S:2| The Royal Banquet pt. I

822 175 62
                                    

《Enjoy Your Read》

"Sebenarnya.." Daichi menghela napas dengan kesal. "Hal seperti ini terjadi minimal 4x seminggu selama 2 tahun tidurmu, [Name]."

[Name] mengangkat satu alisnya. "Sesering itu?"

Manik [e/c] gadis itu menatap 7 pria yang tengah berlutut dibawahnya. "Baru juga 3 hari kita berkumpul, sudah seperti ini. Ini masih ada aku, bagaimana saat aku kembali ke Human World untuk kuliah nanti?"

"Tapi ini kan memang sifat bawaan ka–" Wakatoshi protes.

"Hush!! Dinasehati berani protes. Siapa yang suruh kau bicara?"

"M-Maaf."

"Aku masih lapar." Ujar Koutaro pelan.

[Name] menatap Koutaro dengan sinis. "Tahan dulu 5 menit aku kuledakkan perutmu disini."

"Tapi kulitku lecet dan ponselku pecah." Protes Tooru.

"Kau bisa perawatan lagi dan untuk ponsel kau bisa minta pada sugar mommymu. Kau punya banyak kan?"

Untuk pertama kali mereka melihat galaknya seorang [Name]. Bahkan Daichi hanya diam dan menelan ludahnya sendiri.

"Ya ampun galaknya.. Dasar macan wanita." Gumam Daichi lirih sekali. Namun ia tersentak saat menyadari [Name] meliriknya dengan aura-aura kematian.

"Bilang apa tadi?"

"Bukan apa-apa!"

[Name] menghela napasnya perlahan. "Kalian ini, padahal beberapa hari lagi aku akan kembali ke Human World untuk kuliah dan tidak bertemu kalian beberapa tahun. Bukannya lebih mengakrabkan diri malah menjadi egois dan berkelahi karena permasalahan yang seharusnya tidak perlu dipermasalahkan. Dibesar-besarkan pula!"

"[Name] sudahlah, muka mereka sudah memelas begitu. Jangan marah-marah lagi, ya?"

"Kau itu sama saja memanjakan mereka, Daichi. Mereka yang bermasalah aku yang malu."

"Oh ayolah.. mereka seperti saudaraku sendiri. Aku juga ikut tanggung jawab membayar kerugian tadi." Daichi melepas dasinya dan mengacak rambutnya. "Kau akan ikut bersamaku malam ini."

[Name] mengangkat satu alisnya. "Huh?"

Daichi menarik lengan [Name] dan pamit dengan 7 Iblis Bersaudara yang masih bertekuk lutut di lantai ruang tengah House Of Lamentation itu.

"Wakatoshi, urus adik-adikmu. Aku akan mengamankan anak ini biar tidak marah-marah." Pamitnya.

.
.
.

Selama dua hari [Name] menemani Daichi mengurus berbagai dokumen di ruang kerjanya. Tidak, lebih tepatnya adalah,

"Kau mengajakku kemari karena kau memintaku untuk memilihkan tempat mana yang bagus? Haha.. tidak masuk akal."

Daichi melepaskan kacamatanya dan menatap [Name]. "Aku ingin membuat beach resort terbaik, [Name]. Tentu aku perlu pendapatmu."

"Meminta pendapatku? Tapi kan kau Rajanya."

"Dan kau calon Ratunya, Honey.."

Mendengar kalimat itu keluar dengan entengnya dari mulut Daichi membuat seluruh wajah [Name] menjadi semerah tomat. Gadis itu lantas menutup seluruh wajahnya dengan lembar dokumen yang ia pegang.

"Pak Tua Kampret! Damagenya emang gak kira-kira!" Gumam [Name].

Daichi iseng dan membuka wajah [Name] itu. "Aku tidak setua itu [Name]. Secara fisik aku seperti manusia 28 tahunan. Aku produktif dan segar bugar."

[ON HOLD] 7 Deadly Kisses-Haikyuu!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang