26. First Problem Solved

29 2 0
                                    

"Ya Kim Seokjin kau menjebakku !" teriak Yooji frustasi.

"Lalu apa yang kau lakukan selama ini ? Kau sengaja memperlambat gerakku untuk membantu menyelesaikan permasalahanku" tegas Seokjin emosi.

"Aku tidak memperlambat gerakmu"

"Jangan membuat berbagai alasan Yooji. Sebaiknya kau pergi dan jangan menggangguku lagi !" tegas Seokjin amarah.

"Tapi kau harus mendengarkan perkataanku" paksa Yooji memelas.

"Pergi atau aku akan melaporkanmu ke polisi !!" bentak Seokjin yang seakan emosinya terasa telah mencapai ubun-ubun.

"Aku hanya ingin mengatakan aku melakukan ini semua karena aku mencintaimu. Aku mencintaimu Seokjin,,!!! hiks" genangan air mata itu jatuh semakin derasnya.

Dengan menangis Yooji berjalan sembari menghentakkan kedua kakinya tidak terima. Sangat ingin Seokjin mendengarkan semua penjelasan darinya. Tapi melihat amarah Seokjin yang sangat mengerikan membuat Yooji merinding. Belum lagi ancaman Seokjin yang akan membawanya pada polisi.

Mendengar segaris kalimat yang dilontarkan Yooji, membuat kedua mata pria itu tampak membendung genangan air mata tapi tidak jatuh.

Sepeninggal Yooji, Seokjin merasa kepalanya sakit bukan main. Senang karena akhirnya permasalahannya selesai dan pihak polisi berjanji akan menyelesaikan ini dengan cepat. Namun tiba-tiba dirinya merasa pusing dan jatuh tidak sadarkan diri.

•••••

"Hyung kau sudah sadar ?" tanya Jimin menyadari Seokjin perlahan membuka kedua matanya.

"Aku dimana ?"

"Kau dirumah sakit Hyung, tadi pagi kau pingsan lalu aku dan Taehyung membawamu kemari" jelas Jimin.

"Terima kasih Jimin-ah.. Dimana Taehyung ?"

"Dia sedang mengurus administrasi. Sebentar lagi dia akan kembali"

Seokjin merasa sangat beruntung memiliki Taehyung dan Jimin disekelilingnya. Berkat mereka permasalahnya selesai. Ya walaupun sampai dirawat dirumah sakit begini.

"Seokjin... Maaf bibi baru mengunjungimu nak"

"Aaa tidak masalah bi" ucap Seokjin lemah.

"Aku membawakan makanan kesukaanmu"

"Hahaha maaf aku merepotkanmu bi" ucap Seokjin tertawa pelan.

"Kau tidak pernah merepotkanku nak" sahut bibi mengelus kening Seokjin lembut.

Disaat yang bersamaan Taehyung masuk dengan beberapa kertas diganggamannya.

"Ohh Hyung.. Kau sudah sadar ?"

"Hmm Tae.. Maaf aku merepotkanmu"

"Kau memang selalu merepotkan Hyung" ucap Taehyung keras yang langsung ditepuk pelan oleh sang pembantu.

Semua yang ada diruang sontak tertawa bahagia melihat hubungan antara Taehyung dan Seokjin.

"Ohh ini Hyung. 1 triliunmu telah kembali" ujar Jimin menunjukkan beberapa berkas sebagai bukti.

"Benarkah ?"

"Ya,, dan kau bisa menjalankan perusahaanmu kembali" tambah Taehyung lagi.

"Akhirnya.. Terima kasih, ini semua berkat kalian. Dan aku juga berterima kasih padamu Jimin. Jika bukan karena pertolongan darimu, mungkin berkas itu tidak akan sampai padaku dengan secepat ini" ucap Seokjin tulus.

"Aku senang membantumu hyung" balas Jimin tersenyum.

"Jimin-ah aku juga memerlukan bantuanmu" sahut Taehyung yang membuat seisi ruangan mengalihkan pandangan padanya.

"Apa ?"

"Aku ingin kau juga membantuku bertemu dengan Jee"

"Tentu saja Tae, aku pasti akan membantumu"

"Kita akan menunggu Seokjin hyung pulih terlebih dahulu" ujar Taehyung yang dibalas anggukan oleh Jimin.

•••••

Tepat lima hari setelah Seokjin dinyatakan pulih total dalam masa penyembuhannya. Rencana untuk menemui Jee pun akan mereka lakukan. Taehyung semangatnya bukan main dan takut akan ditolak Jee mati-matian.

"Kau tahu dimana rumah Jee ?" tanya Seokjin pada Jimin.

"Aku hanya tahu jika orang tuanya tinggal di Jeju. Dan untuk alamat lengkapnya aku tidak tahu. Tapi aku bisa menanyakan itu langsung pada Jee nanti" jelas Jimin meyakinkan keduanya.

"Akan ada penerbangan ke Jeju 2 jam lagi.. Akankah kita mengambil tiket yang ini saja ?" tanya Seokjin memperhatikan layar smartphonenya melihat jadwal penerbangan untuk hari ini.

"Apakah tidak ada yang lebih cepat lagi hyung ?" tanya Taehyung manja.

"Kalau begitu kau saja yang menjadi pilotnya agar kita bisa langsung terbang saat ini juga" kesal Seokjin.

Hal itu membuat Jimin tertawa terbahak-bahak.

"Yaa Jimin-ah kau menjatuhkan harga diriku jika tertawa seperti itu" tegas Seokjin merasa tersinggung.

"Aaahh tidak hyung. Aku hanya berpikir Taehyung adalah orang yang sangat tidak sabaran hahaha"

"Apakah kau baru mengetahui itu ? Bahkan dia bisa lebih kekanak-kanakan daripada ini" jelas Seokjin lagi.

"Tapi apakah aku salah ? Aku hanya bertanya tentang penerbangan yang lebih cepat daripada yang kau sebutkan. Kau nya saja yang emosian" tutur Taehyung membela diri.

"Jika aku mengatakan itu berarti hanya itu yang tercepat !" bentak Seokjin semakin kesal yang membuat Jimin tertawa semakin keras.

"Baiklah mari kita bersiap-siap. Aku tidak ingin Seokjin hyung semakin memarahiku dan Jimin akan mengalami penyumbatan aliran darah karena tertawa semakin keras" ujar Taehyung meninggalkan kedua pria itu.

"Setelah aku menyadari seharusnya kau tidak menjadi aktor dengan pikiranmu yang lambat itu" ujar Seokjin tidak mempercayai takdir Taehyung.

"Aku juga memikirkan bagaimana para penggemarnya yang sangat menggilai dirinya hyung" balas Jimin.

"Aku yakin penggemarnya itu sama seperti dia. Kau tahu, penggemar itu lama kelamaan sifatnya akan mewarisi si idol.. Dan aku yakin penggemar Taehyung sama persis sepertinya" jelas Seokjin pergi meninggalkan Jimin sendirian.

"Aku juga memikirkan Jee. Dan memang benar, kalau dipikir-pikir Jee sedikit lamban dalam berpikir" ujar Jimin berbicara sendiri.

Akhirnya mereka bertiga sepakat untuk mengambil penerbangan ke jeju sesuai dengan jadwal yang sudah dipilih Seokjin. Berharap semua masalah terselesaikan dan mereka bisa kembali menjalani kehidupan dengan normal tanpa adanya permasalahan lagi.

[]
[A-Youngshi]

[][A-Youngshi]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Destiny Is My Photographer GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang