12. Jujur

267 38 2
                                    

12. Jujur

"Aku... Penyakitan, om." Irene harus jujur, biarlah nanti bagaimana, karena dia memang harus jujur untuk hal ini.

Sontak semua yang ada di sana pun terkejut mendengar pengakuan sekaligus jawaban dari wanita ini. Kai dan Sehun yang memang tidak tahu banyak tentang Irene hanya bisa diam dan merasa kasihan.

Yong Ha mengerti akan hal ini. Tetapi, apakah Suho benar-benar menerima wanita penyakitan seperti Irene ini? Apa dia bisa menerima kekurangan nya?

Sehun dan Kai menatap Irene dengan tatapan prihatin nya. Semenjak ia terakhir bersuara, wanita itu hanya menunduk dan sepertinya juga dia sedang menahan air mata nya yang sebentar lagi akan meluncur.

Entahlah, Irene selalu seperti ini jika ada yang bertanya tentang kekurangannya, lebih tepat nya penyakit yang diderita nya. Ia selalu terbawa perasaan, ia selalu berpikiran bahwa dirinya itu adalah orang yang lemah.

"Jika boleh tau, apa penyakit mu itu?"

Irene mendongakkan kepala nya ke atas, berusaha untuk tidak membuat air mata nya terjatuh. Ia menarik nafas nya pelan lalu kemudian tersenyum tipis.

"Kank---"

"Ehem," belum sempat Irene menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba seseorang datang, siapa lagi jika bukan Suho.

"Duduk." titah Yong Ha saat anak lelaki nya itu datang.

"Maaf Irene, apa penyakit mu?"

"Kanker usus besar, om."

Suho yang memang sedari tadi tidak ada di sini pun mengerutkan dahi nya, ia tidak mengerti arah pembicaraan ini.

"Siapa yang mempunyai penyakit kanker usus besar?" tanya Suho terheran-heran. Dia kan memang tidak percaya jika Irene itu mempunyai penyakit.

Yong Ha kini menatap Suho bingung. Bagaimana anak nya ini, bukan kah dia pacar Irene? Seharusnya dia tahu tentang ini bukan?

Kai dan Sehun yangemang tidak tahu sama sekali tentang kesepkatan Suho dan Irene itu ikut menatap Suho dan pikiran mereka pun malah menjadi tidak jelas.

"Kamu tidak tahu? Dia kan pacar mu? Kamu tidak tahu kekurangannya hm?"

Oh iya, Suho hampir saja lupa jika ia dan Irene harus menjalankan perannya. Tapi, apa benar Irene ini penyakitan? Atau jangan-jangan ini semua merupakan akting perempuan itu?

Tapi, ya sudah lah, ia akan memainkan peran nya kali ini dengan sempurna. Suho akan mengikuti arah main Irene.

"Oh... Ohh Suho tahu lah Pah. Suho tahu kekurangan Irene."

"Yakin?"

Suho mengangguk mantap supaya semua nya percaya. Kemudian ia menoleh pada wanita di samping nya yang hanya diam tanpa ekspresi. Supaya akting berjalan dengan mulus, tangan Suho pun terulur untuk mengangkat dagu Irene.

"Senyum dong Ren," pinta nya.

Dasar modus!

Oke. Karena keduanya paham situasi, Irene pun tersenyum manis.

"Kamu benar-benar mencintai Irene kan, Suho?" tanya Yong Ha. Setelah beberapa menit yang lalu, Yong Ha jadi kurang percaya jika Suho benar-benar mencintai dan menerima kekurangan Irene.

Sebenarnya Yong Ha merasa bersalah jika Irene tidak dicintai oleh Suho. Pasalnya wanita itu pasti akan sakit berkali lipat. Dia sudah ditinggalkan oleh keluarga nya, mempunyai penyakit, dan tidak dicintai oleh lelaki yg ia cintai.

Yong menjadi kasihan dengan nasib Irene. Perempuan itu mempunyai penyakit yang sama dengan almarhum istrinya, yaitu ibu nya Suho.

Yong Ha akan pastikan jika Irene akan menajdi menantu nya jika perempuan itu mempunyai sikap yang baik dan merupakan calon menantu idaman nya. Meskipun Irene ini bukan dari keluarga terpandang.

"Iyaa, Papah Yong Ha."

"Buktikan pada Papah sekarang."

Baiklah, Suho akan membuktikan nya. Ia akn mengeluarkan bakat akting nya yang sudah profesional ini.

"Irene, i love you."

Deg

Apa apaan itu? Hanya berkata i love you saja, Suho sudah bisa membuat jantung Irene berdebar. Oh tidak , jangan sampai Irene benar-benar jatuh cinta pada lelaki ini. Tidak, ia tidak mau itu terjadi.

"Hanya itu? Suho, cinta tidak bisa diucapkan dengan kata-kata saja, tapi harus dengan perlakuan."

Maksudnya apa coba? Perlakuan? Irene semakin bingung dengan semua nya. Apa Suho akan bersikap romantis atau semacamnya pada Irene? Jika iya... Matilah Irene.

Kai yang duduk nya berhadapan dengan Suho pun mulai mengkode dengan menyatukan kedua tangan yang masing-masing di kerucutkan, lebih tepat nya ia sedang mengkode Suho supaya mengecup atau mencium perempuan itu.

Suho yang langsung paham pun mengerutkan dahi nya. Apa apaan Kai ini? Dasar cowok mesum! Sialan!

Apa aku benar-benar harus melakukan nya?

Baiklah, semua harus berjalan dengan lancar demi menyelesaikan ini semua. Ia menyesali permainan ToD itu, ia geram pada Kai dan Sehun.

Lelaki itu hanya bisa menyumpah serapahi dua sahabat laknat nya yang kini sedang tersenyum senyum dan mengangkat kedua alis nya. Menyebalkan!

"Baik, Suho akan melakukan nya di depan Papah sekarang juga."

Suho meraih dagu putih milik Irene dan keterkejutan pun muncul di wajah perempuan itu.

"Melakukan ap--"

Suho menempelkan bibir nya pada bibir Irene, membuat perempuan itu menahan nafas nya. Keterlaluan lelaki ini. Baru saja Suho akan menajuhkan bibir nya, tetapi ia tidak bisa, seeprti ada sebuah magnet yang menariknya kembali pada bibir perempuan ini.

Sungguh, rasa nya nyaman sekali bagi Suho. Ia pernah bebrapa kali berciuman dengan Young Mi tapi rasa nya tidak senyaman ini. Padahal kali ini ia hanya menempelkan nya saja, tidak lebih. Tetapi entahlah, dia nyaman.

Bagaimana dengan keadaan Irene? Perempuan itu shock pastinya. Dengan berani lelaki ini mengambil first kiss nya. Tapi, mengapa Irene tidak merasa keberatan sekali dengan semua ini. Arggh, pasti Irene sudah gila.

Setelah beberapa detik kemudian Suho menjauhkan bibir nya dari bibir perempuan itu. Untuk menghilangkan rasa canggung, lelaki ini berdehm singkat.

"Bagaimana?" tanya nya so polos.

Yong Ha hanya menggelengkan kepala nya, tidak mengerti dengan jalan pikiran Suho. Padahalkan maksud dia bukan berciuman.

"Suho benar-benar melakukan nya, Kai." bisik Sehun.

"Rencana, berhasil kawan."

Laknat memang mereka berdua ini.

Mood nulis sedang baik dan ide pun sedang lancar

Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang