Warning!
Cerita ini beralur maju mundur. Perhatikan tanda (***)sebagai alur mundur atau ceritamasa lalu saat Mark dan Haechan masih kuliah.
Happy Reading...
***
Sudah lebih dari tiga hari Mark termenung, memikirkan apa yang harus ia lakukan selanjutnya ketika mendengar bahwa Haechan memiliki banyak rumor yang mengelilingi mulai dari kepribadiannya, masalah keluarga, bahkan hingga orientasi seksual.Sesungguhnya sangatlah tidak sopan apabila kau menyimpulkan kehidupan seseorang hanya karena rumor tidak mendasar yang kalian dengar. Hanya saja Mark merasa aneh dan bingung karena dalam satu hari, dia mendapat dua pernyataan bertolak belakang dari Hendery maupun dari pihak Haechan itu sendiri.
"Dia gay..."
"Aku bukan gay..."
Kenapa dua kalimat itu mampir secara bersamaan? Kenapa pula waktunya sangat tepat?
Jika dipikirkan, dalam kasus ini akan sangat wajar jika meyakini apa yang tersangka katakana secara langsung. Namun selama tiga hari belakangan, Mark menemukan bukti yang membuatnya semakin ragu. Nyatanya Johnny dan Haechan selalu bersama dan- Mark tidak tahu kenapa dia merasa tidak nyaman karenanya. Benarkah Haechan menyukai pria itu?
Ugh...
"Mark-ah..."
Dengan enggan, Mark menoleh. Mendapati sosok Lucas yang berdiri dengan kedua tangan penuh makanan. "Kau tidak berniat makan siang?" pria itu menawarkan, duduk dengan nyaman tepat dihadapan Mark dan menyodorkan roti cream yang ia beli.
"Ah... Jiwa ku sangat tertekan karena harus mempresentasikan bidang yang tidak ku kuasai. Kenapa pula anak seni harus membuat teknologi ilmiah?"
Lucas mulai mengeluh dan Mark hanya diam setelah melempar balik roti cream yang sahabatnya tawarkan.
"Aku selalu berpikir bahwa tugas kelompok merupakan hal paling tidak berkemanusiaan di dalam dunia perkuliahan. Bagaimana bisa mereka tetap diam hanya karena tidak ahli dalam bidang tersebut dan membiarkan aku dan Xiaojun mengerjakan semuanya?"
"Maksud ku, aku tidak peduli mereka berniat membantu atau tidak, hanya saja kenapa mereka harus memaksa untuk tetap di cantumkan dalam nama tugas?"
"Bukankah itu tidak adil? Ahh... Mark-ahh..." Lucas langsung mendesah. Menyadari bahwa sejak ia memulai celotehan, sahabatnya ini tidak menaruh perhatian sama sekali padanya. Seolah ada hal lain yang mengganggu pikirannya.
"Hei, berengsek..." Lucas pun melempar bungkus makanan tepat mengenai wajah Mark yang langsung pria itu ambil ketika bungkus makanan tersebut akhirnya mendarat di lantai kantin.
Woah, benar-benar... Temannya ini memang mencintai lingkungan?
"Berikanlah sedikit perhatian padaku, kenapa kau jahat sekali, huh?" dia melambaikan tangan namun usahanya dengan segera gagal. Jadi, setelah menghela nafas dalam, Lucas pun akhirnya bertanya dengan nada yang jauh lebih serius.
"Apa yang kau pikiran? Haechan Sunbae?"
Tubuh Mark bergerak dan Lucas ingin sekali meninju sahabatnya ini. Bagaimana bisa dia langsung bereaksi ketika ia menyebutkan nama seniornya? Uh, harga diri Lucas sebagai sahabat sejak kecil benar-benar tercoreng.
KAMU SEDANG MEMBACA
For Your Life [MARKHYUCK]
Fantasy"Apa mau mu, Mark Lee? Bukankah aku sudah membuat keputusan dengan jelas?!" Haechan membentak, merasa frustasi terhadap sikap Mark yang terlampau santai. "Aku adalah pria yang kejam, apa yang kau ingin dari pria seperti ku, hah? Apa sulitnya berhen...