Sekar tak habis pikir dengan ide aneh bin ajaib yang disampaikan Dharma saat makan malam. Menjodohkan dirinya dengan Angga? Itu suatu hal yang mustahil. Ia merasa hidupnya sudah sangat tenang sejak Angga lulus dari SMA. Namun, tiba-tiba Angga harus menjadi suaminya? Itu artinya, Sekar akan terjebak dengan orang yang ia benci seumur hidup.
Nggak!! Itu nggak boleh terjadi!
Saat membuka buku pelajaran sejarah tentang kerajaan Medang, mata Sekar menumbuk pada nama 'Airlangga'. Ingatannya kemudian terlempar pada masa Sekar SMA di saat Angga menjadi kakak kelasnya.
***
Istirahat kedua ini, Sekar sudah berada di lorong belakang ruang ekskul yang jarang dilalui siswa. Sekar berjalan mondar-mandir, sambil mempermainkan kuku jemarinya saat menunggu Naru, teman sekelasnya. Berulang kali ia melongok ke kanan dan ke kiri, sambil menggigit bibir tak tenang. Jantungnya berdetak kencang, kala memandang sepucuk surat yang ada di tangan. Ia sudah memutuskan untuk menyatakan perasaannya pada lelaki yang menjadi idola di SMA Bintang Timoer.
Lima menit berikutnya, Naru datang dengan napas tersengal. Peluhnya membasahi wajah tirus yang berahang tegas. Mata yang dalam membuat lidah Sekar kaku dan menjadi gagu.
"Ada apa?" tanya Naru mengelap keringat di dahi. Dalam perjalanan menuju ke ruang ekskul, ia dipanggil guru komputer untuk membicarakan olimpiade yang akan berlangsung beberapa saat lagi.
"Ehm, ini ...." Kata-kata Sekar yang bergetar menggantung di udara. Jantungnya bergemuruh seolah ingin mendobrak rongga dada.
"Apaan? Cepet! Aku harus kembali ke ruang komputer lagi. Aku hanya pamit ke Pak Dwi mau ke belakang."
Sekar terkesiap. Ia tergagap. "Ah ya. Ini ...." Sekar mengulurkan surat dalam amplop pink.
Naru mengernyitkan alis. Ia menyugar rambut hitam lebatnya. "Apa ini?"
Tenggorokan Sekar tercekik. Masa iya Naru tidak tahu ini adalah surat cinta? "Aku suka kamu ...."
Naru mengerjap. Ia menggosok telinganya meyakinkan pendengarannya. "Nggak salah?"
Sekar menjawab dengan gelengan. "Aku suka kamu sejak awal MOS."
Naru terkekeh. "Sorry, Kar. Aku hanya menganggap kamu sebagai teman. Lagian cewek macem kamu ... bukan tipeku."
Dada Sekar seperti ditumbuk palu. Penolakan Naru membuat hatinya teriris sembilu. Bukan tipe Naru? Apa Sekar kurang cantik? Apa karena kulitnya yang sedikit gelap membuat Naru enggan?
"Eh, udah, ya? Aku ditunggu Pak Dwi." Naru berlalu begitu saja meninggalkan Sekar yang termangu seorang diri.
Sekar tak bisa berkata-kata. Ucapan Naru membuat hati Sekar patah berkeping-keping. Lorong gedung sekolah itu tiba-tiba terasa kelam dan panjang. Namun, yang membuat Sekar bertambah membeku saat wajah tengil Angga keluar dari ruang UKS di sebelah ruang ekskul. Angga hanya memberikan senyuman yang terlihat menyebalkan dan seolah mengejek Sekar.
"Ditolak Naru? Berani bener kamu nembak dia?" komentar Angga.
Sekar memberikan lirikan tajam. Hatinya yang terluka seperti disiram garam.
"Ngaca dong! Kamu itu nggak level sama cowok macam itu—"
Telinga Sekar terasa panas seketika. Wajahnya memerah, dan rahangnya mengerat. Matanya kini berkaca-kaca saat menatap Angga yang berdiri pongah di depan. "Aku benci Mas Angga!"
Setelah berkata itu, Sekar berlari meninggalkan Angga yang masih memaku pandang pada punggungnya yang menjauh.
Lidah Angga seolah mengandung belati, yang selalu bisa menghujam hati Sekar setiap saat bila berdekatan dengan lelaki itu. Namun, Sekar tak bisa melawan. Ia seperti tak berdaya bila berhadapan dengan Angga. Angga yang pintar dan termasuk golongan siswa tampan, mempunyai banyak penggemar. Bila Sekar membalas perbuatan Angga, bukan hanya Angga yang akan mengganggunya, tetapi juga penggemarnya yang justru akan membalaskan dendam Angga.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Whole New World (Completed)
Ficção Histórica~Daftar Pendek Wattys 2021~ Sekar, guru sejarah yang tomboy, menolak perjodohan dengan Angga, seorang residen Anestesi, yang selalu menjadi kakak kelasnya dari TK-SMA. "Walau cowok di dunia ini tinggal Mas Angga, Sekar nggak akan memilih dia jadi su...