Warning!Cerita ini beralur maju mundur. Perhatikan tanda (***) sebagai alur mundur atau cerita masa lalu saat Mark dan Haechan masih kuliah.
Happy Reading...
Mark melempar ponselnya yang terus berdering dengan ekspresi datar, menatap sosok Lucas yang berdiri dihadapannya dengan tatapan penuh rasa bersalah. Ketika melihat sahabatnya itu berjalan mendekat dengan bibir yang mulai terbuka, Mark menyela dengan cepat.
"Keluarlah..."
"Tapi, Mark-ah..."
"Keluarlah, Wong Xuxi." Balas Mark dingin.
Namun di sisi lain, Lucas masih berusaha untuk mengucapkan sesuatu. "Kau tahu alasan ku berbohong, bukan? Kenapa kau keras kepala seperti ini?"
"Bukan berarti aku harus menerima kebohongan mu, huh? Apa yang sebenarnya kalian pikirkan? Apa yang penting dari kisah cinta dua pria bodoh sampai kau harus berhenti bekerja di bidang seni dan... Membantu Yuta Hyung? Hah, alasan konyol macam apa hingga aku percaya begitu saja."
Mark sudah akan beranjak, namun Lucas dengan cepat berlari dan menahan lengannya. "Baiklah, kau boleh kecewa pada ku. Tapi, angkat telepon Jeno sekarang juga. Dia tidak tahu apapun dan berhentilah membuatnya khawatir."
Mark melepaskan pegangan Lucas dengan kasar, yang mana hampir membuat pria berkulit tan itu limbung. "Aku tahu dengan sifat adik ku, dan kalian berdua jelas merencanakannya. Apakah pertemuan ku dan Haechan juga rencana kalian? Apa kau sungguh bekerja di perusahaan Yuta Hyung yang merupakan anak cabang dari perusahaan Johnny hanya untuk mencari tahu si brengsek, Lee Haechan?"
"Aku benar-benar tidak percaya ini." Dia jengah, namun Lucas dengan cepat kembali menahan lengannya.
"Kau belum mendengarkan penjelasan ku tentang ini. Berhentilah bersikap kekanakan dan dengarkan semuanya dengan tenang."
Mark malah mendecih. "Bukankah kau melihat semuanya? Melihat awal kekacauan hidup ku sampai aku bisa berdiri seperti sekarang ini? Aku sudah melupakan Haechan dan kau merencanakan hal yang tidak-"
"KAU TIDAK PERNAH MELUPAKANNYA DAN AKU TAHU ITU, BRENGSEK!!"
Akhirnya Lucas pun meledak, berteriak keras yang mampu membuat Mark termundur kaget.
"Aku melihat semuanya dan mendapati kenyataan bahwa kau tidak pernah melupakan Haechan Sunbae. Itulah mengapa kami merencanakan ini semua." Ujar Lucas menekankan.
"Mencoba bersikap tidak peduli, bersikap dingin dan tegar? Woah, Mark Lee. Sejak kapan kau berakting dengan sangat baik? Padahal setiap malam kau masih menyebut nama Haechan Sunbae bahakan dalam mimpi. Apa kau sebegitu putus asanya?"
"Kalau kau memang sudah bisa melupakannya, perlihatkan lah dan berhenti membuat kami semua merasa bersalah."
Mark terdiam, merasa amat sangat terpukul akan ucapan Lucas yang tidak pernah ia sangka akan pria itu ungkapkan langsung di depan wajahnya.
"Hah... Kau tidak bisa berkata-kata, bukan?" dengus Lucas melihat Mark dengan pandangan meremehkan.
"Selama ini aku dan Jeno memang mencari tahu keberadaaan Haechan Sunbae tepat dua tahun lalu saat melihat mu tetap bersikap sama bahkan ketika tengah wajib militer. Dan aku tidak pernah tahu hal itu berujung dengan bertemunya kembali aku dan Ten Sunbae."
KAMU SEDANG MEMBACA
For Your Life [MARKHYUCK]
Fantasy"Apa mau mu, Mark Lee? Bukankah aku sudah membuat keputusan dengan jelas?!" Haechan membentak, merasa frustasi terhadap sikap Mark yang terlampau santai. "Aku adalah pria yang kejam, apa yang kau ingin dari pria seperti ku, hah? Apa sulitnya berhen...