S:2| Love, Death, Birth

1K 214 63
                                    

Note : Untuk menikmati part ini, silahkan open dan dengarkan Spotify, Joox, Soundcloud, atau Youtube. Search lagu Love, Death, Birth by Carter Burwell mulai dari menit 03.05, kurang baik apa author?

《Enjoy Your Read》

Kei hanya membantu beberapa pelayan pilihan Daichi untuk membetulkan rambut kelam nan kasar itu. Dari 7 Bersaudara, hanya Kei dan Atsumu yang berani menemui [Name] 1 tahun terakhir ini.

Bagaimana tidak?

Rambut [Name] sudah tak seindah dulu lagi, kulitnya begitu keriput tak terhidrasi, dagingnya entah hilang kemana. Ia kurus seperti mumi yang diawetkan.

Mereka bukannya takut, mereka hanya takut sentuhannya menyakiti dan merusak fisik [Name] yang sudah rapuh itu.

"Hei, [Name]. Aku sudah menyisir rambutmu." Ujar Kei sembari membetulkan helaian-helaian lain. "Ah! Atsumu bilang dia tidak bisa kemari hari ini. Apa kau merindukan yang lainnya?"

Oke, mari kita anggap Kei gila karena bicara dengan mayad.

Sudah 2 tahun [Name] terbaring seperti ini. Bukanlah waktu yang sebentar bagi manusia biasa. Tetsuro terkadang juga datang menjenguk.

"Hei, kapan kau akan bangun? Kau sudah gap year kuliah 2 tahun. Apa masih mau tambah waktu lagi?" Gumam Kei.

Tangan Kei memang tidak bisa diam, tangannya selalu bergerak entah merapikan rambut atau merapikan gaun yang gadis itu pakai.

"Tuan, sudah saatnya Tuan untuk kembali kerumah. Saya sudah menyiapkan air untuk Anda membersihkan diri." Ujar seorang pelayan.

"Siapa kau berani menyuruhku kembali kerumah? Tuhan? Bukan, kan? Jadi diamlah biarkan aku disini."

Karena bentakan Kei, Pelayan itu akhirnya undur diri menyelamatkan diri daripada ia dihabisi disana.

Mengajak mengobrol [Name] adalah hobi baru bagi Kei 2 tahun terakhir. Ia banyak sekali menceritakan masa lalunya dan hari-hari yang ia lalui bersama saudaranya yang lain.

Hingga waktu untuk pulang sudah tiba..

"Hei, anak manusia. Aku pulang, sampai bertemu lagi besok. Akan kubawakan parfum lain untukmu."

.
.
.

Daichi yang masih sibuk dengan tumpukan pekerjaannya itu hanya menghela napasnya dengan kasar.

"Butuh caffein, My Lord?"

"Yes, please. 4 shots americano."

Tadashi mengernyitkan kedua alisnya. "Anda yakin sebanyak itu? Tak biasanya Anda seperti ini."

"Aku hanya merasa tidak tenang malam ini."

"Silahkan." Ujar Tadashi menyerahkan secangkir teh dihadapan tuannya.

Daichi menatapnya. "Aku kan meminta kopi, kenapa teh?"

"Teh Chamomille, ini bisa menenangkan hati dan pikiran Anda, My Lord. Saya sudah mencobanya sendiri atas saran Nona."

"Saran [Name], ya? Ahh, anak itu masih betah saja dalam tidurnya." Daichi memegang gagang cangkir itu perlahan.

Belum sempat cangkir mahal-yang sempat ingin dimaling Atsumu itu menyentuh bibirnya, gagang cangkirnya patah dan menumpahkan teh panas itu ke pakaian dan berkas kerjanya.

[ON HOLD] 7 Deadly Kisses-Haikyuu!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang