Chapter 36
You
×××
Baekhyun
Tepat ketika kalender di hape gue bersilih ganti menjadi tanggal 31 Desember. Gue memutuskaan untuk pulang ke apartemen gue sendiri setelah sesi curhat bareng Chanyeol selesai.
Hanya kehampaan yang gue rasakan begitu masuk ke dalamnya.
Semuanya tampak mati meskipun gue telah menyalakan semua perabot untuk membuat suasana hidup.
Televisi yang gue biarkan menyala dengan volume keras.
Pemutar musik yang ada di ujung ruangan gue nyalakan nggak kalah kerasnya dengan suara televisi sehingga suaranya beradu.
Seluruh lampu yang mati gue nyalakan tanpa ada satupun ruangan yang gelap.
Dan sinilah gue.
Duduk melamun di sofa tanpa ngelakuin apa-apa. Cuma melamun membayangkan semua bayang-bayang semu gue dan juga Hara yang terisi penuh dalam apartemen gue selama tiga hari itu.
Ini yang membuat gue enggan untuk datang ke sini.
Sebab, hanya dengan sekali pijakan kaki menyentuh lantai apartemen, semua kenangan itu tercetak jelas di ingatan gue.
Kenangan saat Hara ada di depan ranjang dengan kursi yang dia balik dan mengamati gue yang tertidur.
Kenangan saat dia potong poninya sendiri.
Kenangan saat dia merawat gue dengan sangat baik ketika gue sakit.
Semua itu, hanya dalam tiga hari, kenangan itu masih belum hilang dari sini.
Sampai sekarang.
Haaaaaaaaa
Napas gue berembus panjang sampai bisa gue rasakan pasokan udara di paru-paru gue habis. Sementara telinga gue penuh dengan suara dan kedua pundak gue terasa berat. Namun, hati gue kosong.
Bukan kosong sih.
Lebih tepatnya hampa.
drtttt ... drtttt .... drtttt
Gue kira yang menelepon Hara karena sekarang hari ulang tahun dia. Tapi aneh kalau panggilan itu beneran dari dia, nggak mungkin kan dia minta gue buat jadi orang pertama yang ngucapin selamat ulang tahun untuknya setelah tahu tangisan gue tadi malam.
Urat malu Hara belum putus, beda sama gue yang nggak peduli keadaan dan maunya menang ego sendiri untuk membuat diri sendiri senang.
Kening gue mengernyit samar saat melihat nama Mama yang muncul di layar.
"Baekhyun ..." suara Mama yang udah lama nggak gue dengar semenjak kejadian hari itu. "Kenapa berisik banget di tempat kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Never Know (END)
FanficYakin persahabatan kalian nggak ngandelin perasaan? Cowok-cewek? Tanpa ada rasa suka? Yakin? Yang satu nganggep dia kayak dunianya sendiri. Satunya lagi nggak nganggep apa-apa, tapi kalau pas gak bareng kok rasanya aneh. Mau sampai kapan merasa kaya...