Warning!
Cerita ini beralur maju mundur. Perhatikan tanda (***) sebagai alur mundur atau cerita masa lalu saat Mark dan Haechan masih kuliah.
. walau hanya sedikit, skip beberapa bagian di bawah apabila kurang nyaman terhadap penggambaran hubungan intim, tidak akan menguba alur walau tidak di baca sekalipun.Terima kasih atas pengertiannya...
Happy Reading!
Haechan mengerjap-ngerjapkan matanya perlahan sesaat cahaya matahari menembus seolah berniat membangunkan dirinnya yang tertidur pulas menghadap jendela. Matanya yang coklat indah mencoba untuk mengenali keadaan sekitar, namun kapasitas lebar mata tersebut langsung membesar sesaat kejadian indah yang sempat terjadi beberapa saat lalu mampir di pikiran Haechan."Mark Lee...?!" hanya nama itu yang dapat Haechan panggil dalam keadaan seperti ini. Dia hampir panic karena merasa bahwa apa yang terjadi bisa saja hanyalah mimpi belaka. Namun saat Haechan bergerak, punggungnya membentur sesuatu dan pelukan erat terasa melingkar di sekitar tubuhnya. Sedikit ragu, Haechan pun berbalik dan langsung menghembuskan nafas lega saat melihat Mark berada di sana, menutup mata dengan wajah polos yang amat tenang, tertidur pulas seperti bayi kecil.
"Aku pikir kau yang melamar ku hanyalah mimp- Oh?!" Haechan tiba-tiba menghentikan ucapannya dan terhenyak seketika setelah menyadari bahwa sosok Mark yang berada tepat di hadapannya tertidur tanpa terbalut pakaian apapun. Dengan itu, dia pun refleks melihat dirinya sendiri dan sangat terkejut ketika mendapati pakaian tidak juga membalut tubuh tan-nya. Jangan katakan mereka berdua...
"Oh Tuhan... Kami benar-benar melakukannya setelah pengakuan itu! bagaimana ini...?!" Haechan berteriak namun dengan suara yang teredam karena dia segera menutup mukanya dengan selimut putih yang memang menutupi tubuh bagian bawah mereka berdua. Sedikit demi sedikit, Haechan mengintip dan tidak bisa menahan diri untuk tidak memerah ketika melihat dada bidang Mark yang terekspos bebas di hadapan matanya, terutama tangan kekarnya yang menggoda.
Ini pertama kalinya setelah hampir enam tahun ia tidak melakukan hubungan intim lagi. Haechan merasa bodoh karena bisa-bisanya melupakan apa yang terjadi semalam selepas Mark melamar dirinya dan membawa mereka masuk ke dalam salah satu kamar hotel untuk beristirahat.
"Maaf, aku begitu bahagia sampai tidur terlampau nyenyak dan melupakan beberapa hal. Tapi sekarang aku sudah mengingat apa yang terjadi malam in-" Haechan tidak mampu melanjutkan ucapannya karena merasa malu luar biasa.
Ingatan tentang malam pertamanya (anggaplah seperti itu) bersama Mark tiba-tiba memenuhi otak Haechan yang sempat membeku akibat menerima kejutan yang datang bertubi-tubi. "Aku mencintai mu, sungguh." Bahkan kalimat itu pun terdengar sangat memalukan setelah hubungan mereka akhirnya kembali terjalin secara resmi.
"Hei, tampan... Apa kau benar Mark Lee kekasih dan tunangan dari Lee Haechan?" Haechan bergidik atas ucapannya sendiri dan segera menyempatkan diri untuk masuk ke dalam pelukan Mark, menyembunyikan wajahnya yang memanas di dada ternyaman itu tanpa menyadari kekehan dalam diam Mark setelah mendengar pria kecilnya menggumamkan hal konyol di pagi hari karena masih tidak mempercayai keadaan.
Ngomong-ngomong, Mark sebenarnya terbangun sejak Haechan mulai bergerak-gerak di atas kasur dengan kasar. Kenyataan bahwa pria kecilnya itu belum sepenuhnya bisa tertidur dengan sendirinya membuat Mark mulai membiasakan diri untuk bangun pada gerakan sekecil apapun dan memastikan agar Haechan tidak kesepian saat terbangun tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
For Your Life [MARKHYUCK]
Fantasía"Apa mau mu, Mark Lee? Bukankah aku sudah membuat keputusan dengan jelas?!" Haechan membentak, merasa frustasi terhadap sikap Mark yang terlampau santai. "Aku adalah pria yang kejam, apa yang kau ingin dari pria seperti ku, hah? Apa sulitnya berhen...