13. Sebenarnya

288 39 3
                                    

13. Sebenarnya

Setelah berpamitan keduanya yakni Suho dan Irene pun kini sedang berada di perjalanan pulang. Lelaki itu sedari tadi hanya fokus menyetir.

Keduanya tidak ada yang memulai pembicaraan. Entahlah, setelah kejadian yang membuat irene shock itu Suho tidak berbicara atau bertanya lagi pada dirinya.

Sebenernya ada yang ingin Suho tanyakan pada Irene, tapi ia tidak tau harus memulai nya dari mana, ia merasa agak canggung.

Saat di lampu merah mobil Suho pun berhenti, ia menatap Irene beberapa detik tetapi perempuan itu tidak menyadari nya di karenakan ia sibuk memandang langit yang penuh bintang.

Suho melajukan kembali mobil nya. Terdengar suara ringisan dari orang yang duduk di sebelah nya, dia sedang meremas remas perut nya seperti menahan sakit.

Suho panik melihat wajah Irene yang juga pucat, lelaki itu seketika memberhentikan mobil nya di pinggir jalan lalu menanyakan keadaan Irene.

"Rene? Kamu kenapa?"

"Sa--sakitttt," perempuan itu mengerang kesakitan.

"Sa--sakit? Sakit apa?"

"Aku gak kuattt, Suho."

Dan ucapan itu membuat Suho semakin panik. Penyakit Irene kembali kambuh, biasa nya ia akan pusing saja, tetapi kali ini tidak.

Suho yang memang sedari awal tidak percaya jika Irene ini berpenyakitan pun tidak tau harus melakukan apa.

"Kamu sakit apa?"

"Suho cepattt antarkan aku pulang !"

Baiklah, Suho segera menancapkan gas . Oke, Suho mulai mengerti, sepertinya Irene mempunyai penyakit maag dan ingin makan supaya maag nya tidak kambuh lagi.

"Kamu mau makan Ren? Supaya maag kamu--"

"Ahhh." Irene merasa perut nya bertambah sakit.

"I--Irene kamu kenapa sih?"

"Sakitttt," Irene sudah tidak tau harus bagaimana lagi, ia kesakitan, perut nya sangat sakit.

Tiba-tiba saja sebelah tangan Suho mengusap setetes keringat di kening Irene. Suho berusaha menenangkan perempuan itu.

"Irene, aku tidak tau kau ini kenapa?"

"Aku sakittt Suho, aku sudah bilang kalau aku sakitttt."

Oh tidak. Suho baru menyadari jawaban Irene tadi saat papah nya bertanya. Apa benar perempuan ini mempunyai penyakit kanker usus besar? Apa selama ini Irene tidak berbohong tentang oenyakit nya itu? Apa tadi juga ia tidak berakting?

"Ka--kamu kanker?" tanya Suho sembari menyetir tetapi mata nya melihat Irene sesekali.

Irene mengangguk lemah dan bersandar pasrah pada kursi mobil. Ia sudah tidak bertenaga lagi.

Suho tidak menyangka, ternyata selama ini yang di ucapkan irene itu memang benar, dan perempuan itu menerima tawaran uang itu juga apakah untuk menjalankan pengobatan nya?

"Ki--kita ke rumah sakit saja bagaimana?" tawar Suho karena ia tidak tega.

Irene menggeleng lemah, bukannya apa tetapi ia tidak ingin merepotkan Suho. Ia hanya butuh istirahat saja.

"Why?"

"Kamu tidak punya uang? Tenang aku yang bayar, kan papah sudah mengembalikan fasilitas ku termasuk kartu kredit dan uang lainnya."

Irene tidak menjawab, perempuan itu memejamkan mata nya, rambut nya acak acakan dan kening nya dipenuhi keringat.

Sudahlah, Suho akan membawa nya ke rumah sakit terdekat di sini.

Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang