Lady In The Portrait

1.3K 268 45
                                    

Setelah sehari istirahat dirumah dengan Kotaro yang menemaninya, [Name] sudah siap untuk kembali beraktivitas. Ia sudah membuat rencana hal apa yang akan ia lakukan.

Pertama, meminta maaf pada Wakatoshi. Kedua, bertemu dengan Lord Daichi untuk berterima kasih karena telah menyelamatkannya.

Nampak, para iblis bersaudara itu memenuhi meja makan. Manik [Name] menelisik.

"Wakatoshi belum turun, ya? Apa dia menghindariku?" Batin [Name].

Nampak Kotaro makan sarapannya dengan penuh semangat. Bahkan ia juga memberikan sebagian makannya pada [Name].

"Kau harus makan banyak." Ujar Hajime seraya mengambilkan buah untuk [Name].

"Thanks, Hajime."

Tooru mengamati [Name]. "Syalku memang cocok kau pakai, [Name]. Simpan saja. Kau makin cantik dengan itu."

[Name] meminta tolong pada Tooru untuk meminjamkan 1 syalnya untuk menutupi bekas cekikan Wakatoshi kemarin. Kerah seragam tidak cukup untuk menutupi lebam keunguan itu.

Tooru menyarankan untuk menutupinya dengan concealer, namun [Name] menolak karena kulit lehernya cukup sensitif.

[Name] mengangguk malu-malu. "Terima kasih."

Sesaat kemudian, sosok Wakatoshi muncul di meja makan.

"Setelah pulang sekolah nanti, usahakan jangan pergi kemana-mana. Tinggalkan kegiatan tambahan kalian. Kita akan memenuhi undangan Lord Daichi ke istana sore nanti." Jelas Wakatoshi tanpa menyapa terlebih dahulu.

"Sepertinya dia memang bersikap biasa saja." Batin [Name].

Tooru memgembungkan pipinya. "Ahhh! Kenapa mendadak sekali, aku kan sudah buat janji untuk perawatan ke salon."

"Batalkan dulu!" Ujar Wakatoshi tegas pada Tooru tanpa memandangnya sedikitpun sembari melahap sarapannya.

Sarapan pagi itu dilalui dengan percakapan seperti biasanya, hanya [Name] dan Kotaro yang masih terdiam.

Hingga saat yang lain selesai dan bersiap ke sekolah, Wakatoshi memanggil [Name].

"Berangkatlah kalian sebelum terlambat. Dan kau, [Name]. Temui aku dulu di ruang musik." Ujarnya.

"B-baiklah."

Atsumu, Tobio, dan Kotaro memandang [Name] khawatir.

"Apa perlu kutemani?" Bisik Tobio.

Manik Kotaro dari kejauhan memberi sinyal untuk tidak sendirian sembari mengangguk pelan.

"Tidak apa-apa. Aku bisa sendiri."

Diruang musik, Wakatoshi sudah menunggu. [Name] masih berdiri terdiam.

"A-Aku."

"Aku.."

Keduanya membuka percakapan secara bersamaan.

"Kau dulu, Wakatoshi." Ujar [Name].

Wakatoshi menghela nafasnya. "Maaf tentang kemarin. Aku benar-benar kehilangan kendali atas diriku sendiri."

[Name] tersenyum. "Aku juga minta maaf karena membawa masuk Shoyo kemari tanpa izinmu."

"Kotaro sudah menjelaskannya."

"Eh?"

Wakatoshi mengangguk. "Dia sudah mengatakan alasanmu membawa Shoyo masuk. Tak perlu dijelaskan lagi, [Name]. Ngomong-ngomong, apa masih terluka?"

"Ahh, tidak–"

"Jangan bohong, [Name]. Kau meminjam syal Tooru untuk menutupinya, bukan?"

Manik [Name] melirik kesamping. Wakatoshi berjalan menuju arah [Name].

[ON HOLD] 7 Deadly Kisses-Haikyuu!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang