Special Chapter : 01

217 21 11
                                    

Special Chapter : 0.1

Happy Birthday, Baekhyun!

Happy Birthday, Baekhyun!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

(warning: panjang banget, nggak boong. penuh dengan tulisan, serius.)

Hara

"Eh, Ra, besok gue ulangtahun!"

Suaranya yang cempreng menganggu konsentrasi gue yang sedari tadi sedang menggambar sketsa di taman teknik.

Gue sedikit menurunkan buku sketsa sampai ke hidung dan meliriknya sinis.

Sementara Baekhyun sibuk cengar-cengir di depan gue sambil membawa dua susu kotak rasa stroberi pada kedua tangannya.

"Kenapa stroberi semua?" tanya gue yang langsung disambut dengan tatapannya yang tertuju ke bawah.

"Oh, gue mau aja rasa stroberi." balas dia santai. "Kenapa emang?"

Gue menggelengkan kepala pelan. "Ya nggak apa-apa sih, biasanya kan lo selalu milih vanilla."

Baekhyun langsung termenung saat gue mengatakan itu, arah pandangnya masih mengarah pada kedua susu digenggamannya, lalu nggak lama kemudian salah satu dari mereka diberikan kepada gue. "Nggak usah dipikirin, nggak penting." kata dia sambil senyum.

"Eh iya, besok gue ulangtahun!"

Yaampun, diulang lagi.

Dari kemarin Baekhyun nggak berhenti untuk mengumumkan kalau tanggal enam di bulan Mei adalah hari ulangtahunnya.

"Eh, tanggal enam di bulan Mei ada yang ulangtahun loh." kata dia minggu lalu.

"Inget loh ya, sekarang Mei." kata dia tiga hari yang lalu, gue bahkan sampai inget kalau kemarin anak itu nggak berhenti nyerocos di sepanjang lorong fakultas seni saking pengennya gue notice.

"Udah siapin kado belum?" tanya Baekhyun semangat 45, matanya berkedip beberapa kali dengan senyum yang tersungging begitu lebar.

Gue cuma menghela napas lelah, lalu maju sedikit untuk merebahkan tubuh gue di atas rerumputan dengan buku sketsa yang menjadi penutup pada muka.

Gue bisa mendengar dengusannya saat itu. Serta suara aneh yang dia ciptakan saat menyedot susu kotak yang berhasil membuat kening gue berkerut, lalu nggak lama kemudian, dia ikut merebahkan tubuhnya di samping gue.

You Never Know (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang