Warning!
Cerita ini beralur maju mundur. Perhatikan tanda (***) sebagai alur mundur atau cerita masa lalu saat Mark dan Haechan masih kuliah.
Happy Reading...
***
Mark keluar dari kamarnya dengan penampilan yang kurang menyenangkan untuk di lihat. Nyatanya, hari ini datang seperti hari-hari sebelumnya. Mengabaikan fakta bahwa perasaan Mark hancur berkeping-keping, semuanya terlewati begitu saja tanpa adanya perubahan berarti.Mungkin disini hanya Mark yang merasa ter-khianati.
"Siang, Hyung." Suara familiar adik satu-satunya terdengar dan Mark dengan segan menjawab.dia masuk ke dapur hanya untuk mengambil minuman dari dalam kulkas, berniat untuk keluar sebelum suara Jeno terdengar kembali untuk bertanya.
"Ada apa dengan mu, Hyung? Aku akan menganggapnya wajar karena bisa saja kau kelelahan karena acara kemarin, tapi wajah mu-" Jeno memiringkan kepalanya, menatap prihatin wajah sang kakak yang terlihat menyedihkan terutama matanya yang sayu, seolah habis menangis.
"Dimana Daddy?" mengabaikan pertanyaan sang adik, Mark balik bertanya. Memilih untuk minum di depan adiknya.
Wajah Jeno mengkerut, namun ia tetap menjawab. "Bekerja, tentu saja. dan utnuk Mommy, dia mengurus sesuatu dengan tetangga. Kalau ka penasaran." Mark hanya mengangguk, untuk kedua kalinya berniat keluar dari dapur sebelum suara Jeno kembali menghentikannya.
"Kau tidak kuliah?"
"Aku akan pergi sekarang." Balasnya singkat.
Sejujurnya, Jeno memang kesal. Namun rasa khawatirnya mengalahkan kekesalan itu. "Hei, bodoh. Kau belum sarapan ataupun makan siang." Dia pun bangkit.
"Ingin aku menghangatkan makanan? Atau kau ingin bubur? sepertinya kondisi mu kurang baik, Hyung."
Dengan senyuman kecil Mark menolak. "Tidak perlu, Jeno. Aku harus segera pergi. Jaga rumah, okay?" dan akhirnya sosok Mark menghilang dari ddalam dapur sekaligus dari rumah. Sepeninggal kakaknya, Jeno pun mengambil ponsel dan dengan segera menghubungi Lucas.
Ada yang salah dengan Hyungnya hari ini.
"Makanlah, Jeno mengatakan kalau kau belum sarapan ataupun makan siang." Lucas menyodorkan paket lengkap makanan untuk sahabatnya setelah mereka menyelesaikan satu kelas di siang itu. matanya yang tertuju pada Mark sempat mengernyit karena perilaku tidak biasa sahabatnya itu. Namun daripada menanyakannya langsung, Lucas memilih untuk memberikan waktu bagi Mark untuk memperbaiki kondisinya terlebih dahulu."Thanks, Luke. Tapi aku tidak lapar." Mark mendorong pelan makanan di hadapannya yang membuahkan hembusan nafas berat dari pihak Lucas. Menyerah, Lucas pun akhirnya memilih diam dan memperhatikan Mark yang mulai mengecek ponselnya beberapa kali dengan ekspresi datar.
Astagaaa.... Lucas benar-benar penasaran.
"Luke..."
Dengan cepat Lucas menoleh, dia bahkan tidak pernah menoleh secepat ini saat Mark memanggilnya. Dalam hati sedikit bersemangat karena inikah waktunya? Setelah beberapa menit saling terdiam di depan makanan, apakah Mark akan mulai bercerita padanya?
"Hmm, kenapa?" tanyanya dengan suara yang sebisa mungkin terdengar biasa.
"Hari ini, apa kau melihat Haechan di sekitar gedung B?"
Err, Haechan? Walau bingung, Lucas tetap menjawab, "Sayangnya tidak. Aku bahkan tidak melihatnya bersama Ten Sunbae saat berpapasan dengannya sebelum kelas barusan." Dia pun melirik Mark yang langsung menghela nafas dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
For Your Life [MARKHYUCK]
Fantasy"Apa mau mu, Mark Lee? Bukankah aku sudah membuat keputusan dengan jelas?!" Haechan membentak, merasa frustasi terhadap sikap Mark yang terlampau santai. "Aku adalah pria yang kejam, apa yang kau ingin dari pria seperti ku, hah? Apa sulitnya berhen...