Warning!
Cerita ini beralur maju mundur.
Perhatikan tanda (***) sebagai alur mundur atau
Cerita masa lalu saat Mark dan Haechan masih kuliah.
Enjoy!
Melangkah memasuki apartemennya setelah mengantar sang sahabat, Lucas pulang. Pria tampan dengan kulit putih yang tentu saja adalah Mark Lee itu segera menghempaskan diri di atas sofa, tanpa sadar menghela nafas dan segera memejamkan mata sesaat rasa lelah memasuki tubuhnya seketika.Banyak hal yang ia lakukan dalam satu hari ini dan besok Mark akan kembali melakukan aktivitas normalnya yang jauh lebih berat. Dan tiba-tiba perasaan sedih karena tidak akan bisa melihat apalagi bertemu dengan Haechan sesering mungkin membuatnya semakin patah semangat, apalagi sejak semalam pun dia belum juga bertemu atau menghubungi pria manisnya.
Mencoba menjadi pria yang lebih perhatian mengingat Haechan tengah menghabiskan waktu bahagia bersama kedua sahabatnya. Mark benar-benar memejamkan mata walau jam masih menunjukkan pukul delapan malam, berniat untuk mengistirahatkan tubuhnya sebentar sampai suara dering ponsel yang nyaring menyentak dirinya yang hampir tertidur.
"Oh Tuhan." Dia meringis, mengambil ponselnya di saku jaket dengan malas untuk melihat siapa gerangan yang menelpon. Namun saat melihat kontak nama pria tercintanya tertera di layar, Mark segera menggeser dial jawab seolah tidak berniat membiarkan Haechan menunggu sedetik lebih lama sekalipun. Senyumnya merekah dan dia siap untuk menyapa. "Halo Bear –"
"Markie...! Tolong selamatkan aku dari para Hyena mengerikan ini–"
Mengatupkan bibir karena potongan tersebut, Mark dengan cepat menjauhkan ponselnya hanya untuk memastikan bahwa orang yang baru saja menelpon benar seorang Lee Haechan, tunangan manisnya. Menemukan bahwa tidak ada yang salah dengan nama kontak begitu pun suara sang penelpon. Mark kembali mendekatkan posel tersebut di telinga walau guratan bingung tidak bisa ia hindari.
"Hei, sayang... Ada apa? Kau baik-baik saja?" nadanya berubah khawatir, dan teriakan Haechan yang tiba-tiba semakin membuat Mark tidak nyaman di tempatnya berbaring. Dia bahkan sudah bersiap untuk bangkit dan lari menemui pria kecilnya dimana pun ia berada kalau saja suara familiar Ten tidak segera mengambil alih panggilan mereka.
"Tidak ada yang salah, Mark-ah... aku hanya memukulnya sekali, sungguh."
Huh?
"Dia bohong...! Ten Hyung memukul dan terus memarahi ku. Ini bahkan tidak sekali atau dua kali. Jadi tolong aku, Mark-ah... aku benar-benar dalam bahaya." Tiba-tiba Haechan kembali mengambil alih panggilan.
"Ya! Aku hanya bertanya mengenai solusi yang kau maksud. Apa sulitnya untuk mengatakan? Aku bahkan menceritakan semua yang terjadi saat berlibur ke pulau Jeju bersama Johnny." Ten menyahut seolah tidak berniat untuk menyerah.
Dan Haechan kembali membalas tak ingin kalah. "Tapi aku juga sudah menceritakan semua yang terjadi di Canada. Kita impas, jadi berhenti memaksa ku untuk mengatakan hal yang tidak ingin aku ungkapkan." Oke! Mark merasa terabaikan dan runtutan suara Haechan juga Ten yang saling bertumbuk setelahnya nyaris membuat ia berteriak karena muak. Sejujurnya itu membuat kau merasa pusing saat mendengar dua suara terlampau keras saling bersahutan tanpa kendali.
"Hyung..." Mark tahu kenapa dia harus memanggil nama Ten terlebih dulu alih-alih nama tunangannya. Dan saat balasan tak juga ia dapat, Mark tanpa sadar benar-benar berteriak marah, meminta mereka untuk segera diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
For Your Life [MARKHYUCK]
Fantasi"Apa mau mu, Mark Lee? Bukankah aku sudah membuat keputusan dengan jelas?!" Haechan membentak, merasa frustasi terhadap sikap Mark yang terlampau santai. "Aku adalah pria yang kejam, apa yang kau ingin dari pria seperti ku, hah? Apa sulitnya berhen...