Tak Ada Yang Menduga

918 216 75
                                    

Wakatoshi menutup rapat pintu besar itu, tak lupa ia menyalakan semua lampu yang ada dan menutup gorden jendela besar mansion itu.

"Duduklah, [Name]. Ini perpustakaan pribadiku. Kau aman disini bersamaku sembari kita memutar otak untuk mencari adik-adikku yang tidak tahu diri itu."

[Name] mengernyit. "Tidak tahu diri? Mereka hilang dan kau mengatai mereka tidak tahu diri? Kakak macam apa kau ini?"

Wakatoshi diam di sebuah kursi begitu pula dengan [Name] yang sedang menyandarkan kepalanya di sandaran kursi.

Diam menikmati keheningan sejenak.

"Hei, [Name]. Menurutmu, bagaimama situasi saat ini?"

[Name] membuka kelopaknya perlahan lalu menatap. "It's ridiculous, ini tidak masuk di akal sama sekali. Tapi anehnya aku juga takut dan khawatir."

"Hm.."

"Lalu bagaimana denganmu, Wakatoshi? Kau tidak khawatir dengan hilangnya adik-adikmu?" Tanya [Name] sembari banhkit dan duduk dengan tegap.

"Aku tidak secemas itu, hanya merasa ada yang janggal."

"Janggal? Apa maksudmu?"

Wakatoshi menatap [Name]. "Bukan apa-apa, aku hanya merasa seperti dipermainkan."

"Huh?"

"Jangan dipikirkan. Itu hanya tebakanku saja." Wakatoshi mengeluarkan ponselnya dan mencoba menghubungi Daichi. Namun tidak ada respon.

Keduanya kembali diam dan larut dalam argumen dan pemikiran masing-masing.

"[Name]?"

"Hm? Ada apa? Menemukan rencana yang bagus?"

Wakatoshi menggeleng. "Aku ingat waktumu disini hanya tinggal 2 minggu. Bagaimana perasaanmu selama disini?"

"Tumben sekali dia bertanya mengenai hal ini?" Batin gadis itu. "Aku senang bisa berada disini. Meski aku juga selalu merepotkanmu karena permasalahan yang kuperbuat dengan Atsumu, Tobio, ataupun yang lainnya."

"Lalu..." Wakatoshi nampak ragu-ragu meneruskan kalimatnya. "Dari kami berenam siapa yang paling kau sukai?"

"Kok sekarang ranah pribadi?" [Name] gugup dalam menjawab pertanyaan itu. "K-Kenapa tiba-tiba begitu? K-Kurasa aku menyukai kalian sama rata. Aku tidak memilih-milih teman."

"Hanya teman, ya?" Tatapan manik Wakatoshi meredup mendengar jawaban itu. Lalu ia menggelengkan kepalanya. "Apa kau punya pertanyaan untukku?"

"Kurasa tidak ada."

"Yakin? Aku jarang sekali memberimu kesempatan untuk bertanya tentang diriku."

Awalnya [Name] menolak untuk mengajukan pertanyaan, hingga terbesit sebuah ide brilian dalam otaknya. "Kenapa tidak kugunakan untuk bertanya mengenai Kei?"

"K-kalau begitu baiklah." Jawab [Name]. "Okey, [Name]. Basa-basi saja dulu."

Wakatoshi tersenyum. "Apa yang ingin kau tanyakan?"

"Apa pendapatmu tentang manusia, Wakatoshi?" Tanya [Name].

"Pendapatku tentang manusia? Bukankah itu lebih terdengar seperti apa pendapatku tentang dirimu, bukan? Baiklah.." Ujar Wakatoshi lalu menghela napas menatap [Name].

"Dengar, kau adalah anak yang secara tidak sengaja menjadi siswa pertukaran pelajar, lalu tinggal bersama kami iblis bersaudara. Kupikir akan mudah mengurus dan menjagamu agar tidak dimakan iblis lain, tapi ternyata sulit dan menyebalkan."

[ON HOLD] 7 Deadly Kisses-Haikyuu!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang