🐈‍⬛Epilog🐈‍⬛

2.6K 245 61
                                    

Sesuai janjiku, ada epilog. Selamat membaca😍

💕💕💕

Untuk kedua kalinya Sekar didandani menjadi pengantin wanita bagi Erlangga. Bila di masa lalu, Sekar tertekan dengan pernikahan ini, maka sekarang hari pernikahan ini sangat ditunggu olehnya.

Namun, keluarga Dharma yang hanya memiliki satu perempuan, tidak memilih pernikahan nyentana dalam adat Bali, di mana Angga ikut dalam keluarga Sekar, tinggal di rumah istrinya, dan semua keturunannya menjadi milik pihak keluarga istri.

Sekar tidak ingin menjadi putrika di mana seorang perempuan diubah haknya sebagai laki-laki untuk menjadi hak waris di keluarganya. Sekar ingin menjadi rusuk Angga yang akan bergandengan dengan tulang punggung yang akan mengokohkan pernikahan mereka.

Setelah melakukan berbagai rangkai adat sebelumnya, mulai dari Mesedek, di mana orang tua Angga datang untuk meminang Sekar, acara dilanjutkan dengan acara Medewasa Ayu, di mana para orangtua menentukan hari pernikahan.

Menjelang hari H, dilaksanakan upacara Ngekeb di mana Sekar dimandikan dan dicuci rambutnya. Raga Sekar dioleskan lulur dari campuran daun merak, bunga kenanga, kunyit, dan beras pada sore hari. Setelah itu Sekar diminta menanti mempelai pria di kamar pengantin dengan kain kuning tipis yang menutupi dari ujung kepala hingga ujung kaki. Setelah Angga menjemputnya dengan upacara Ngungkab lawang, maka prosesi adat pun dilanjutkan keesokannya. 

Ritual terakhir dilaksanakan menjelang siang hari. Mereka duduk di belakang pendeta yang menggetarkan lonceng kecil. Lantunan doa-doa keluar dari mulut sang pendeta yang komat-kamit, berharap agar sang pengantin boleh mencecap kebahagiaan dan memperoleh kekuatan dalam mengarungi bahtera kehidupan.

Selesai rangkaian upacara adat menurut agama Hindu, resepsi dilaksanakan pada hari selanjutnya di sebuah hotel berbintang di pusat kota, Solo. Tamu yang diundang tak hanya keluarga kedua belah pihak keluarga, tetapi juga sahabat Angga dan Sekar.

***
Sekar kini sudah membalut dirinya dengan gaun pengantin sederhana tapi menonjolkan keanggunannya. Rambut panjangnya ditata dengan model low bun dan dihiasi oleh bunga putih yang kontras dengan rambut legamnya dan senada dengan gaunnya. Dengan digandeng oleh Dharma, Sekar berjalan anggun menuju pelaminan.

Sedangkan Angga memgenakan setelan jas yang menguarkan pesona seorang mempelai pria. Dia sudah menanti pengantin wanitanya dengan senyum yang terukir di wajah. Mata yang sering melempar pandangan jahil itu berkaca-kaca saat mendapati keanggunan gadis yang selalu ada di hatinya sejak ia masih kecil hingga sekarang. 

Siapa sangka Angga bisa mendapatkan Sekar? Selama ini ia selalu menganggap Sekar membencinya dan memutuskan untuk mundur. Namun, peristiwa kecelakaan itu mengubah segalanya.

Begitu Sekar dan papanya sampai di depan pelaminan, Dharma menerima mikrofon dan dengan mata yang memerah. Dia menghela napas panjang sebelum memasrahkan Sekar pada Angga.

"Mas Angga, Papa titipkan putri Papa yang paling Papa cintai. Lelaki pertama yang menggendong, mencium, dan merengkuhnya adalah Papa. Kini, Papa memasrahkan buah hati Papa kepadamu." Dharma mendongakkan kepala sejenak untuk menahan  air mata. 

Sekar yang juga berusaha menahan air mata, menepuk punggung sang papa. 

Dharma menerima tisu dari salah satu petugas Wedding Organizer dan kemudian berdeham sebelum melanjutkan ucapannya. "Cintai dia dengan sepenuh hatimu, dan rengkuhlah dia sepanjang usia hidup kalian. Hingga maut memisahkan. Jagalah dia  seperti Papa menjaganya. Cintailah dia dalam sehat dan sakit, untung dan malang. Apa kamu sanggup, Satria Erlangga?"

Dengan anggukan mantap, Angga menjawab, "Saya sanggup, Pa. Saya akan mencintai putri Papa, karena Sekar adalah cinta pertama dan terakhir saya."

Kini dua lelaki yang menjadi cinta pertama dalam hidup Sekar, dan cinta terakhir dalam hidupnya, saling berpelukan erat. Dada Sekar begitu menghangat. Rasa bahagia membuncah dalam batinnya.

***

Usai resepsi dilangsungkan, Angga dan Sekar mendapat bonus menginap di hotel tersebut. Tentu saja, Angga sepertinya tidak sabar ingin mengekspresikan rasa cinta yang selama ini dia pendam.

Begitu masuk ke kamar pengantin mereka, Angga lalu menarik Sekar dalam rengkuhannya. Aroma feminin yang menguar dari raga Sekar, perlahan menyentil naluri alami yang selama ini terpendam. 

"Akhirnya bisa halal pelukin kamu. Lebih empuk dan berisi." Angga mengecup leher Sekar.

Raut wajah Sekar yang  terlihat tegang, justru membuat tegang bagian tubuh Angga yang tersembunyi. 

"Geli, Mas." Kepala Sekar bergerak ke kanan dan ke kiri. Bulu kuduknya berdiri saat merasakan sensasi basah, dan gigitan kecil yang merambatkan  gelenyar di tulang belakangnya.

Angga tidak mengindahkan protes Sekar, dia menarik dagu gadis itu untuk mendaratkan bibirnya di bibir bergincu merah muda itu.

Namun, Sekar mendorong wajah Angga, hingga lelaki itu mengernyit. 

"Ada apa?" Nada Angga terburu-buru. Padahal tak ada yang mengejarnya seperti sewaktu pernikahan di Medang.

"Sebelum ketika menyatukan hati dan raga, aku pengin Mas janji." Sekar berbalik lalu mengalungkan lengannya di leher Angga hingga tubuhnya membungkuk.

"Janji apa?" Satu alis Angga terangkat.

"Janji, nggak ada selir di antara kita seperti Airlangga Kahuripan." Mata Sekar memicing tajam.

Angga terkekeh. "Kamu cemburu, Istriku?"

Dengkusan kasar yang menjawab pertanyaan retoris Angga. 

"Dengar, Sekar. Sudah lama kamu menjadi permaisuri di hati. Namamu sudah terpatri dan tak akan terganti." Angga menyibak anak rambut di pipi Sekar ke belakang telinga. 

Mata Sekar berkaca mendengar jawaban Angga. Pandangan teduh dan suara yang dalam itu membuat batinnya seolah diliputi bunga-bunga. 

Angga yang sudah tak sabar kini menyambar bibir Sekar dan memberikan lumatan yang memabukkan bagi keduanya. Dia lalu menggiring gadis itu ke peraduan mereka. Tubuh Sekar yang masih memakai gaun itu kini ambruk di ranjang dan dikungkung oleh lelaki kekar yang akan membawanya merasakan kenikmatan surga dunia.

"Kamu siap berpetualang, Sekar?" 

Alis kiri Angga terangkat dengan senyuman miring yang melelehkan hati Sekar.

Anggukan Sekar akhirnya dibalas dengan kecupan di dahi sebelum Angga menjelajah lekuk tubuh yang akan menjadi candu baginya. "Aku akan membawamu ke dunia baru. Di mana kamu akan terbang dan melayang menjadi seorang wanita sepenuhnya."

Ya, Angga dan Sekar pada akhirnya mengarungi dunia baru bersama-sama dengan biduk kahuripan yang akan dinahkodai Satria Erlangga dengan Sekar Galuh sebagai pendampingnya yang sepadan.

The end

💕Dee_ane💕


  

A Whole New World (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang