Perasaan Jee kini sedang tidak dalam kondisi yang baik, sangat jauh dari keadaan normal tubuhnya. Entah kenapa ia merasa seperti ini.
Sejak melihat bagaimana mesranya seorang Areum kepada Taehyung, membuat hati Jee seakan terasa sangat sakit. Padahal tidak ada hubungan apa-apa antara ia dan Taehyung.
Jujur Jee juga tidak mengerti dengan statusnya saat ini. Yang Jee tahu hubungannya dan Taehyung merupakan hubungan yang biasa. Antara seorang penggemar dan idola, dan juga hubungan kerjasama yang baik. Selebihnya Jee hanya beranggapan bahwa yang Taehyung lakukan terhadapnya adalah sebuah bonus. Anggap saja menang lotre dari undian sang idola.
Tapi mengingat semua yang dikatakan Jimin, membuat perasaan Jee makin kacau balau. Tidak mungkin Taehyung menyukainya. Pasti Taehyung melakukan semua itu karena tahu bahwa Jee adalah rekan kerja dan penggemarnya.
Ia sangat menyadari kalau dirinya sangat jauh dari tipe wanita ideal seorang Kim Taehyung.
Lama melamunkan hal itu, Jee tersadar setelah mendengar Doorbell intercom-nya berbunyi.
Siapa yang tengah malam begini bertamu ? - batin Jee heran.
Dengan pelan Jee keluar kamar, menuju pintu dan membukanya. Tanpa sedikitpun melihat LCD monitor intercom-nya.
"Taehyung-ssi ?" ucap Jee terkejut tepat setelah pintu terbuka.
"Aahh Jee-ah"
"Kenapa kau disini ?" tanya Jee heran.
"Bolehkah aku masuk ?"
Jee pun mempersilahkan Taehyung memasuki Apartemennya. Jelas Jee sangat penasaran dengan maksud kedatangan Taehyung pada tengah malam begini.
"Kau ingin minum apa ?" tanya Jee pelan.
"Terserah kau saja"
Jee berlalu meninggalkan Taehyung yang duduk di sofa. Mengambil dua botol minuman kaleng dan membawanya ke meja sofa.
"Ada apa kau bertamu selarut ini ?" tanya Jee memecahkan kesunyian.
"Aku ingin menanyakan suatu hal" ucap Taehyung yang membuat Jee semakin penasaran.
"Apa ?"
Taehyung terdiam sebentar untuk menormalkan kadar oksigen yang dihirupnya, mengingat bagaimana tergesah-gesahnya ia pergi mendatangi apartemen Jee.
"Apakah kau menyukaiku ?" sontak kedua mata Jee membulat tidak percaya. Bagaimana mungkin Taehyung menanyakan hal ini.
"A-apa maksudmu ?"
"Aku mengetahui semuanya Jee-ya. Terlihat dari kedua bola matamu. Bahkan Jimin sendiri menyatakannya juga padaku" kedua mata Jee semakin membola mendengar nama Jimin tepat pada penjelasan Taehyung.
Park Jimin brengsek !!!!
Jee merutuki Jimin habis-habisan dalam hatinya. Sungguh ini sangat memalukan. Bagaimana mungkin Jimin mengatakan semuanya setelah kebersamaan mereka beberapa jam yang lalu.
"Jujur lah padaku Jee. Aku ingin mendengarnya langsung darimu"
"Ba-bagaimana mungkin aku tidak menyukaimu. Kau adalah idolaku" jawab Jee menunduk.
"Maksudku sebagai seorang lelaki, bukan idola"
"A-aku..." sungguh Jee tidak sanggup mengatakan kejujuran itu. Sangat malu rasanya. Belum lagi rasa kesalnya terhadap Areum. Mengatakan Kejujuran tidak akan merubah apapun antara Areum dan Taehyung.
"Katakan saja"
"Be-benar,, aku menyukaimu" ucap Jee sangat pelan.
"Jee-ya, aku tidak mendengarkannya"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny Is My Photographer Girl
Fanfiction[𝘾𝙤𝙢𝙥𝙡𝙚𝙩𝙚𝙙] Bagaimana jadinya jika takdir mempertemukanmu dengan sang idola ? Berkenalan dalam waktu yang cukup singkat bahkan mengajakmu untuk bekerja dalam ruang lingkup pekerjaannya sebagai seorang public figure ? Apakah mungkin juga unt...