Start From The Darkness

919 213 77
                                    

[NAME]'S POV

Aku melangkahkan kaki dengan begitu hati-hati ditemani Tadashi menemui Kei di penjara bawah tanah Kastil ini.

Ini hari terakhirku menjadi manusia.

Daichi sejak awal sudah memberitahu bagaimanakah cara untukku berubah menjadi demon, yakni dengan mendapatkan 7 Ciuman Maut dari Ketujuh Pangeran Neraka ini.

Tapi sepertinya aku tidak bisa mendapatkan yang terakhir dari si bungsu ini, belum lagi ia tersandung kasus berat dan dihukum atas pengkhianatan atas tahta. Namun dengan segala upaya kulakukan, begitu pula kupikirkan aspek resiko yang harus kutanggung.

Aku ingin Kei bebas lalu kembali ke saudaranya dan aku tetap ingin berubah menjadi demon. Sebagai gantinya aku akan menjadi istri Lord Daichi disini.

Aku tahu ini tidak masuk akal dan cukup mengenaskan, dimana tujuan awalku ingin berubah menjadi iblis karena ingin hidup bebas di dunia manusia seperti dulu, namun malah akan diperistri Raja Iblis.

Namun rasa sayangku pada 7 Iblis Bersaudara inilah yang mampu menghilangkan egoku.

"Nona, apa Anda yakin?" Tanya Tadashi padaku untuk kesekian kalinya.

Aku menoleh. "Apa tatapanku ini menggambarkan suatu keraguan? Tidak, Tadashi. Aku tidak ragu sedikitpun."

Kulihat tubuh pria itu penuh dengan rantai membelenggunya.

"Kei?" Sapaku pelan.

Tidak ada respon apapun dari dalam sana, aku memberanikan diri untuk lebih dekat dengan jeruji besi. Namun ternyata Kei menjadi cukup agresif. Aku terlempar dari sana.

"Nona!?"

Tadashi mencoba untuk menahanku agar tetap jauh dari jeruji besi. "Aku tidak apa-apa."

"Kau masih berani kemari manusia?" Tanyanya. "Kau mungkin aman karena ada Tadashi disini, tapi tidak setelah aku dibebaskan nanti. Oh, atau mungkin kau sudah mati dulu sebelum aku bebas."

Aku tersenyum. "Miris ya?"

"Benar. Hidup manusia memang mi–"

"Siapa yang bilang hidupku miris? Aku bahagia selama ini." Aku menatap mata Kei secara langsung. "Bukankah yang miris itu kamu?"

Manik Kei membulat, ia mendekatkan wajahnya dengan dengan wajahku dan mencengkeram kuat jeruji besi itu.

"Mulutmu itu tidak ada filter, ya? Aku jadi ingin merobeknya lebar-lebar."

Aku tertawa kecil. "Aku hanya mengatakan hasil analisisku saja. Dan memang aku menarik kesimpulan kalau kau memang miris. Bagaimana tidak? Kau yang mengenalkan manusia pada Hitoka, membuat Hitoka buta akan cinta manusia, tapi manusia tak bersalah yang kau salahkan. Bukankah sangat miris?"

Kei terdiam. Aku mendekatkan wajahku ke telinga Kei meski menjinjit tinggi-tinggi. "Kau juga adalah alasan utama kematian Hitoka juga saat perang besar di Celestial Realm."

NORMAL POV

Kei sudah kehilangan kendali atas emosinya, ia mengamuk dibalik jeruji besi yang sudah diberi mantra sihir untuk mengekangnya.

"Berani sekali kau menyebut namanya dengan mulut kotormu!! Apa yang kau tahu tentangnya, hah? Aku bersumpah akau menghabisi manusia setelah aku keluar dari sini."

Kei sudah dalam wujud iblisnya nan mengerikan. Takut? [Name] sudah biasa melihat wujud seperti ini. Ia mendekati Kei kembali namun ditahan oleh Tadashi.

"Nona jangan mendekat lebih jauh, Anda bisa terlu–"

[Name] menatap Tadashi sembari tersenyum dan meletakkan satu telunjukku di bibirnya. "Aku akan baik-baik, saja."

[ON HOLD] 7 Deadly Kisses-Haikyuu!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang