All About SeoWonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang