#10 Only When I Sleep (Part 2)

118 15 0
                                    

London International Hospital Ravenscourt Park Building's, At 11.45 AM GMT

3rd Month...

And when I wake from slumber, Your shadow's disappear

Your breath is just a sea mist, Surrounding my body

I'm workin' through the daytime, But when it's time to rest

I'm lying in my bed, Listening to my breath

Falling from the edge

Pintu kamar rawat inap 2116 terbuka lebar, senyum manis ditunjukan oleh wanita cantik yang membukanya dengan sebelah tangan. Karena tangan yang satunya lagi tengah memegang rangkaian bunga mawar berwarna pink.

"Good morning." sapanya pada pasien yang masih tertidur dengan pulas, belum ada perubahan sejak satu bulan yang lalu.

Ji Won segera bergerak memindahkan bunga yang tengah dia bawa, mengambil gelas kaca dan mengisinya dengan air. Tidak lupa dia menyalakan iringan musik klasik lembut dari Mozart untuk menghidupkan suasana kamar yang masih sunyi tersebut.

"As long as you know, I don't like a pink rose so much." kata Ji Won sambil menyimpan bunga tersebut pada meja nakas disamping pasien bernama Park Seo Joon.

"Tapi entah kenapa ketika melihat bunga ini di toko dekat kantorku, aku jadi mengingat dirimu." ucap Ji Won dengan tatapan lembut pada bunga lalu beralih pada Seo Joon.

"I wanna to touch you, may I?" 

Secara perlahan, Ji Won mencoba memegang tangan Seo Joon untuk pertama kalinya. Debaran jantungnya terasa meningkat untuk beberapa saat, begitu juga dengan denyut nadi Seo Joon yang terpampang dengan jelas pada layar monitor disisi kanan Seo Joon.

Ji Won terkekeh kecil, "Wow, aku pikir hanya aku yang gugup. Ternyata kamu juga, perlukah aku meminta maaf?" 

"Oia, jika nanti kita bertemu dalam mimpi lagi kamu harus meminta maaf padaku karena kamu satu-satunya orang yang tidak mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku hari ini. Mungkin itu akan aku anggap reward karena aku sudah berbaik hati karena selalu meluangkan waktuku di siang dan malam hari selama satu bulan terakhir." 

Ji Won menggeser bangku hingga kini dia duduk nyaman dan dekat dengan pria yang masih terlelap dalam tidur panjangnya lengkap dengan alat bantu medis untuk mempertahankan usia pria tersebut. Sesekali ibu jarinya mengusap lembuat jemari Seo Joon, menyalurkan rasa hangat dan perasaan nyaman yang dia rasakan saat ini.

"Kamu tahu? Tadi malam kakakku memberiku kejutan mengenai isterinya yang sedang mengandung keponakanku, dan dia dengan sangat bangga mengumumkan kehamilan kakak iparku yang sudah menginjak empat bulan padahal mereka menikah satu bulan yang lalu." cibir Ji Won ketika mengingat percakapan video call mereka semalam, "Dia berkata tidak berani bilang pada orang tua kami dan orang tua kakak ipar karena takut dengan sikap Ayah kami yang selalu mengajarkan no sex before marriage."

Ji Won sedikit terkekeh ketika mengingat wajah senang sekaligus takut seorang Kim Jong Hyun, "Dan aku mengusulkan untuk berkata jujur saja pada semuanya, calon keponakanku tidak bersalah. Dia adalah anugerah untuk keluarga kami, oppa-ku saja yang brengsek karena membuatnya jauh lebih cepat dari hari pernikahannya. Memang dia tidak mengenal kondom? Oh my god, bahkan benda itu kan sangat murah!"

"Aku penasaran, jika Grandma masih hidup mungkin saat ini dia sudah digantung di Big Ben. Aku yakin itu." Lanjutnya dengan nada sinis disertai khayalannya mengenai Jong Hyun yang tengah digantung di menara jam terbesar di London.

All About SeoWonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang