14. Closer to You

141 25 7
                                    

Chapter 14

Closer to You

×××

Hara

Dulu, waktu masih pacaran sama Kyungsoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dulu, waktu masih pacaran sama Kyungsoo. Saat dia lagi sering-seringnya datang ke apartemen gue untuk sekadar setor wajah, untuk sekadar cerita tentang hari-hari melelahkannya, gue selalu merasa excited.

Gue selalu suka mendengar suaranya ketika dia bercerita tentang hari itu, tentang penulis kesukaannya dari SMA yang mau menjalin kerja sama dalam menerbitkan buku. Atau tentang kucing yang selalu berkeliling di sekitar kantor untuk menunggunya memberikan sekaleng tuna di jam istirahat.

Gue suka ketika dia bercerita, rasanya adem, tenang, sekaligus ngantuk karena suaranya yang persis seperti mendongeng. Kadang ditengah-tengah dia bercerita gue selalu ketiduran di sofa dan berakhir di keesokan harinya di kasur dengan keadaan apartemen yang sepi lagi.

Kadang gue suka ketika dia datang ke apartemen hanya untuk memasakkan gue makanan, lalu kita makan bareng dan cerita-cerita lagi tentang hari melelahkannya.

Tapi akhir-akhir ini, semua itu seakan menjadi bumerang buat gue karena terkadang, bayang-bayang dirinya masih terlihat jelas diingatan.

Ketika gue duduk di meja makan sambil makan mie instan dengan keadaan mie yang setengah matang, gue selalu melihat bayangannya yang tengah tersenyum di hadapan gue, suara ketawanya yang khas, bibirnya yang berbentuk hati.

Gue kira, gue udah cukup untuk melepaskan kepergiannya.

Gue kira, gue bisa berdamai dengan diri gue sendiri dan melupakan segala hal di masa lalu.

Tentang kita, hubungan kita, hari-hari yang udah kita lewatin bersama.

Tapi hari itu, ketika dia datang lagi di hidup gue yang hampir menghilangkan keberadaannya, dia datang tanpa permisi sambil bilang, "Kak, tunggu saya. Saya akan balik lagi sama kakak. Jadi tunggu saya."

Mata dia yang terkunci menatap gue, genggaman tangannya yang erat, suaranya yang begitu yakin.

Gue kira, gue akan langsung menolak keberadaannya lagi, tapi yang ada, gue justru diam, lalu datang perasaan sesak pada dada gue, mata gue yang perlahan terasa panas dengan pikiran yang kembali ke masa lalu.

Tunggu saya.

Kenapa nggak dari kemarin-kemarin aja? Kenapa saat itu lo nggak bilang ke gue untuk menunggu aja daripada kita putus aja dulu.

Saya akan balik sama kakak.

Kenapa nggak jujur aja dari awal kalau pertunangan itu cuma akal-akalan agar bisa bangkitin perusahaan yang hampir bangkrut.

You Never Know (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang