Sebuah Penentu Akhir

602 131 46
                                    

Triggered Warning!

Good morning semuanya.
Author tidak tahu apakah kalian sudah bangun atau belum, tapi Author sudah tidak bisa menunda lagi.

Sedikit cerita,

Dibantu konsultasi dengan dokter kemarin akhirnya author rawat inap di rumah sakit untuk menstabilkan emosional yang berlebihan.

Trauma masa kecil membuat author memendam kebencian tersendiri untuk Mama Author. Anehnya, kalau saat tidak ada masalah kita biasa saja seperti ibu dan anak. Tapi semenjak lulus tahun kemarin, Author semakin ditekan dan dibanding-bandingkan dengan sepupu Author yang maaf hanya lulusan SMA kerja buruh tapi udah bisa bayarin hutang ortunya.

Author sebelumnya berpikir, untuk apa dia membandingkan saya yang berpendidikan tinggi dengan yang hanya lulusan SMA? Kerja buruh pula.

Tapi pikiran itu semakin lama hilang berubah menjadi sebuah pondasi kebencian setelah ia mulai membandingkan aspek lain.

Segala proses yang sudah author lalui selama ini tidak pernah dihargai. Berbeda dengan Kakak Ayden yang selalu kaaih support. Tapi bagaimanapun juga seorang anak juga mau support dari orang tua, kan?

Februari 2021 adalah puncak emosi Author. Yang sering marah-marah tidak jelas. Suka lempar barang sana-sini.

Yang kemarin di google form bilang jangan sampai selfharm, terima kasih. Tapi maaf aku sidah melakukan percobaan bunuh d1r1 sebanyak 4 kali. Dua hari yang lalu aku sempat cutt1ng lengan kiri, dan bulan puasa lalu juga nabrakin diri sendiri pakai mobil Kakak.

Tapi sekarang author berusaha untuk menghentikan pemikiran-pemikiran itu. Dokter dan tim perawatnya udah ngajarin kok gimana caranya mendistraksi rasa ingin *tut* dan *tut* itu.

Author semalam dibantu kakak perawat untuk buat google form. Yahh, dari kemarin author rawat inap karena emosi tidak stabil ditambah ada permasalahan dengan lambung.

Percayalah, sakit mental juga bisa terbawa ke sakit fisik.

Membaca pesan kalian itu semangat baru dan penyelamat tersendiri bagi Author. Author hanya merasa banyak orang yang berdiri dibelakang Author dan siap bantu untuk berdiri lagi meski hanya ketemu secara virtual.

Baca itu rasanya Adeeemmm banget dan Author sempat menyesali kalau selfharm yang author lakukan itu tidak ada gunanya.

Terima kasih atas masukan-masukan kalian semalam, itu juga sebagai koreksi dan berguna bagi author untuk book atau karya-karya author kedepannya.

Author memutuskan untuk :

HIATUS pada beberapa book dan hanya fokus pada 7 Deathly Kisses saja mengingat masih banyak sekali chapter dan season dalam catatan Author.

Mas Semi, Mas Suna, sama Mas Samu juga nungguin dan nagih mulu kapan mau dikeluarin 🤣

Untuk update setiap hari apa, Author tidak tahu.

Intinya tunggu saja setiap waktu barangkali update bisa sehari 2x atau mungkin seminggu sekali.

Sekali lagi terima kasih, kalian juga turut membantu author untuk membuat kelutusan akhir ini..

Author sayang banyak-banyak sama kalian ❤

Dan pesan Author hanya 1, jaga baik-baik kesehakatan mental kalian ya ❤

[ON HOLD] 7 Deadly Kisses-Haikyuu!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang