4. Little Do You Know

232 35 9
                                    

Chapter 04

Little Do You Know

×××


Hara

"Gimana sama keadaan kamu?"

Hal yang kali pertama gue jumpai setelah kejadian tadi malam di mana gue yang menangis di jalanan dan Baekhyun yang berusaha menenangkan gue dengan kata-katanya adalah kamar hotel, cahaya matahari, dan seorang cowok.

Duduk di sofa dengan posisi tegak sambil mengarahkan pandangannya ke arah gue, lalu dia tersenyum tipis.

Kening gue lagi-lagi berkerut samar karena nggak mendapati Baekhyun di mana pun.

"Baekhyun lagi sibuk nyari sesuatu buat kamu," katanya lagi. Seolah mengerti dengan keadaan gue tanpa harus bilang terlebih dahulu.

"Oh iya," gue menatapnya sekali lagi, dan matanya kali ini melihat ke arah gue dengan penuh selidik. "Gimana sama keadaan kamu. Merasa baikan?"

"Iya," balas gue pelan, sedikit terintimidasi.

"Baekhyun tadi malam sampai panik melihat kamu nangis dan pingsan di jalanan."

"Kelihatannya, dia khawatir, banget, sama keadaan kamu. Sampai-sampai disepanjang malam dia terjaga hanya untuk menunggu kamu sadar."

Gue diam. Lagi-lagi gue nggak tahu harus apa. Gue terlalu suka diam, gue terlalu asik dengan pikiran gue sendiri. Sampai-sampai gue nggak menyadari kalau ada suara dari pintu yang terbuka dan napasnya yang tersenggal-senggal berjalan ke arah gue.

"Hara!"

Barulah atensi gue beralih padanya.

Baekhyun datang. Matanya melotot nggak santai ke arah gue, tangan kanannya menenteng plastik putih, menampilkan beberapa susu kotak yang ada di dalamnya, keringatnya turun berceceran ke sekitar wajah.

"Hara, lo udah merasa baikan?"

Kedua tangan Baekhyun sekarang menangkup kedua pipi gue dan melayangkan beberapa pertanyaan yang nggak gue gubris karena sibuk melihat ke arah lain. Gue cuma menatap cowok yang duduk di seberang dengan mata yang melihat ke arah gue tanpa berkata-kata.

"Hara!"

"Hara!"

"Ra!"

"Woi!"

"Eh iya?" Gue kembali tersadar dan memasang wajah cengo.

Baekhyun melepaskan kedua tangannya dan sekarang beralih berkacak pinggang. "Lihat apa sih, Ra, sampai nggak ngelihatin gue?"

"Itu..." tangan gue terangkat dan menunjuk seseorang itu.

"Oh, dia Kim Jong Chen," ujarnya santai, namun tiba-tiba matanya melotot kaget. "Eh, Kim Jongdae, Ra. Dia pemilik KJC Departemen Store yang waktu itu gue bicarain sama lo."

Gue mengangguk kecil dengan arah mata yang masih melihatnya. Wajahnya mengingatkan gue pada sesuatu yang lembut. Warna merah muda pudar yang selalu jadi kebanggaan para cewek, warna pastel yang mengingatkan gue pada tempat kerja Baekhyun dan warna biru yang mengingatkan gue pada langit di musim semi. Saat melihat ke arah matanya, gue melihat sesuatu yang telah lama hilang.

"Baek..."

Baekhyun diam dengan arah mata yang masih tertuju untuk gue, kedua telinganya dia pasang baik-baik.

You Never Know (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang