Fourth Demon : Lust

1.5K 263 64
                                    

"Dengarkan aku baik-baik, bocah-bocah akhlakless! Ini adalah kejadian paling memalukan bagi sejarah!" Jelas Wakatoshi.

Empat makhluk duduk berlutut didepannya Wakatoshi dan mendengarkan ceramahan yang luar biasa. Disisi lain Daichi hanya terkekeh melihat pemandangan itu.

"Siapa juga yang tahu Cerberus ada disana!?" Ujar Tobio.

"Aku sengaja merapal mantra di pintunya. Barang siapa yang masuk tanpa mengetuk dahulu akan masuk keruang bawah tanah tempat Cerberus berada." Jelas Wakatoshi.

Wakatoshi menatap Atsumu. "Itu untuk mencegah anak kedua ini masuk dan mengambil barang berharga."

"Hoi! Aku masuk kesana karena ajakan [Name]!" Manik Atsumu melirik ke arah [Name]. "Tapi memang benar juga pasti barang didalam sana bisa menghasilkan banyak uang, kan?"

Muncul perempatan kesal di kening Wakatoshi dan aura kematian menyelimuti dirinya. "Atsumu??!"

Atsumu terperanjat ketakutan. "Yikkess!!"

[Name] membuka maniknya. Ia masih berada di kamar. Dirasakannya tangan yang teramat perih.

"Mereka kemana?"

"Sudah terbangun, Nona? Masih sakit?"

Manik [Name] melirik ke sebelahnya, nampak Tadashi menemaninya sembari berdiri diujung ranjangnya.

[Name] bangkit. "Rasanya aku lelah sekali."

Tadashi menuangkan teh dalam cangkir. "Nona pingsan beberapa saat yang lalu."

"Huh?"

"Ya. Tooru sudah menceritakan semuanya. Apa Nona punya perjanjian dengannya?" Tanya Tadashi seraya menyodorkan cangkir teh pada [Name].

"Belum. Aku belum punya perjanjian dengannya."

Tadashi sedikit tercengang. "Eh? Bagaimana bisa?"

[Name] mengingat kembali apa yang terjadi dimalam sebelumnya. Ia teringat kalau Tetsuro membantunya dengan meminjamkan kekuatan penyihir untuk memanggil iblis.

"Tadashi? Yang lainnya kemana?"

"Ah, mereka sedang di ruang santai. Sepertinya Wakatoshi sedang memarahi mere–"

Belum sampai Tadashi selesai menjelaskan kondisi situasi saat ini, [Name] meletakkan cangkirnya pada nakas samping tempat tidurnya.

Ia bangkit dan berlari keluar kamar.

"N-Nona tunggu!"

.
.
.

[Name] mendorong kuat-kuat pintu ruang santai.

"Wakatoshi!!" Panggil [Name] seraya masuk.

Sontak mereka yang ada didalam sana menoleh kearah sumber suara.

[Name] terengah-engah. "Jangan hukum mereka, ya? Aku bisa jelaskan."

Wakatoshi menatap tajam [Name]. "Jelaskan sekarang!"

"Wakatoshi, jangan terlalu keras padanya." Ujar Daichi berusaha menenangkan Wakatoshi.

[Name] menjelaskan semuanya dari awal. ".... dan ya, semua ini terjadi karena keinginanku. Maaf aku terlalu egois."

"Kau tahu apa hukumanmu, bukan?" Tanya Wakatoshi mengintimidasi.

"A-aku tahu."

Wakatoshi tanpa sepatah kata yang terucap menghampiri [Name]. Ia mencengkeram pergelangan tangan [Name]. Dibawanya pergi gadis itu dari ruang santai.

[ON HOLD] 7 Deadly Kisses-Haikyuu!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang