Tiga hari proses pemakaman sang adik dilalui oleh Yooji dengan penuh kesedihan. Dirinya sangat bersyukur selama tiga hari ini Jee dan Seokjin selalu ada disampingnya untuk menemani. Mengingat kini Yooji tidak memiliki tempat tinggal lagi, maka ia berencana untuk kembali ke apartemen lamanya yang berada di samping kamar Jee. Mendengar bahwa apartemen itu masih belum dihuni, membuat Yooji memilih untuk kembali tinggal di apartemen itu.
Selama ini, Yooji dan Areum tinggal disebuah hunian mewah yang diberikan oleh perusahaan Areum sebagai apresiasi atas pencapaian terbaik Areum selama bekerja bersama mereka. Tetapi hunian itu hanya bisa dihuni selama yang bersangkutan masih menjalin kerjasama. Bila kondisi terjadi tepat seperti Areum saat ini, maka pihak dari perusahaan hanya memberikan beberapa uang simpati atas kerja keras Areum selama ini. Yang bisa dibilang jumlahnya tidak sedikit. Mengingat Areum adalah model kebanggaan korea dan perusahaan tersebut.
Yooji enggan membeli sebuah hunian dari uang pemberian itu. Menurutnya itu hak Areum dan uang itu akan ia gunakan untuk diberikan kepada yang membutuhkan. Ia percaya Areum pasti menyetujui atas apa yang ia lakukan.
•••••
"Kim Seokjin.. Bisakah kita bicara sebentar ?" Ucap Yooji lembut menghentikan langkah Seokjin yang hendak pulang setelah mengantarnya dan Jee pulang ke apartemen.
"Hmm baiklah"
Yooji pun membawa Seokjin memasuki apartemennya. Menurutnya saat ini adalah waktu yang tepat untuk menjelaskan semuanya pada Seokjin. Ia tidak ingin Seokjin selalu beranggapan salah tentang dirinya.
"Aku ingin menjelaskan kebenaran padamu" sahut Yooji membuka topik.
Terlihat Seokjin yang melihat wajahnya lekat. Menunggu kebenaran apa yang akan Yooji sampaikan.
"Aku akan mendengarkannya" ucap Seokjin.
"Sebenarnya saat kau memergokiku di apartemen ini. Aku tidak sungguh-sungguh melakukannya" ucap Yooji dengan suara bergetarnya menahan tangis.
Seokjin pun sebenarnya sangat tidak ingin mendengar topik ini. Tapi sepertinya ia juga perlu tahu soal kebenaran yang terjadi.
"Waktu malam itu tiba-tiba saja ada seorang pria yang memasuki apartemenku dan berusaha untuk memperkosaku... Hiks.. Aku mencoba untuk memberontak, tapi pria itu menamparku dengan sangat keras. Dan aku merasa kesakitan... Hikss" jelas Yooji jujur.
"Pria itu adalah orang ketiga penyebab perceraian ayah dan ibu. Ia datang ingin mencari Areum dan menjadikan Areum sasaran kemarahannya. Ia memaksaku untuk mengatakan dimana Areum berada atau ia akan menyakitiku.. Kau tahukan saat itu Areum sedang mengikuti audisi untuk menjadi seorang model ? Tidak mungkin aku mengatakan yang sebenarnya padanya.. Hikss" air mata Yooji semakin deras jatuh dari kedua matanya, bahkan sesenggukannya terdengar dengan sangat jelas.
Seokjin pun mendekati Yooji dan mengusap punggung mungil wanita itu.
"Saat itu aku tidak tahu dimana smartphoneku berada. Dan aku selalu berdoa ada orang yang datang untuk membantuku. Karena hanya Areum dan kau saja yang tahu password apartemenku... Kami saat itu memang tidak mengenakan apapun, tapi kami belum melakukannya. Saat kau pergi, pria itu segera berlari keluar dan aku pun berusaha mengejarmu. Tapi aku tidak menemukanmu saat itu"
Seokjin menemukan sebuah kebenaran atas rasa penasarannya beberapa hari yang lalu. Ia telah memikirkan keanehan ini sebelumnya.
"Maafkan aku Yooji" ucap Seokjin lembut membawa Yooji dalam pelukannya.
"Sampai aku mendengar bahwa kau terlibat penipuan dari sepupuku. Saat itu aku ingin membantumu dan entah kenapa saat bertemu denganmu lagi aku sengaja mengulur waktu untuk membantumu agar kita bisa dekat seperti dulu lagi. Aku ingin mengembalikan kepercayaanmu lagi padaku.. Hikss" jelas Yooji mengingat kejadian dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny Is My Photographer Girl
Fanfiction[𝘾𝙤𝙢𝙥𝙡𝙚𝙩𝙚𝙙] Bagaimana jadinya jika takdir mempertemukanmu dengan sang idola ? Berkenalan dalam waktu yang cukup singkat bahkan mengajakmu untuk bekerja dalam ruang lingkup pekerjaannya sebagai seorang public figure ? Apakah mungkin juga unt...