Homesick

1.5K 320 22
                                    

Di dalam kamarnya, [Name] hanya memainkan ponsel yang diberikan oleh Wakatoshi. Ia bahkan sudah menyimoan kontak milik Tetsuroo dan 2 malaikat yang ia temui tadi.

Ia menjadi sangat akrab dengan Tetsuroo. Yap. Sebagai sesama manusia.

"Masih jam 6, masih tersisa satu jam lagi sebelum makan malam. Akupun belum begitu akrab dengan para iblis ini."

Ia mengutak atik ponselnya dan memutuskan untuk menghubungi rekan sesama manusianya.

"...."

"Yo! Ada apa [Name]?"

"A-ah bukan apa-apa. Aku hanya merasa tidak nyaman. Mau mengobrol denganku sebentar?"

"O-okay."

[Name] terdiam sesaat memikirkan bahan obrolan apa.

"Bagaimana keadaan Purgatory Hall?"

"Biasa saja menurutku. Lalu bagaimana denganmu? Apa yang membuatmu tak nyaman di House of Lamentation?"

[Name] menggaruk pipinya.

"Ahh itu.. aku merasa tak nyaman saja lagipula aku tidak akrab dengan para iblis ini. Terutama dengan Atsumu. Dia suka sekali semena-mena. Menjitak kepalakulah atau ini atau itu. Menyebalkan sekali harus bersamanya selama satu tahun."

"Haha.. kuatkan dirimu. Oh apakah kita bisa bertemu di taman tengah sekolah besok saat makan siang? Aku membawa beberapa camilan dari Human World. Mau coba?"

Mendengar camilan dari dunianya membuat [Name] sontak kegirangan.

"Tentu saja aku mau!! Ohh apakah kau punya ind*mie?"

Tetsuroo menjawab. "Aahh!! Mie yang dari Indonesia itu ya? Sepertinya aku membawanya."

Terdengar suara resleting koper dibuka disana. "Aku membawanya ada yang rebus dan goreng. Kenapa kau tanya itu? Kau suka ya?"

"Tentu saja aku suka. Aku kan orang Indonesia."

"Wuaahh!! Akan kubawakan beberapa untukmu besok. Kau pasti rindu rumah kan?"

Mendengar kata itu batin [Name] terasa sakit. Ia menjadi terdiam. Benar kata Tetsuroo, ia sangat merindukan rumahnya, Ibunya, teman tim nya. Ia sangaatt merindukan bola volinya.

"[Name]? Kau tidak apa-apa? Maaf."

[Name] tersentak mendengar ucapan Tetsuroo. "Ahh tidak. Tidak apa-apa."

"Sepertinya aku memang rindu rumah."

.


.
.

[Name] meleeati makan malamnya hanya dengan diam. Makanan yang disajikan pun dapat dikatakan makanan normal seperti makanan manusia.

Ia diam memikirkan kembali kata-kata Tetsuroo tadi.

"Apa ada yang membuatmu tak nyaman, [Name]?" Tanya Wakatoshi.

"...."

Keenam saudara itu saling berpandangan.

"[Name]?"

[Name] terkejut dengan seseorang memanggil namanya. "I-iya? Maaf aku tak mendengarnya."

Wakatoshi menghela nafasnya. "Apa ada yang menbuatmu tak nyaman disini?"

[Name] menggeleng. "Sejauh ini tidak."

"[Name], kau hanya makan sedikit dan tak terlihat bersemangat." Timpal Hajime.

[ON HOLD] 7 Deadly Kisses-Haikyuu!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang