24. Canggung

198 34 1
                                    

24. Canggung

Irene masih belum sadar dari pingsannya. Sehun juga masih setia menunggu perempuan itu di sofa sambil memainkan handphonenya. Sudah satu jam lebih ia duduk dan bermain game supaya tidak bosan.

Melihat Irene berbaring lemah dengan rambut yang agak berantakan dan juga kening yang penuh keringat dingin membuat lelaki itu berjalan mendekatinya.

Dengan telaten lelaki itu mengusap keringat Irene dengan tisu yang ia ambil di meja dekat sofa.

Irene memang cantik, anaknya baik, dan juga tidak matre. Hal itu lah yang membuat Sehun jatuh cinta pada perempuan ini.

Sebenarnya sejak awal melihat Irene, Sehun telah jatuh hati. Tapi ternyata ia tidak bisa menyatakan cintanya dan berakhir ia pendam.

Suho. Lelaki itu, sahabatnya sendiri lah yang beruntung memiliki Irene. Dari awal, Sehun merasa kasihan pada Irene karena harus terlibat dalam sebuah perjanjian konyol, tapi bukan tanpa alasan, itu juga demi kebaikan sahabatnya, Suho.

Sudahlah, Sehun juga sebenarnya tidak ingin dan tidak ada niatan lagi untuk menyatakan cintanya pada Irene. Biarlah, toh ia juga sudah mulai belajar move on.

Sehun juga tahu kalau Suho sudah jatuh cinta pada Irene. Dan itu membuat dirinya semakin yakin jika Suho akan menyatakan perasaannya dan memilih bersama Irene lalu meninggalkan Young Mi, perempuan bermuka dua itu.

Lelaki dibalik pintu ruangan Irene hanya bisa tersenyum kecut melihat ketelatenan Sehun dalam menjaga Irene.

Niat untuk menjenguk perempuan itu pun ia urungkan, memilih pergi dan kembali ke ruangan papahnya.

Tanpa sengaja, Sehun melihat punggung Suho yang semakin kesini semakin tak terlihat. Ia yakin jika lelaki itu adalah Suho, ia mengenalnya.

"Kenapa Suho tidak menjenguk Irene? Padahalkan bagaimana pun juga Irene ini pacarnya." gumam Sehun.

Ponselnya berdering dan menampilkan sebuah panggilan dari Mamahnya.

"Halo Mah, kenapa?"

"kamu dimana, Hun?"

"Kenapa emang? Ada apa Mah?"

"ini, anak teman Mamah sudah datang. Kamu cepat pulang ya."

"Oke Mah."

Sambungan terputus. Lelaki itu mengusap rambutnya ke belakang dan membuang nafasnya kasar.

"Apa aku harus mencoba mencintai dia?"

Ya. Kedua orang tua Sehun berencana menjodohkan putranya dengan putri sahabat dekat Mamahnya.

Sehun sudah pernah bertemu dengan perempuan itu. Dia itu polos, tingkahnya seperti anak kecil dan cerewet. Sedangkan Sehun? Sikapnya berkebalikan, dia selalu dingin pada perempuan itu.

Sehun memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Ia menitipkan Irene pada suster di sini. Ia bergegas pergi ke parkiran.

Suho yang sedang menikmati makanan kantin Rumah sakit itu melihat Sehun keluar dan pergi meninggalkan Rumah sakit.

"Sehun." gumam Suho. "Apa Irene sudah sadar?"

Daripada penasaran, Suho memutuskan untuk melihat ke ruangan perempuan itu. Jujur selama ink ia sangat khawatir, namun ia tidak berani masuk untuk menjenguk perempuan itu. Ia hanya bisa melihat dari balik pintu.

Sesampainya di ruang rawat, ternyata Irene masih belum sadarkan diri. Dengan sedikit keberanian yang ia miliki dan juga untuk mengobati rasa khawatir sekaligus rasa rindunya, lelaki itu berjalan lalu mendorong pintu ruangan.

Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang