Happy reading 😊
.
========================
Siang itu Pete mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Membelah jalanan yg begitu ramai, tanpa mengindahkan rambu-rambu lalu lintas. Motornya melesat bagaikan kilat, berharap segera sampai di tempat tujuan.
Bangkok Hospital
Setelah memarkir motornya sembarangan, ia langsung berlari memasuki rumah sakit. Menyusuri sepanjang lorong, hingga sampai ke sebuah ruangan yg bertuliskan IGD.
" Mom..." Pete menghampiri seorang wanita paruh baya, yg masih terlihat sangat cantik di usianya yg sekarang.
" Pete..." Pete langsung memeluk wanita yg di panggilnya mommy itu, keduanya saling berpelukan dan bertangisan.
" Bagaimana dia ?" tanya Pete lirih, mommy cuma menggeleng pelan kemudian terisak lagi.
Tak lama kemudian, pintu ruangan pun terbuka. Keluar lah seorang pria berseragam putih bersama seorang perawat.
" Nuk..." mommy pun langsung menoleh, dan segera menghampiri pria itu.
" Phi Kim...bagaimana putri ku, bagaimana keadaannya ?" tanya mommy menuntut
" Semakin buruk Nuk...sebaiknya, kalian cepat mencari donor untuknya...kalau di biarkan terlalu lama, aku takut...nyawanya tak bisa tertolong lagi..." jelas dokter Kim panjang lebar.
" Tidak...ku mohon ya Tuhan, jangan putri ku...jangan ambil dia seperti kau mengambil suami ku..." isak mommy histeris
Pete tak bergeming dari tempatnya, kedua kakinya seakan terpaku di tempat nya berdiri saat ini.
" Sebentar lagi, Saint akan kami pindahkan ke kamar rawat...aku prihatin pada mu Nuk, bersabarlah..." ucap dokter Kim, setelah itu dia pergi meninggalkan mommy dan Pete.
.
.
Pete menatap sendu ke arah ranjang, matanya menatap lekat pada tubuh yg sedang terbaring lemah di atas ranjang pesakitan.
Sementara mommy masih terus terisak, duduk di samping ranjang.
" Mom..." di usapnya pundak mommy nya pelan, lalu mommy menghentikan isakannya.
" Pete...apa yg harus kita lakukan, di mana kita harus mencari donor itu...mommy tak mau jika Saint seperti daddy kalian...pokoknya mommy ga rela jika Saint pergi meninggalkan kita...seperti daddy meninggalkan kita..." ucap mommy lirih
" Aku pun bingung mom...dari mana kita bisa mendapatkan donor untuk Saint...hal ini sangat sulit mom, tak kan ada orang yg mau menjadi donor begitu saja..." timpal Pete
Mendengar ucapan Pete yg bernada frustasi, membuat mommy kembali terisak.
.
.
Kampus SWU
" Sialan tuh anak...kemana sih, kok cabut ga ngajak-ngajak gw...mana di telpon ga aktif lagi...Shit...bikin gw bete aja..." dengus Perth kesal
Perth mengerutu tak karuan, merasa kesal karna dengan tiba-tiba Pete pergi meninggalkan kampus, tanpa bicara apa-apa kepadanya. Terlebih lagi ponsel Pete tak aktif, sehingga Perth tak bisa menghubunginya.
" Woi...Perth, kantin yuk..." ajak Nanon dan Ohm, teman satu jurusannya.
" Ogah ah...lo aja sono duluan, gw lagi puasa..." sahut Perth malas
" Ya uda...kita duluan ya, klo lo gabut...susul aja kita ke sono..." timpal Ohm, Perth hanya mengangguk tanpa melihat ke arah Nanon dan Ohm.
Setelah kelas terakhir selesai, Perth langsung cabut dari kampus. Tujuan utama nya langsung ke rumah sahabat karibnya, Pete Supapong.

KAMU SEDANG MEMBACA
HEART BEAT ( END )
FanfictionCinta sepihak...Sungguh sangat menyesakkan, apa lagi jika kau mencintai sahabat mu sendiri. Itulah yg Pete Supapong rasakan, mencintai seorang pria yg tak lain adalah sahabatnya sendiri. Cinta sepihak...sungguh sangat menyakitkan, membuat dilema dal...