Chapter 02
Hug Me
***
Hara
"Baek..."
Baekhyun hanya mendeham ketika gue masuk ke ruangannya dan mendaratkan bokong pada sofa panjang sambil mengeluarkan sesuatu dari dalam tas.
"Baekhyun, noleh sini deh, gue mau ngomong."
"Bentar, bentar."
"Baekhyun, ih!"
"Apa sih, Ra? Bentar deh!"
Baekhyun sibuk. Dia selalu begitu setiap kali berhadapan langsung dengan kertas-kertas yang berserakan di meja kerjanya maupun beberapa yang ditempelkan di tembok.
Dia paling nggak bisa diganggu. Sulit kalau Baekhyun udah serius kerja diajak ngomong kayak sekarang. Pikirannya nggak bisa dipecah, dia cuma bisa fokus sama satu hal.
Tapi anehnya, ketika dia berada di luar forum kerja, atau ketika dia lagi di luar, hang out, atau lo nggak sengaja melihat dia memakai kaos oblong di jalanan. Baekhyun bakalan jadi orang yang berbeda. Petakilan. Berisik. Annoying, Dan parahnya lagi, dia selalu pengen tahu masalah orang.
"Kalau lo pengen curhat, nanti malem aja. Kita ketemu di kafe biasa," sahutnya kemudian. "Kita di sini bahas pekerjaan dulu, bukan yang lain."
Gue mencebik saat Baekhyun berjalan ke arah gue dengan membawa sekumpulan kertas. Diberikannya kertas itu kepada gue, dan saat gue asik membacanya.
"Desain lo yang waktu itu diterima sama perusahaan KJC Departemen Store dengan royalti lima persen. Terus apa ya, oh iya, bakalan ada pameran fashion minggu depan."
Kening gue berkerut. "Kok cuma lima persen?"
"Iya. Karena lo pekerja lepas. Dia butuh fashion designer tetap, tapi lo nggak mau terikat sama perusahaan." Baekhyun mengangkat kedua bahunya, lalu duduk di sebelah gue sambil mengambil satu kertas dan mulai membacanya dengan keras. "Untuk kesepakatan yang pertama, memang dikasih sedikit, tapi kalau rancangan yang lo buat laku habis, royalti akan bertambah sesuai kesepakatan. Lima persen pada setiap periode produksi. Dan kontrak lo hanya bertahan selama dua tahun. Kalau udah dua tahun berakhir, rancangan yang lo buat bakalan jadi hak paten milik perusahaan."
Mata gue terbelalak kaget. "Kok?! Baek, kok gitu sih? Kan harusnya dia beli semua rancangan gue tanpa nyicil kayak gini? Kan gue butuh uang buat keperluan hidup."
KAMU SEDANG MEMBACA
You Never Know (END)
FanfictionYakin persahabatan kalian nggak ngandelin perasaan? Cowok-cewek? Tanpa ada rasa suka? Yakin? Yang satu nganggep dia kayak dunianya sendiri. Satunya lagi nggak nganggep apa-apa, tapi kalau pas gak bareng kok rasanya aneh. Mau sampai kapan merasa kaya...