2. Surat Perjanjian

547 62 12
                                    

2. Surat perjanjian

"Sekarang. Kamu harus menjadi pacarku selama dua bulan. Besok malam. Kita berdua kencan." ucapnya final dan membuat perempuan berambut diikat itu berhasil melongo.

Irene mendorong kening pria itu menggunakan jari telunjuknya---berusaha menjauhkan wajah pria itu darinya supaya pandangan mereka berdua tidak terlalu dekat.

"Aku. Bukan wanita murahan! Lagipula, kamu ini datang dengan tiba-tiba dan setelahnya memaksa ku untuk menjadi pacarmu? Oh no!" Irene mengambil earphone nya yang Suho simpan di atas meja tadi, kemudian memasukkan nya kedalam tote bag berwarna merah.

Wanita itu berdiri dari duduknya dan hendak pergi meninggalkan Cafe ini. Tapi sebelum itu dia sempat melirik kearah lelaki yang masih duduk didepan nya. "kamu." tunjukknya tepat di depan wajah pria itu, "Segeralah bertaubat! Sebelum karma datang menghampirimu!"

Lelaki itu menatap Irene dengan tatapan sengitnya. Irene tidak memperdulikannya dan malah melangkahkan kaki keluar Cafe.

Diambang pintu Cafe, wanita itu sempat menoleh ke arah berlawanan, tempat dimana seorang Kim Suho duduk. Ia berdecih, "Dasar lelaki hidung belang!" gumamnya kesal.

Suho melirik pada Sehun dan Kai. Keduanya sedang tertawa puas. Sebelum kedua manusia itu mengadu pada papahnya, lebih baik Suho menyusul wanita tadi dan membujuknya supaya mau menjadi kekasih dia selama dua bulan.

Lelaki itu mengusap gusar wajahnya. Berjalan cepat kearah halaman Cafe berniat menghampiri wanita tadi. Yang dicari rupanya sedang menunggu taxi didepan Cafe. Untung saja dia belum pulang.

Tiba-tiba Irene merasa seperti ada yang mencekal tangannya erat. Dan benar saja, ada tangan kekar yang diyakini nya adalah tangan seorang lelaki. Saat mendongakkan kepalanya, Irene melotot melihat lelaki yang mencekalnya ini adalah seorang yang dikiranya adalah lelaki hidung belang.

Irene mencoba melepaskan cekalannya, tetapi hasilnya nihil, tenaga lelaki ini lebih kuat dibandingkan dengan tenaga yang Irene keluarkan.

"Apa maksudmu ini hah?!" bentak Irene yang sudah kehilangan kesabaran.

"Kamu harus menjadi pacarku selama dua bulan." Irene memutar bola mata jengah, "Mereka," tunjuk Suho pada Kai dan Sehun yang sedang memperhatikan nya dari dalam Cafe sana, "Memberikan dare padaku. Dan kamu tahu dare nya apa?" wanita didepannya masih mendengarkan ucapan Suho, "Aku harus berpacaran denganmu selama dua bulan. Berkencan dan bersikap seolah-olah kita berdua memiliki hubungan khusus. Padahal aku sudah mempunyai kekasih. Jika aku tidak melakukan dare ini, maka mereka akan mengadu pada papah ku tentang aku yang suka mabuk dan berjudi ini."

"Itu kan derita mu! Mengapa harus aku? Cari yang lain bisa bukan? Dare macam apa ini? Aneh!"

"Aku juga tidak mau. Tapi ini menyangkut diriku. Tolong. Kamu mau kan?" Irene menggeleng cepat. Meskipun ia tidak mempunyai seorang kekasih, tapi ia juga tidak ingin berpacaran dengan orang ini. Irene harap itu tidak akan terjadi.

"Tolong aku pliss." Suho terus memohon. "Hanya berpura-pura. Bagaimana?" lagi-lagi perempuan ini menggeleng.

"Ya sudah. Begini saja, aku akan memberikan mu uang sebesar lima puluh juta jika dirimu mau bekerjasama denganku. Bagaimana?" tawar Suho.

Iya. Saat ini Irene memang sedang membutuhkan sekali uang sebanyak itu untuk pengobatannya. Penyakit kanker usus besar yang dideritanya beberapa bulan yang lalu ini membuat dirinya diusir dari keluarganya sendiri dan dipecat dari pekerjaan sebelumnya yaitu seorang model majalah.

Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang