28. Membujuk

225 37 0
                                    

28. Membujuk

Setelah kejadian kemarin dimana mamahnya Suho menangis di rumah anaknya sendiri hanya untuk meminta maaf. Tapi, sayangnya dia malah diusir Suho.

Mamahnya Suho sempat menuju kamar Suho dan terus memohon-mohon supaya anaknya itu memaafkan kesalahan dirinya di masa lalu.

Hasilnya tidak ada. Lelaki itu tidak keluar sama sekali, mamahnya pun sebenarnya tidak ingin pergi sebelum Suho memaafkannya tapi Irene segera mengajaknya untuk pulang karena Irene yakin jika Suho butuh waktu dulu.

Dan sekarang wanita paruh baya itu tinggal bersama Irene untuk sementara.

Dari semalam ia terus menangis dan memohon pada Irene untuk membujuk Suho supaya memaafkan dirinya dan mau menemuinya.

pagi ini kedua mata wanita itu terlihat sangat sembab sekali.

"Bu, ini makan dulu ya. Pasti ibu lapar."

Irene datang membawakan semangkuk sup beserta nasinya. Ia tidak tega melihat keadaanya sekarang, penampilan mamahnya Suho sungguh acak-acakan.

"Terimakasih, nak."

Irene mengangguk sambil tersenyum. Apakah dirinya harus membantu membujuk Suho? Pasti rasanya canggung lagi nanti.

Wanita itu memakan sup sedikit demi sedikit.

"Maaf ya saya jadi merepotkanmu."

"Tidak apa."

Setelah selesai nenghabiskan sarapan paginya, wanita itu kembali bertanya pada Irene perihal semalam.

"Tolong bujuk Suho ya. Saya sangat mengharapkan kamu bisa membujuknya. Saya tidak tau harus minta tolong pada siapa." Wanita itu terus saja memohon sambil menggenggam tangan Irene.

Irene tidak tega melihat raut wajahnya yang penuh permohonan. Akhirnya Irene mengangguk menyetujuinya.

"Terimakasih, nak. Kamu telah membantu saya banyak." ucapnya lalu memeluk Irene dan mengusap rambut panjangnya.

****

Siang ini Irene telah berada di ruang tamu rumah Suho. Ia sedang menunggu lelaki itu keluar dari kamarnya.

Irene tidak menyangka bahwa mamahnya Suho dulunya itu berselingkuh dari om Yong Ha, dan yang paling mengejutkan jika selingkuhannya itu adalah paman Suho sendiri.

Memang wajar sih Suho marah, kecewa seperti ini. Tapi Irene yakin bahwa ada rasa rindu pada ibunya walau pun hanya sedikit.

"Ada apa, Irene?"

Suho duduk di sofa dengan dengan matanya yang terlihat merah. Apakah lelaki itu menangis juga semalaman? Atau bahkan mungkin dia tidak tidur?

"Aku mau membahas tentang ib--"

"Kalau kamu mau membahas wanita itu, mendingan tidak usah. Aku tidak mau mendengarnya."

"Kenapa?"

"Ini urusan keluargaku, Irene. Kamu tidak usah ikut campur."

Iya,Irene tau ini memang bukan urusannya sama sekali, tapi ia juga melakukan ini karena terpaksa.

"Aku juga melakukan ini karena terpaksa. Mamah kamu dari semalam terus memohon aku untuk membujuk kamu."

Suho membuang pandangannya lalu tangannya mengepal kuat. Mengapa wanita itu datang di saat papahnya sudah meninggal? Apakah wanita itu tidak berani meminta maaf langsung pada papahnya?

Yang lebih tersakiti itu papahnya, bukan dirinya. Suho hanya marah dan kecewa sedangkan papahnya itu sakit hati.

"Aku tau kamu pasti merindukannya bukan?"

"Sudah aku bilang, aku tidak mau membahas wanita itu."

"Tapi, Suho kan--"

"CUKUP IRENE." Suho membentak perempuan yang berada di depannya ini dan membuatnya tersentak kaget.

Irene paling tidak suka kalau dirinya dibentak. Ia menunduk menyembunyikan air matanya yang siap meluncur di pipinya.

Baiklah, sepertinya Irene tidak bisa melanjutkan ini. Irene pun segera berdiri lalu menguatkan dirinya supaya tidak menangis.

"Aku minta maaf." perempuan itu pun segera melangkah pergi.

Melihat Irene yang seperti itu rasanya sakit sekali bagi Suho. Ia masih ingin Irene berada di sini bersamanya, tapi bukan untuk membahas ini.

Suho sadar, dirinya salah tadi membentak Irene. Segeralah Suho menghampiri dan menghentikan langkah perempuan itu dengan memeluknya dari belakang.

"Irene, aku minta maaf. Maaf telah membentakmu." lirih Suho. Suho refleks memeluk perempuan ini, ia tidak ingin perempuan yang ia cintai malah membencinya.

Irene kaget sekali melihat perlakuan Suho padanya. Apa ini? Lelaki ini memeluknya sekarang?

"Aku sayang kamu, Irene."

Sungguh, rasanya jantung Irene seperti akan jatuh saja. Apa maksudnya ini?

"Lepaskan aku, Suho."

Suho yang tersadar pun segera melepaskan pelukannya dan merubah posisinya berhadapan dengan Irene.

"Maaf kan aku." lelaki itu menggenggam kecil kedua tangan Irene.

"Aku yang seharusnya minta maaf. Maaf telah mengganggu urusan keluargamu."

"Tapi aku tadi membentakmu, Irene." percayalah Suho tidak ingin perempuan ini malah menjauh darinya.

Irene hanya diam sambil menatap tangannya yang digenggam Suho.

Suho menarik nafas dalam-dalam, "Baiklah, aku akan mendengarkan penjelasan wanita itu. Dimana dia sekarang?"

Sebenarnya Suho mau bertemu dengan mamahnya bukan sepenuhnya karena Irene, tapi ia juga rindu pada sosok wanita yang telah lama pergi menjauh darinya.

"Di kost-an ku."

"Kita ke sana sekarang."

Dikit ya, segitu aja dulu.
Mau ngasih tau satu chapter lagi end.

Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang