29. Takdir Yang Kejam (END)

577 26 3
                                    


29. Takdir yang kejam

Setelah kemarin bertemu dan mendengarkan penjelasan mamahnya, akhirnya kini Suho luluh dan memaafkan wanita itu.

Mengingat dirinya juga sekarang hidup sendirian, pasti rasa kesepian akan menyelimuti. Ya walaupun ia bisa saja mengajak Kai dan Sehun untuk tinggal bersama di rumah besar ini tapi, rasanya akan berbeda.

Ia butuh kasih sayang dari sosok yang telah melahirkan dirinya. Kini, sosok itu sudah kembali padanya.

Dia sedang mempersiapkan makanan untuk sarapan.

"Sudah siap. Silahkan dimakan pangeran kecilku."

Suho tersenyum simpul. Sudah beberapa tahun lamanya ia tidak bertemu dengan sosok ini, membuat Suho menjadi canggung.

"Mau mamah ambilin gak nasinya?"

Suho menggeleng kecil, "Tidak usah, mah."

Wanita itu menghela nafasnya, padahal ia ingin sekali mengambilkan nasi dan lauk pauk untuk anaknya.

"Kamu jangan canggung gitu dong, nak. Ini mamah kamu loh, bukan Irene."

Suho mengangkat sebelah alisnya, "Kok bawa-bawa Irene sih."

Wanita paruh baya itu segera mengambilkan nasi dan lauk pauk untuk Suho lalu memberikannya pada Suho.

"Mamah tau kamu itu suka kan sama Irene?"

Sial, Suho jadi salah tingkah. Darimana mamahnya tau tentang ini?

"Siapa bilang?"

"Rahasia."

Suho memutarkan bola matanya malas. Wanita di sebelahnya tersenyum puas melihat tingkah anaknya yang kini sudah kembali dan memaafkannya menjadi salah tingkah.

Anaknya itu memilih untuk memakan sarapan paginya. Tapi, baru dua suap ia makan tiba-tiba mamahnya menghentikan kegiatan makannya.

"Tunggu dulu."

Suho menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya kenapa mamahnya menghentikan kegiatannya.

"Tunggu sebentar, mamah ada kejutan buat kamu."

Suho melihat mamahnya yang hendak pergi ke dapur. Suho senang sekarang, sosok yang Suho tunggu selama ini akhirnya kembali.

Wanita itu kembali menghampiri Suho lalu memberikan sendok dan garpu bergambar batman. Suho jadi teringat waktu ia kecil dulu.

"Apaan sih, Mah."

"Ini. Sebelum mamah tinggalin kamu, dulu kamu pengen banget kan sendok sama garpu karakter ini."

Tak disangka, ternyata mamahnya masih ingat ini. Padahal itu sudah beberapa tahun yang lalu.

Suho tertawa renyah. "Itu dulu, sekarang Suho udah gede Mah."

"Ya gak apa-apa dong. Kan mamah cuman mau menuhin permintaan kamu walaupun terlambat banget."

"Ya tapi kan mah--"

"Udah, ini pakai saja. Gak apa-apa, gak usah malu."

Suho mengambilnya dan langsung menggunakan sendok dan garpu itu. Mamahnya senang sekali melihat pangeran kecilnya ini bisa akrab lagi dengannya.

Andai waktu itu dia tidak tergoda oleh pamannya Suho, mungkin hari-harinya akan bahagia bersama Suho.

****

Siang ini Irene disuruh mamah Suho untuk datang ke rumahnya. Sebenarnya Irene merasa tidak enak hati datang kesana. Ya walaupun ini diundang tapi tetap saja ia belum siap bertemu lagi dengan Suho setelah lelaki itu mengatakan jika dirinya menyayanginya.

Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang