15. Cemburu?

308 33 4
                                    

15. Cemburu?

"Suho?"

Lelaki bertubuh atletis itu hanya diam di tempat, tidak melangkah maju mendekati Irene dan Sehun. Mata elangnya terus menatap tangan Sehun yang masih memegang tangan Irene. Ada rasa sakit yang muncul secara tiba-tiba yang membuat dirinya mematung di sana.

Sehun yang menyadari itu dan dengan perlahan melepaskan pegangannya lalu berdiri dan berkata, "Suho aku bisa jelaskan ini semua."

"Tidak perlu." lelaki itu berjalan mendekati mereka berdua dengan senyum tipisnya. Sudahlah, lupakan rasa sakit yang tadi timbul itu.

"Kau marah?"

"Tidak. Untuk apa aku marah padamu?"

"Irene kan kekasihmu?"

"Aku percaya padamu."

Sehun hanya mengangguk lalu pamit untuk pulang duluan, ia tidak ingin mengganggu Suho dan Irene. Lelaki itu keluar dari ruangan dan saat membuka pintu dia sempat kaget melihat Kai yang sedang menempelkan telinganya di pintu, lebih tepatnya dia seperti orang yang sedang menguping.

"Kai?"

Sontak lelaki itu kaget dan langsung salah tingkah. "Eh, Sehun."

"Kamu menguping?"

"Tidak."

Sebenernya Kai itu tadi melihat Suho yang mematung diambang pintu ruangan dari kejauhan, tentu saja Kai merasa heran mengapa pria itu tidak langsung masuk begitu membuka pintu? Seperti ada yang aneh.

Oleh sebab itu, Kai pun tidak berani menghampiri Suho karena feelingnya tadi tidak enak. Setelah Suho masuk dan menutup pintu ia pun langsung mendekat ke ruangan dan memang benar di dalam sepertinya sedang terjadi sesuatu.

Baiklah, karena niat Kai itu baik tidak ingin merusak suasana alhasil ia memutuskan untuk diam di depan pintu dan menempelkan telinganya di sana. Bagaimana? Baik sekali bukan Kai ini?

"Ada masalah apa?" memang ya, lelaki satu ini suka kepo tingkat akut.

"Darimana kamu tau ada masalah?"

"Kan tadi aku mend--" ups, Kai hampir keceplosan.

"Kamu menguping kan?"

Lelaki itu hanya menyengir kuda. Mau berbohong lagi pun percuma. "Ada masalah apa?"

"Hanya salah paham," Sehun menjawab dengan wajah datarnya sedangkan Kai hanya mengangguk percaya.

Eh, tapi sebentar, Kai percaya? Oh tidak-tidak, ia akan mengurungkan rasa percaya nya tadi. "Kau bohong kan?"

"Tidak." jawab Sehun enteng. "Sudahlah daripada memikirkan hal yang tidak penting, mending kita minum bagaimana? Biarkan Suho dan Irene berduaan di dalam sana."

"Boleh." kedunya pun pergi menunggalkan Rumah sakit.

****

Sementara di dalam ruangan tercipta suasana yang canggung. Tidak ada yang memulai pembicaraan, Suho duduk di kursi sebelah Irene dan Irene pun hanya berbaring lemah dan matanya terus melihat ke arah yang tak tentu.

Beberapa detik kemudian lelaki itu bertanya pada Irene, "Kabarmu bagaimana?"

"Mendingan," Irene tak berani menatap mata Suho. Entahlah, ia masih kesal saat Kai memberitahukan jika Suho sedang bersama Young Mi tadi. Huh, apakah Irene cemburu? Apa Irene memang sudah ada rasa pada Suho?

Tapi, jika itu benar adanya, Irene akan segera mengubur dalam-dalam rasa itu, ia sadar diri. Lagipula Suho sudah menjadi milik orang lain.

Hening kembali.

Datanglah seorang perawat memberitahukan supaya segera menyelesaikan administrasi Irene. Suho pun pamit untuk mengurusnya dan meninggalkan Irene sendiri.

****

Beberapa minggu kemudian setelah menjalani operasi, kini Irene bisa menjalani aktivitasnya kembali.

Dua minggu lagi perjanjian dia dengan Suho akan segera selesai, begitupun dengan surat perjanjian yang Kai dan Sehun buat itu. Artinya, dia dan Suho tidak akan ada hubungan apa-apa lagi. Ralat, maksudnya hubungan abal-abal nya.

Hari ini Irene, Suho, Kai dan Sehun akan pergi ke pantai. Sebenarnya Irene sangat malas untuk bepergian, tapi ia ingat akan kontrak nya dengan Suho, ia kan masih harus tetap berakting di depan Kai dan Sehun.

Ide itu muncul dari Sehun kemarin malam. Katanya Sehun sudah lama tidak berselancar santai di pantai, awalnya Sehun hanya mengajak Kai saja, tapi lelaki itu akhirnya malah mengajak Suho dan Irene. Dan sialnya Sehun pun setuju.

Tin.. Tin..

Ya, itu adalah suara klakson mobil Suho. Irene pun segera keluar, ia hanya membawa tas selempang kecil yang isinya hanya handphone, dompet dan obat saja. Ia tidak berniat untuk mandi di pantai nanti.

Saat ia akan masuk ke dalam mobil tiba-tiba keseimbangan Irene hilang, untung saja ia segera berpegangan pada pintu mobil.

Suho refleks memegang tangan Irene dan membawanya masuk kedalam mobil. Kai dan Sehun duduk di depan, pria berwajah hitam manis itu mengambil alih stir. Sedangkan Suho duduk di belakang.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Suho baik-baik.

Irene tidak menjawab, perempuan itu malah membuka tas kecil lalu mengeluarkan satu tablet obat berwarna putih dan ia segera memakannya.

Suho mengerti, itu adalah obat untuk penyakit nya Irene. Mungkin tadi ia mengalami gejalanya sampai seperti itu.

"Irene kenapa?" tanya Sehun yang penasaran dan menoleh ke belakang.

"Kambuh. Kai jalan, tapi sebelum ke pantai kita ke apartemen Young Mi dulu, dia mau ikut."

Oh tidak, apa yang terjadi dengan hati Irene? Mengapa mendengar nama Young Mi membuat hati Irene sakit? Apakah memang dia benar-benar telah jatuh cinta pada Suho?

Dari novel yang pernah Irene baca, jika ada seseorang yang seperti ini itu artinya dia sedang cemburu, dan cemburu itu tandanya cinta.

Ya Ampun, mana Irene sedang sakit kepala ditambah ia cemburu dengan apa yang barusan ia dengar itu.

"Cih, ini kan acara kita ber-empat. Wanita ular itu pasti mau menghancurkan acara kita saja, nanti dia malah bermesraan bersama mu Suho." cerocos Kai.

"Dia kan masih menjadi pacarku, Kai. Jadi aku harus mengajaknya juga. Biar adil."

Kai dan Sehun rasanya sudah tidak mood untuk pergi ke pantai. Tapi, jika dia tidak jadi pergi ia tidak enak hati dengan Irene, masa mereka yang merencanakan mereka juga yang membatalkan. Tapi jika dilanjutkan juga pasti perempuan ular itu akan menghancurkan acaranya.

Membingungkan.

Ah, ya sudahlah terserah nanti saja. Sekarang ia tidak boleh membatalkan rencananya dan mau tidak mau dia juga akan menjemput wanita ular itu sekarang.

Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang