7. Percaya?

300 42 11
                                    

🐰🐰🐰

7. Percaya

Pukul sebelas malam. Lelaki berhoodie itu masih belum pulang ke rumah nya setelah mengantarkan Irene. Dia sedang duduk di kursi panjang dekat trotoar. Menatap langit dan bintang-bintang yang gemerlap di atas sana dengan topi hitam nya yang menempel di kepala pria itu.

Sendiri. Di sini dirinya hanya sendiri, tidak ada orang lain. Jalanan yang sepi membuat pria itu kini melamun mengingat kembali nasib keluarga nya yang hancur.

Ya, kedua orangtua nya bercerai. Ibu nya pergi meninggalkan Suho saat ia berumur enam belas tahun. Padahal di saat-saat seperti itu dirinya sangat membutuhkan seorang ibu yang selalu mendampingi nya.

Alhasil, Suho hanya tinggal berdua dengan papah nya. Meskipun keluarga itu mempunyai banyak harta, tetapi itu semua tidak membuat mereka berdua bahagia.

Ibu nya berselingkuh dengan adik dari papah nya sendiri---paman nya Suho. Saat itu keduanya telah menjalin hubungan selama satu tahun. Papah nya merasa dikhianati, dan lebih parah nya lagi ibunya itu sedang mengandung anak dari paman nya sendiri. Papah nya Suho langsung menceraikan ibu nya saat itu juga.

Ada banyak cerita yang ingin Suho sampaikan kepada ibunya tersayang itu. Tetapi mungkin, tuhan tidak mengizinkan semua nya terjadi. Takdir memang kejam kepadanya.

Setelah sebelas tahun tidak bertemu, tidak ada komunikasi sekali pun, dirinya sangat merindukan sosok wanita yang telah melahirkan nya itu, yang entah dimana keberadaan nya sekarang. Sepertinya papah nya itu menyembunyikan keberadaan ibu nya.

Pria itu menunduk, setetes air mata pun meluncur-- membasahi pipi mulus milik pria itu. Tidak, Suho tidak boleh menangis. Buru-buru ia menghapus air mata dengan tangan kanan nya.

Saat hendak berdiri dari duduk nya, mata Suho menangkap perempuan yang sepertinya ia kenali sedang berjalan bersama seorang lelaki dengan tangan perempuan itu yang menempel di pinggang lelaki yang berjalan di samping nya. Lebih tepatnya perempuan itu sedang memeluk lelaki itu.

"Young Mi?" gumam Suho. Segera pria itu menghampiri keduanya. Suho berdiri di depan Young Mi dan lelaki di samping perempuan itu.

"Suho?" Young Mi kaget? Pastinya. Ia tidak mengira bahwa pria yang tadi duduk di kursi sana itu adalah Suho. Pasalnya wajah pria itu terhalang topi hitam ditambah cahaya lampu jalan yang remang-remang.

"Dia siapa?" tanya lelaki bertubuh tinggi di samping Young Mi. Dia menatap Suho dengan tatapan tak suka nya.

"Kamu yang siapa? Kenapa kalian berdua ada disini malam-malam begini?" tanya Suho dengan nada marah.

"Kita kan habis dari Kl---mmphh." belum sempat menyelesaikan ucapan nya, tangan Young Mi telah membekap mulut pria itu supaya tidak mengatakan yang sebenar nya. Matanya melotot dan kaki pria itu pun diinjak nya.

"Kita berdua habis dari Aaa... Apotik. Ya, Apotik. Oh iya ini... I--ini sepupuku, Suho." wanita itu berbohong? Iyalah. Sementara lelaki yang dibekapnya itu hanya bisa pasrah, tidak berusaha melepaskan bekapan Young Mi.

Suho percaya? Pastinya. Buktinya pria itu dengan mudah nya mengangguk percaya. Young Mi melepaskan tangannya dari mulut pria yang sebenar nya adalah kekasih Young Mi sendiri.

Lelaki itu tidak banyak bicara. Meskipun ia tidak suka dengan Suho, tetapi ia berusaha tidak menampilkan raut wajah tak suka nya. Ia tahu jika Suho ini kekasih yang selalu diporoti oleh Young Mi----kekasih nya sendiri.

"Kalian habis beli obat?"

"i--iya, Suho. Ki--kita habis beli obat." jawab wanita berlipstik merah itu.

Suho mengangkat sebelah alis nya ragu. Ia melihat tangan Irene maupun lelaki disamping nya itu kosong tidak membawa apa-apa. "Obat nya mana?"

Young Mi diam. Menatap lelaki yang lebih tinggi di samping nya. Seolah mengerti, lelaki itu bersuara, "Apotik nya sudah tutup."

Pantas saja jika Apotik sudah tutup, toh sekarang sudah hampir tengah malam. Tapi tunggu, untuk apa Young Mi membeli obat ke Apotik semalam ini? Setahu Suho, perempuan itu jarang keluar malam apalagi paling anti datang ke Apotik karena perempuan ini tidak menyukai obat.

Terlintas dipikiran Suho kemungkinan kekasih nya ini sedang sakit. Tapi, apakah dirinya harus ikut membeli obat bersama lelaki tinggi yang disebutnya sebagai sepupu perempuan itu? Daripada terus bertanya-tanya dalam hati, Suho pun akan bertanya dan memastikan nya secara langsung.

"Sayang. Kamu sakit?" pria itu menempelkan punggung tangan nya dikening Young Mi. Sementara itu, pandangan Young Mi beralih pada lelaki disamping nya yang juga meliriknya, lalu beralih lagi ke arah Suho.

Young Mi menggeleng membuat kening Suho berkerut dan alis nya menyatu. "Terus?"

Lelaki di samping Young Mi diam--tidak merespon. Sedangkan wajah Young Mi terlihat seperti sedang meminta bantuan pada lelaki yang kini memalingkan wajah nya.

Dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku hoodie, Suho masih setia menunggu jawaban dari wanita bermata coklat ini.

Young Mi terus melirik ke arah lelaki disamping nya. Kemungkinan pria itu juga tidak tahu harus menjawab apa. Di situasi seperti ini, otak pria itu malah tidak mau bekerja. Terpaksa Young Mi harus memikirkan nya sendiri.

Perempuan itu menggigit bibir bawah nya yang tebal, high heels yang dikenakan nya berhasil mengetuk-ngetuk trotoar.

Sebuah jawaban pun telah didapat kan nya, perempuan itu menarik napas nya panjang-panjang. Ia berusaha mengubah ekspresi wajah nya yang sempat menegang menjadi ekspresi biasa.

"Ibu ku sakit, Suho. Aa... Asma nya kambuh." pandai. Perempuan ini sangat pandai memang mencari jawaban. Sehingga membuat Suho melepaskan kedua tangan nya dari saku hoodie dan kini tangan nya sudah menempel dipundak Young Mi.

Suho tersenyum tipis. "Aku kira kamu berbohong." Young Mi sebenar nya kaget mendengar pernyataan Suho barusan, tapi ia masih bisa menutupi rasa kaget dengan senyum kikuk nya.

"Ma--mana mungkin lah aku ber---bohong." Entah Young Mi yang pandai menutupi kebohongan nya atau memang Suho yang bodoh dan terlalu mencintai wanita itu sehingga membuat dia lagi-lagi mengangguk percaya.

"Iya, aku tahu kamu tidak akan pernah berbohong padaku kan?"

Dalam hati Young Mi sedang tertawa, begitupun dengan lelaki yang masih berada disamping nya, dia tersenyum miring. Betapa bodoh nya Suho ini.

Young Mi mengangguk mantap dan tersenyum, kedua tangan wanita itu terangkat dan menyentuh kedua pipi mulus milik Suho. "Iya. Aku tidak akan pernah berbohong padamu, sayang."

Udah greget sama Young Mi gak?
Maaf ya update nya suka gak nentu
Next?

Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang